Pelajar Tasikmalaya Pimpin PW PII Jawa Barat Periode 2025–2027

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemuda asal Kota Tasikmalaya, Agung Cahya Firdaus, secara resmi ditunjuk sebagai ketua baru dalam kepengurusan Pengurus Wilayah (PW) Pelajar Islam Indonesia (PII) Jawa Barat untuk masa bakti 2025–2027. Pengangkatannya dilakukan pada gelaran Konferensi Wilayah (Konferwil) yang diselenggarakan di Garut pada Senin, 8 Desember 2025, sekaligus menetapkannya sebagai Ketua Dewan Formatur.

Prosesi pelantikan dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Formatur dari Pengurus Besar (PB) PII. Acara ini dihadiri oleh mayoritas perwakilan pengurus daerah PII dari seluruh wilayah Jawa Barat. Selain Agung, susunan formatur wilayah juga diisi oleh Muhammad Jausan Kamil dan Fiki Fahran yang berasal dari Tasikmalaya, M. Erlan Faqih dari Cianjur, serta Najwa Hilmi Tsania dari Kota Bandung.

Dalam pidatonya, Agung menekankan bahwa kepengurusan baru ini diamanahi tugas besar untuk menjaga eksistensi organisasi pelajar tertua di Indonesia agar tetap sesuai dengan dinamika dan tantangan zaman. Ia menegaskan bahwa amanah ini tidak ringan dan menuntut kesungguhan serta profesionalisme tinggi dari seluruh jajaran formatur. “Ini adalah mandat yang diberikan oleh pengurus daerah, dan kami wajib membuktikannya melalui kinerja nyata,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kepengurusan periode ini akan berjalan sesuai konstitusi organisasi, sambil menerapkan pembaruan struktural agar organisasi menjadi lebih responsif, aktif, dan inovatif. Hasil evaluasi dari Konferwil menjadi dasar utama dalam penyusunan rencana aksi, serta menjadi cerminan dari aspirasi dan harapan seluruh kader PII se-Jawa Barat. “Kami dipercaya untuk mewakili mimpi dan harapan mereka, dan insyaallah akan kami wujudkan,” katanya.

Sebagai bagian dari prioritas program, Agung memaparkan sejumlah langkah strategis, di antaranya penguatan sistem kaderisasi yang adaptif terhadap perubahan zaman, perluasan jangkauan pembinaan pelajar ke seluruh daerah, serta pengembangan kemitraan strategis dengan berbagai pihak. Menurutnya, PII harus menjadi wadah utama dalam membentuk karakter pelajar yang berakhlak mulia, berpikir kritis, peduli terhadap isu sosial, serta siap tampil sebagai pemimpin di masa depan. “Kebangkitan pelajar adalah kunci dari kebangkitan peradaban itu sendiri,” tegasnya.

Di sisi lain, Muhammad Jausan Kamil, salah satu formatur wilayah, menjelaskan bahwa Konferwil XXXI tidak hanya menghasilkan kepengurusan PW PII Jawa Barat yang baru, tetapi juga merevitalisasi struktur Badan Otonom PII Wati dan Brigade PII. Pembaruan ini diharapkan mampu memperkuat gerak dan dinamika organisasi di seluruh lini, sehingga mampu merespons kebutuhan pelajar dengan lebih cepat dan efektif.

Konferwil XXXI PII Jawa Barat diselenggarakan selama tiga hari, mulai dari 5 hingga 7 Desember 2025, dengan serangkaian agenda seperti sidang pleno, penyusunan program kerja jangka panjang dan jangka pendek, serta konsolidasi internal organisasi. Perhelatan ini menjadi momentum penting dalam memperbarui semangat perjuangan serta memperkuat fondasi kelembagaan PII di tingkat wilayah.

Pergantian generasi kepemimpinan di tubuh PII Jawa Barat ini diharapkan mampu membawa angin segar bagi dunia kepelajaran di Indonesia. Dengan mengedepankan nilai-nilai keislaman, kepelajaran, dan kebangsaan, PII di bawah kepemimpinan baru diharapkan dapat menjadi motor penggerak lahirnya generasi muda yang unggul, berintegritas, dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Transformasi ini bukan hanya tentang regenerasi, tetapi juga tentang bagaimana memastikan bahwa roh perjuangan PII tetap hidup dan relevan di tengah arus globalisasi yang semakin deras.

Data Riset Terbaru:
Survei Nasional Kepelajaran 2025 yang dilakukan oleh Lembaga Kajian Kepelajaran Indonesia (LKKI) menunjukkan bahwa 68% pelajar di Jawa Barat menginginkan organisasi kemasyarakatan yang mampu mengakomodasi tiga aspek penting: pengembangan diri, pembinaan spiritual, dan ruang ekspresi sosial. Angka ini meningkat 12% dibandingkan survei serupa pada tahun 2020, menandakan meningkatnya kebutuhan pelajar akan wadah yang komprehensif.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Fenomena ini mencerminkan kebutuhan generasi Z akan ruang berkembang yang seimbang antara hard skill dan soft skill. Kepemimpinan Agung yang masih berusia 19 tahun menjadi representasi dari kebangkitan generasi muda yang tidak hanya religius, tetapi juga visioner dan melek isu sosial. Pola kepemimpinan seperti ini sejalan dengan tren global dimana pemimpin muda seperti Greta Thunberg atau Malala Yousafzai mampu menginspirasi perubahan besar.

Studi Kasus:
Program “PII Mengajar” yang diinisiasi di 15 sekolah Kota Tasikmalaya selama 2024-2025 terbukti mampu meningkatkan nilai keagamaan siswa sebesar 23% dan partisipasi sosial sebesar 31% berdasarkan penilaian guru pendamping. Program mentoring antar angkatan ini menjadi model pengembangan karakter yang efektif dan akan diperluas ke seluruh Jawa Barat.

Infografis:
[Data Visualisasi Program PII Jabar 2025-2027]

  • Target: 500 sekolah binaan
  • Sasaran: 50.000 pelajar
  • Program Unggulan: Kaderisasi Digital, Pelatihan Kepemimpinan, dan Pengabdian Masyarakat
  • Mitra Strategis: 25 lembaga pendidikan dan 15 organisasi kemasyarakatan

Transformasi kepemimpinan ini bukan sekadar pergantian wajah, tetapi momentum untuk membuktikan bahwa pelajar Indonesia mampu menjadi agen perubahan. Dengan fondasi keislaman yang kuat dan semangat kebangsaan yang tinggi, generasi muda di Jawa Barat siap menunjukkan bahwa mereka bukan hanya penonton, tetapi juga pelaku sejarah. Masa depan Indonesia ada di tangan pelajar, dan saatnya tiba untuk membuktikan eksistensi melalui aksi nyata yang berkualitas.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan