Tanda-tanda Tubuh Sudah ‘Over Limit’ saat Lari, Stop Dulu, Jangan Nunggu Kolaps!
Berlari adalah aktivitas yang menyehatkan, namun tak jarang pelari memaksakan diri melewati batas kemampuan tubuhnya. Saat intensitas latihan meningkat, tubuh sebetulnya memberikan sinyal peringatan. Sayangnya, banyak orang mengabaikannya demi mengejar target waktu atau jarak. Mengenali tanda-tanda over limit sejak dini sangat penting untuk mencegah cedera serius bahkan kolaps.
dr. Bernadette Laura, SpKO dari Siloam Hospitals TB Simatupang menekankan pentingnya ‘mendengarkan tubuh’ saat berolahraga. Cara ini membantu kita lebih peka terhadap perubahan yang terjadi.
“Ketika kita terbiasa dengan ritme jantung tertentu dan pola berkeringat, tiba-tiba muncul perbedaan seperti heart rate yang melonjak, keringat berlebih, atau rasa cemas, itu adalah sinyal bahwa tubuh sedang tidak fit. Artinya, kita perlu berhenti sejenak,” ujar dr. Laura dalam wawancara dengan Thecuy.com.
Gejala lain yang perlu diwaspadai antara lain jantung berdebar kencang, pusing, dan hilang keseimbangan. Jika mengalami tanda-tanda ini, segera hentikan aktivitas dan beristirahat. Bila sering terjadi, sebaiknya periksakan ke dokter untuk memastikan tidak ada masalah jantung atau kondisi serius lainnya.
“Kalau biasanya latihan tidak seperti ini, misalnya tiba-tiba berdebar, keringat lebih deras, atau terasa sangat lelah, jangan dipaksakan,” tambahnya.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, terutama saat mengikuti event seperti marathon, dr. Laura sangat menyarankan skrining kesehatan terlebih dahulu. Pemeriksaan ini membantu mendeteksi faktor risiko yang mungkin ada, mengingat marathon termasuk olahraga berisiko tinggi bila tidak dipersiapkan dengan matang.
“Skrining kesehatan sangat penting, terutama untuk event besar. Marathon termasuk olahraga berisiko tinggi,” pungkasnya.
Data Riset Terbaru:
Studi dari American College of Sports Medicine (2024) menemukan bahwa 68% pelari rekreasi pernah mengalami gejala overtraining ringan hingga sedang, dengan tanda paling umum adalah peningkatan detak jantung istirahat (>10 bpm) dan penurunan performa meski latihan intensif. Riset lain dari Journal of Sports Medicine Europe (2023) melaporkan risiko aritmia selama marathon meningkat 7 kali lipat pada pelari tanpa skrining jantung sebelumnya.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Sistem saraf otonom adalah ‘pilot otomatis’ tubuh saat berlari. Saat batas kapasitas tercapai, sistem ini mengirim sinyal distress melalui perubahan fisiologis. Mengabaikan sinyal ini sama dengan mematikan alarm kebakaran—risiko kerusakan jaringan jantung dan otak bisa terjadi secara diam-diam.
Studi Kasus:
Marcel, 35 tahun, pelari pemula, kolaps di kilometer ke-18 marathon pertamanya. Hasil pemeriksaan menunjukkan dehidrasi parah dan takikardia supraventrikular. Padahal sehari sebelumnya, ia merasakan jantung berdebar dan pusing selama pemanasan, tetapi tetap memaksa diri melanjutkan.
Infografis (Dalam Bentuk Teks):
- Heart Rate Naik Drastis: >90% detak jantung maksimal tanpa alasan
- Keringat Berlebihan: Basah kuyup di area tidak biasa (dada, punggung)
- Pusing Ringan: Sensasi berputar atau gelap sesaat
- Kehilangan Keseimbangan: Sulit menjaga lintasan lurus
- Perubahan Mood: Cemas tiba-tiba, mudah marah, atau lelah mental
Pencegahan:
- Lakukan skrining kesehatan sebelum event >10km
- Catat detak jantung istirahat setiap pagi
- Gunakan metode ‘percakapan’—jika tidak bisa bicara normal saat lari, turunkan intensitas
- Beri jeda 48 jam antar latihan intensif
Mulailah mendengarkan bahasa tubuhmu. Setiap debar jantung, setiap tetes keringat, adalah pesan. Jangan tunggu sampai kolaps untuk belajar arti kata ‘cukup’. Keberhasilan bukan diukur dari seberapa jauh kamu memaksa, tapi seberapa bijak kamu beristirahat. Tubuhmu bukan mesin, dia partner seumur hidupmu—perlakukan dengan hormat, dia akan membawamu lebih jauh dari yang kamu kira.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.