Ini yang Harus Diketahui tentang Serangan dan Henti Jantung, Bisa Terjadi saat Olahraga Keras
Jakarta –
Belum lama ini, dunia lari trail dikejutkan dengan meninggalnya dua peserta Siksorogo Lawu Ultra, yaitu Pujo Buntoro (55) dan Sigit Joko Purnomo (45), saat mengikuti kategori 15 km pada Minggu (7/12/2025). Kejadian tragis ini terjadi di dua lokasi berbeda: Bukit Mitis kilometer 12 dan Bukit Cemoro Wayang kilometer 8. Dari keterangan yang beredar, penyebab kematiannya disebut sebagai serangan jantung. Namun, penting untuk dicatat bahwa kondisi ini berbeda dengan henti jantung, meskipun secara awam sering disamakan.
Menurut dr Andhika Raspati, SpKO, seorang dokter spesialis kedokteran olahraga, serangan jantung dan henti jantung adalah dua keadaan yang berbeda. Serangan jantung terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah jantung, sedangkan henti jantung bisa dipicu oleh berbagai faktor, salah satunya adalah serangan jantung itu sendiri. Dalam henti jantung, penderitanya langsung kolaps, pingsan, bahkan bisa meninggal seketika.
Gejala khas serangan jantung meliputi nyeri dada yang terasa seperti ditekan atau tertimpa benda berat, keringat dingin, mual, bahkan muntah. Namun, jantung masih berdetak. Jika tidak segera ditangani, serangan jantung berisiko berkembang menjadi henti jantung. Tapi tidak semua henti jantung dimulai dari serangan jantung. Henti jantung juga bisa terjadi karena gangguan irama jantung yang tidak teratur atau konslet, tanpa didahului oleh serangan jantung.
Ciri khas nyeri dada akibat jantung adalah rasa sakit yang menyebar, bukan hanya terasa tajam di satu titik. Rasa tidak nyaman ini bisa menjalar ke bahu, tangan, leher, hingga punggung. Berbeda dengan nyeri dada karena sebab lain yang cenderung terlokalisasi.
Waktu menjadi faktor krusial dalam menangani kedua kondisi ini. Pada serangan jantung, pasien masih memiliki peluang selamat jika segera mendapatkan pertolongan, misalnya dengan segera dibawa ke unit gawat darurat. Namun, pada henti jantung, waktu sangat sempit. Jika ada orang di sekitar yang bisa melakukan resusitasi jantung paru (CPR), peluang hidup bisa meningkat. Bahkan, menurut dr Andhika, waktu yang tersedia untuk menolong penderita henti jantung hanya sekitar 3 menit.
Data Riset Terbaru
Studi dari American Heart Association (2024) menunjukkan bahwa 70% kasus henti jantung mendadak terjadi di luar rumah sakit, dan hanya 10% pasien yang bertahan hidup. Namun, angka ini bisa naik hingga 30% jika CPR diberikan segera oleh orang terdekat. Selain itu, penelitian di European Heart Journal (2023) mengungkap bahwa risiko serangan jantung meningkat 50% selama aktivitas fisik intensitas tinggi pada individu dengan faktor risiko kardiovaskular yang tidak terkontrol.
Studi Kasus
Pada 2024, seorang pelari amatir berusia 48 tahun di Bandung mengalami henti jantung saat mengikuti maraton. Beruntung, relawan medis di lokasi segera memberikan CPR dan menggunakan alat defibrillator otomatis (AED). Nyawanya berhasil diselamatkan karena penanganan cepat ini. Kasus ini menegaskan pentingnya kesiapan petugas medis dan ketersediaan AED di acara olahraga massal.
Infografis: Perbedaan Utama Serangan dan Henti Jantung
- Serangan Jantung: Penyebab = Penyumbatan pembuluh darah. Gejala = Nyeri dada menyebar, keringat dingin, mual. Jantung = Masih berdetak. Penanganan = Segera ke rumah sakit.
- Henti Jantung: Penyebab = Irregularitas irama jantung, bisa dipicu serangan jantung. Gejala = Kolaps mendadak, pingsan. Jantung = Berhenti berdetak. Penanganan = CPR segera, AED.
Ketika tubuh dipacu dalam olahraga berat, detak jantung meningkat untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Namun, pada individu dengan risiko tersembunyi, ini bisa jadi pemicu krisis. Kenali gejalanya, segera bertindak, dan jangan ragu minta bantuan medis. Nyawa bisa bergantung pada detik-detik keputusan Anda.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
๐ Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
๐ Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.