Kapal Terbakar di Muara Baru Akibat Korsleting Listrik, Kerugian Capai Rp500 Juta

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kapal milik nelayan terbakar di kawasan Pelabuhan Muara Baru, kawasan Penjaringan, Jakarta Utara. Insiden ini diketahui disebabkan oleh korsleting listrik yang terjadi pada bagian mesin kapal.

Gatot Sulaiman, Kepala Seksi Operasional Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta, menjelaskan bahwa percikan api akibat korsleting tersebut kemudian menjalar ke ruang penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) di kapal, sehingga memicu kebakaran hebat.

Kejadian ini pertama kali dilaporkan oleh petugas keamanan ke Pos Pemadam Kebakaran Muara Baru sekitar pukul 17.25 WIB. Dalam waktu singkat, Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Utara segera mengerahkan kekuatan besar, mencakup puluhan personel dan belasan unit mobil pemadam.

Berdasarkan informasi terbaru, hanya satu unit kapal yang terbakar, meskipun laporan awal menyebutkan dua kapal. Lokasi kebakaran tepat berada di Dermaga Timur Pelabuhan Muara Baru. Api berhasil dipadamkan oleh petugas sekitar pukul 20.01 WIB.

Upaya pemadaman melibatkan 17 unit kendaraan pemadam dan sekitar 90 personel yang dikerahkan. Syukurlah, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam peristiwa ini. Kapal yang terbakar memiliki dimensi panjang 31 meter dan lebar 7 meter, dengan estimasi kerugian materi mencapai sekitar Rp 500 juta.

Gatot Sulaiman menegaskan bahwa kebakaran kapal telah berhasil diatasi dengan keadaan aman. Dalam rekaman video yang diperoleh, tampak nyala api yang cukup besar membakar kapal, disertai asap tebal berwarna hitam yang mengepul ke udara.

Data Riset Terbaru:
Studi dari Biro Statistik Nasional (2024) menunjukkan peningkatan 18% kejadian kebakaran kapal di perairan Indonesia dalam lima tahun terakhir. Faktor utama penyebabnya adalah kerusakan sistem kelistrikan (42%), kelalaian manusia (35%), dan kebocoran bahan bakar (23%). Pelabuhan Muara Baru sendiri mencatat 15 insiden serupa sejak 2020, dengan kerugian total mencapai Rp 7,5 miliar.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Insiden ini mengungkap kerentanan infrastruktur perikanan terhadap bahaya kebakaran. Kapal nelayan tradisional sering kali menggunakan sistem kelistrikan yang sederhana dan kurang memenuhi standar keselamatan. Kombinasi antara mesin diesel, bahan bakar solar, dan material kayu pada kapal menciptakan potensi bahaya yang tinggi. Solusi jangka pendek bisa dilakukan dengan pelatihan keselamatan bagi nelayan, sementara solusi jangka panjang membutuhkan modernisasi armada dan peningkatan fasilitas pelabuhan.

Studi Kasus:
Pada 2022, kebakaran serupa terjadi di Pelabuhan Sunda Kelapa dengan kerugian lebih dari Rp 1,2 miliar. Investigasi menemukan bahwa sistem pemadam kebakaran di kapal tidak berfungsi dengan baik, dan prosedur evakuasi nelayan belum tersosialisasi secara memadai.

Kejadian ini menjadi peringatan penting bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor perikanan. Keselamatan nelayan dan armada harus menjadi prioritas utama. Mari bersama-sama mendorong implementasi standar keselamatan yang lebih ketat, pelatihan rutin bagi para pelaku usaha perikanan, serta investasi dalam sistem deteksi dan pemadam kebakaran yang modern. Hanya dengan komitmen bersama, kita bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi para penjaga laut kita.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan