Bima Arya mendorong optimalisasi aset daerah untuk pembinaan olahraga

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Dalam pidatonya di acara Indonesia Sport Summit 2025 yang berlangsung di Indonesia Arena, Kawasan Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menekankan pentingnya pembinaan olahraga yang terstruktur dan sistematis. Ia mengatakan bahwa pembinaan tidak bisa dilakukan tanpa infrastruktur yang memadai. Menurutnya, infrastruktur adalah syarat utama yang harus dipenuhi agar pembinaan olahraga dapat berjalan efektif.

Bima juga menyoroti potensi besar aset-aset daerah yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung pembinaan olahraga. Ia memberi contoh Kota Surabaya yang dikenal mampu mengelola aset daerah secara optimal sejak masa kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini. Melalui pemetaan aset yang menyeluruh, mulai dari lahan kelurahan yang terbengkalai hingga lahan eks SPBU yang tidak sesuai tata ruang, pemerintah kota berhasil menertibkan dan mengelolanya kembali agar memberi manfaat bagi masyarakat.

Praktik seperti ini, menurut Bima, perlu diperluas mengingat kebutuhan daerah yang terus berkembang. Optimalisasi aset dinilai menjadi kunci tidak hanya untuk memperkuat layanan publik, tetapi juga untuk mendorong pembinaan olahraga di berbagai daerah. Menurutnya, lahan-lahan yang prospektif juga bisa digarap, bukan hanya gedung-gedung yang sudah ada.

Pernyataan Bima ini terkait erat dengan Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani pada 2 Desember 2025 antara Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), dan Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Bima menilai MoU ini sebagai momentum memperkuat sinergi pusat-daerah dalam pengelolaan sarana dan prasarana olahraga secara profesional. Melalui pendekatan kolaboratif, fasilitas olahraga yang selama ini kurang produktif dapat dihidupkan kembali sebagai ruang publik dan pusat aktivitas ekonomi masyarakat.

Bima menekankan bahwa pembangunan sarana olahraga tidak harus sepenuhnya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Ia mendorong pemerintah daerah (Pemda) untuk menjajaki beragam bentuk kemitraan sebagai solusi pendanaan alternatif. Salah satunya adalah dengan model KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha) yang bisa menjadi pilihan untuk bekerja sama dalam berbagai cara.

Sebagai ilustrasi, Bima menuturkan pengalamannya saat berkunjung ke Mandalika, di mana Pemda bekerja sama dengan pengelola kawasan untuk mengaktivasi aset melalui penyelenggaraan Korpri Fun Night Run. Menurutnya, kolaborasi semacam ini menunjukkan besarnya dampak yang dapat dihasilkan ketika seluruh pihak bergerak bersama. Ia berharap kolaborasi ini akan memicu sinergi antara semua stakeholders olahraga.

Dengan pendekatan kolaboratif dan optimalisasi aset daerah, diharapkan pembinaan olahraga di Indonesia dapat berkembang pesat. Tidak hanya melalui anggaran dari pemerintah, tetapi juga melalui kemitraan dengan berbagai pihak. Dengan begitu, olahraga bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat perekonomian daerah.

Kolaborasi antar instansi dan optimalisasi aset daerah menjadi kunci untuk membangun ekosistem olahraga yang kuat dan berkelanjutan. Dengan semangat gotong royong dan kerja sama, pembinaan olahraga di Indonesia bisa mencapai prestasi yang gemilang. Ayo dukung terus pembinaan olahraga di daerahmu, karena dari sinilah lahir para juara masa depan!

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan