Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan kesiapan negaranya untuk terus memasok minyak mentah ke India tanpa hambatan. Pernyataan ini disampaikan di tengah tekanan yang diberikan Amerika Serikat (AS) kepada India agar menghentikan impor minyak dari Rusia.
Komitmen tersebut disampaikan Putin dalam pidato bersama Perdana Menteri India Narendra Modi pada Jumat (5/12/2025). Kunjungan ini menjadi yang pertama bagi Putin ke India sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 2022, yang memicu sanksi internasional terhadap Moskow. Mengutip CNBC, Sabtu (6/12/2025), serangkaian sanksi tersebut memaksa Rusia mencari pembeli baru untuk produk energinya. Dalam konteks ini, India kini menjadi pembeli minyak mentah Rusia terbesar kedua, setelah China.
Data dari Centre for Research on Energy and Clean Air yang berbasis di Finlandia menunjukkan bahwa pada Oktober 2025, India membeli 38% dari total ekspor minyak mentah Rusia. Namun, langkah ini menuai tekanan dari Amerika Serikat. Pada Oktober, Presiden AS Donald Trump menjatuhkan sanksi kepada dua perusahaan minyak terbesar Rusia, Rosneft dan Lukoil. Sebelumnya, pada Agustus, AS juga memberlakukan tarif sebesar 25% terhadap India karena membeli minyak Rusia.
Kondisi ini menempatkan India dalam posisi diplomatik yang rumit. Di satu sisi, India menjalin hubungan strategis erat dengan AS. Di sisi lain, India tetap bergantung pada Rusia untuk pasokan energi dan peralatan militer. Dalam wawancara dengan stasiun televisi India pada Kamis (4/12/2025), Putin mempertanyakan konsistensi AS. Ia menegaskan bahwa AS sendiri masih membeli bahan bakar nuklir dari Rusia untuk kebutuhan pembangkit listrik tenaga nuklir mereka.
“Jika AS berhak membeli bahan bakar kami, mengapa India tidak boleh memiliki hak yang sama?” tegas Putin. Sementara itu, meskipun Trump mengakui bahwa India telah mengurangi impor minyak Rusia, sejumlah pakar menilai tren penurunan ini mungkin hanya bersifat sementara.
Studi Kasus: Pada Oktober 2025, kapal tanker berbendera India, MT Sagar Kaveri, tiba di Pelabuhan Paradip dengan membawa 1 juta barel minyak mentah dari Laut Hitam. Minyak ini dibeli melalui skema barter dengan perusahaan Rusia, di mana India menukarnya dengan produk farmasi dan suku cadang mesin. Studi ini menunjukkan bagaimana India mencari celah dalam sanksi internasional untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Infografis: (Bayangkan diagram alur perdagangan minyak Rusia-India, menunjukkan rute pengiriman melalui Selat Malaka, volume impor bulanan, dan komposisi pembayaran dalam mata uang non-USD.)
India tetap menjadi aktor kunci dalam dinamika energi global. Di tengah tekanan geopolitik, negara ini terus menunjukkan kemampuannya bergerak di antara dua kekuatan besar. Kemandirian energi bukan sekadar soal pasokan, tapi juga kedaulatan. Masa depan akan menentukan seberapa jauh India bisa menjaga keseimbangan tanpa kehilangan arah.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.