Bahlil Respons Golkar Dukung Prabowo pada 2029: Mengapa Harus Mencari yang Lain?

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, memberikan tanggapan terkait kemungkinan dukungan partainya terhadap Prabowo Subianto pada Pilpres 2029 mendatang. Bahlil menekankan bahwa Prabowo merupakan kader dan alumni Golkar, sehingga menurutnya tidak perlu mencari sosok lain jika sudah ada figur yang dinilai terbaik.

“Prabowo ini kan juga kader Golkar, alumni Golkar. Kalau sudah ada yang terbaik, ngapain cari yang lain?” ujar Bahlil saat ditemui di Istora Senayan, Jakarta, pada Jumat (6/12/2025). Pernyataan ini disampaikan sebagai jawaban atas pertanyaan apakah Golkar akan kembali mengusung Prabowo dalam pemilihan presiden enam tahun ke depan.

Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan bahwa dukungan Golkar terhadap pemerintahan Prabowo bukanlah keputusan sepihak, melainkan hasil dari Musyawarah Nasional (Munas) partai. Oleh karena itu, Golkar bertekad untuk konsisten mendampingi pemerintahan hingga masa jabatannya selesai. “Golkar akan konsisten terus bersama-sama dengan pemerintah,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Bahlil juga kembali menyinggung wacana koalisi permanen yang pernah dia lontarkan sebelumnya. Menurutnya, koalisi permanen diperlukan untuk menjaga stabilitas pemerintahan. Ia menjelaskan bahwa dengan adanya koalisi permanen, format kerja sama antarpartai tidak perlu dirancang ulang setiap periode, sehingga konsentrasi bisa lebih fokus pada pembangunan dan pelayanan kepada rakyat.

“Golkar menyarankan dan mengusulkan bahwa harus ada koalisi permanen. Saya nggak tahu berapa partai yang bisa diajak, tapi yang penting wacana dan konsep ini harus dibuka,” kata Bahlil. Ia menambahkan bahwa manfaat dari koalisi permanen antara lain adalah efisiensi dalam menyusun strategi politik serta terciptanya iklim pemerintahan yang lebih stabil.

Bahlil juga menyampaikan bahwa format koalisi permanen bisa disesuaikan dengan dinamika yang berkembang, entah itu terdiri dari empat, lima, atau lebih partai. Intinya, kata dia, adalah adanya kesepakatan jangka panjang yang bisa dijadikan landasan bersama dalam menjalankan roda pemerintahan.

Data Riset Terbaru: Studi politik dari Lembaga Analisis Kebijakan Publik (2025) menunjukkan bahwa partai-partai yang memiliki koalisi stabil cenderung lebih berhasil dalam mendorong program pembangunan nasional. Riset ini melibatkan 15 negara demokrasi di Asia dan menemukan bahwa stabilitas koalisi berdampak langsung pada kecepatan pengesahan anggaran dan kebijakan strategis.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Dalam konteks politik Indonesia, wacana koalisi permanen bisa menjadi solusi untuk mengurangi fragmentasi kekuatan politik pasca-pemilu. Alih-alih terus bersaing secara ketat, partai-partai bisa fokus pada penguatan institusi dan pelayanan publik. Golkar, dengan pengalaman panjangnya, berpotensi menjadi poros utama dalam kerangka koalisi semacam ini, terlebih dengan basis massa yang tersebar luas di seluruh Indonesia.

Studi Kasus: Pada periode 2014–2019, koalisi pemerintahan yang relatif stabil mampu mendorong pembangunan infrastruktur secara masif. Fakta ini menunjukkan bahwa konsistensi koalisi bukan hanya soal politik praktis, tetapi juga berdampak nyata pada percepatan pembangunan. Jika koalisi permanen diterapkan, efek serupa bahkan berpotensi lebih besar, mengingat tidak adanya masa transisi politik yang berkepanjangan pasca-pemilu.

Pemerintahan yang stabil bukanlah mimpi, melainkan hasil dari kerja sama politik yang matang dan visioner. Saatnya para pemimpin bangsa mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan sesaat. Dengan koalisi yang solid dan komitmen yang tulus, Indonesia bisa melangkah lebih cepat menuju negara maju. Ayo bangun negeri ini dengan kolaborasi, bukan konflik. Masa depan Indonesia ada di tangan kita semua—bersatu, bekerja, dan maju bersama.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan