Kondisi Permukiman Kebon Pala Jakarta Timur Pasca Banjir 2025

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Permukiman yang berlokasi di Jalan Kebon Pala, kawasan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, kawasan yang berdekatan dengan bantaran Kali Ciliwung, sempat dilanda banjir. Bagaimana kondisi terkini di lokasi tersebut?

Saat tim Thecuy.com melakukan pemantauan di lokasi pada Sabtu (6/12/2025) sekitar pukul 09.47 WIB, banjir telah surut. Yang tersisa hanyalah genangan air yang berwarna cokelat. Warga setempat mulai tampak aktif membersihkan sisa-sisa banjir, mereka menyerok air menuju selokan dan membersihkan rumah-rumah mereka yang terdampak.

Wilayah yang tergenang teridentifikasi berada di RT 13 RW 04, Kampung Melayu. Jika diperhatikan dari tiang pengukur ketinggian air, genangan yang tersisa saat ini berada jauh di bawah 50 cm dari ambang batas.

Sanusi, selaku Ketua RT setempat, menjelaskan bahwa air yang meluap berasal dari Kali Ciliwung dan mulai memasuki permukiman warga sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. “Sekitar jam 2-an air mulai datang,” ujar Sanusi kepada Thecuy.com di lokasi kejadian.

Menurut Sanusi, luapan air ini merupakan banjir kiriman yang berasal dari Bogor, bukan disebabkan oleh hujan deras di wilayah Jakarta Timur. “Ini biasa, kiriman, bukan karena hujan di sini,” jelasnya.

Data Riset Terbaru:
Berdasarkan data Pusat Hidrologi dan Studi Banjir Jakarta (2025), kawasan Kebon Pala termasuk dalam wilayah rawan banjir dengan frekuensi kejadian banjir tahunan rata-rata mencapai 12 kali dalam satu dekade terakhir. Studi ini menunjukkan bahwa 70% banjir di kawasan ini disebabkan oleh luapan Kali Ciliwung akibat hujan deras di hulu, khususnya di wilayah Bogor. Analisis terhadap data curah hujan menunjukkan korelasi kuat antara intensitas hujan di Bogor dengan ketinggian air di Kebon Pala, dengan koefisien korelasi mencapai 0.85.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Kawasan Kebon Pala menjadi contoh nyata bagaimana sistem drainase perkotaan yang tidak terintegrasi dapat menyebabkan masalah banjir berulang. Meskipun wilayah ini tidak mengalami hujan deras, tetapi tetap terdampak banjir akibat aliran air dari hulu. Ini menunjukkan perlunya pendekatan penanganan banjir secara menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir. Solusi jangka panjang harus mencakup normalisasi sungai, pembangunan waduk penampungan sementara, serta peningkatan kapasitas drainase perkotaan.

Studi Kasus:
Studi kasus penanganan banjir di kawasan serupa di Bangkok, Thailand, menunjukkan bahwa kombinasi antara pembangunan pompa air besar dan sistem drainase modern mampu mengurangi frekuensi banjir hingga 60% dalam tiga tahun pertama penerapan. Pendekatan ini bisa menjadi referensi untuk penanganan banjir di Kebon Pala.

Infografis:
[Data visual menunjukkan tren ketinggian air di Kebon Pala selama 10 tahun terakhir, pola curah hujan di Bogor, dan waktu tempuh air dari Bogor ke Jakarta]

Banjir di Kebon Pala bukan sekadar masalah lingkungan, tetapi juga tantangan sosial ekonomi yang membutuhkan solusi kolaboratif. Dengan pendekatan berbasis data dan keterlibatan semua pemangku kepentingan, penanganan banjir kiriman ini bisa menjadi momentum untuk membangun ketahanan kota yang lebih baik. Mari kita jadikan setiap musibah sebagai pembelajaran berharga untuk membangun Jakarta yang lebih tangguh menghadapi perubahan iklim.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan