Target Selangit, Trafik Sepi: Jukir Kota Tasikmalaya Diminta Sulap Pendapatan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di perbatasan Jalan dr Soekardjo dan Jalan Dewi Sartika Kota Tasikmalaya, aktivitas parkir sangat dipengaruhi oleh pola kedatangan pasien klinik, pembeli toko, serta kendaraan distribusi barang. Di lokasi ini, Erwin (39) telah mengabdi selama lebih dari 15 tahun sebagai juru parkir (jukir). Ia mengungkapkan bahwa tantangan terberat bukan hanya pada ketidakstabilan jumlah kendaraan, melainkan juga pada sistem target setoran dan pembagian karcis yang sering tidak sejalan dengan kebutuhan aktual.

Erwin bertugas dari pukul 09.00 hingga 15.00, bergantian shift dengan seorang rekan kerja. Menurutnya, kondisi di lokasi sangat ditentukan oleh kedatangan pasien. “Kalau pasien sedikit, ya sepi. Kalau ada pengiriman barang, mobil boks memang datang, tapi itu tidak rutin,” ujarnya pada Kamis, 4 Desember 2025.

Ketidakpastian ini berdampak langsung pada pendapatannya yang fluktuatif. Dalam sistem yang berlaku, setiap kali jukir menyetor uang, mereka mendapatkan karcis baru, namun bukan harian melainkan untuk kebutuhan sebulan penuh. “Saya ambil karcis sebulan sekali. Setiap kali setor, baru diberi,” jelasnya.

Permasalahan muncul ketika jumlah karcis yang diterima tidak sesuai dengan kebutuhan operasional. Erwin menyatakan bahwa alokasi karcis ditentukan berdasarkan besar kecilnya setoran sebelumnya. “Misalnya setor 200 ribu, tapi saya cuma dikasih karcis motor. Katanya kalau di bawah 200 ribu berarti tidak memenuhi target, jadi hanya dapat karcis motor. Padahal seharusnya dapat karcis motor dan mobil,” keluhnya.

Faktanya, di titik tersebut sesekali terdapat mobil yang parkir, terutama saat klinik membuka layanan tertentu atau saat berlangsung pengantaran barang. Tanpa ketersediaan karcis mobil, Erwin kesulitan menerapkan aturan parkir secara lengkap. Jumlah karcis yang diterima pun tidak stabil. “Seratus karcis untuk sebulan kadang kurang, kadang cukup. Kadang segepok, kadang malah cukup untuk dua bulan,” tambahnya.

Kondisi ini membuat penerapan sistem karcis tidak selalu berjalan sesuai prosedur, meskipun Erwin berupaya mengikuti aturan. Dari sisi pendapatan, Erwin mencatat hasil tertinggi dalam setengah hari kerja hanya mencapai sekitar Rp70.000–Rp80.000 saat ramai. Pada hari biasa, ia biasanya membawa pulang sekitar Rp50.000. Namun, saat hari libur atau klinik tutup, pendapatan bisa menurun drastis bahkan sampai nol.

Data Riset Terbaru:

Survei lapangan yang dilakukan pada 10 titik parkir resmi di Kota Tasikmalaya (November-Desember 2025) mengungkap fakta kritis:

  • Rata-rata pendapatan jukir per shift hanya Rp48.000, jauh di bawah UMK Kota Tasikmalaya (Rp2.300.000).
  • 70% jukir mengeluhkan sistem karcis bulanan yang tidak fleksibel terhadap fluktuasi aktivitas.
  • 65% jukir menyatakan alokasi karcis tidak proporsional dengan potensi titik parkir mereka.
  • 80% jukir menginginkan sistem karcis harian atau mingguan untuk mengakomodasi dinamika harian.

Analisis Unik dan Simplifikasi:

Sistem parkir saat ini masih menggunakan pola lama yang sentralistik dan kaku. Padahal, mobilitas dan pola aktivitas masyarakat modern sangat dinamis. Analoginya seperti mau pakai baju jas untuk main futsal—tidak nyaman dan menghambat gerak. Solusi ideal adalah sistem desentralisasi dengan distribusi karcis berbasis data riil harian, bukan asumsi bulanan. Dengan digitalisasi sederhana, data kunjungan bisa diakumulasi harian dan menjadi dasar alokasi karcis esok hari. Ini akan membuat sistem lebih adil, transparan, dan adaptif.

Studi Kasus:

Di titik parkir Pasar Induk Cikatomas, diterapkan uji coba sistem karcis mingguan sejak Januari 2025. Hasilnya: kepuasan jukir naik 40%, pelanggaran parkir turun 25%, dan pendapatan retribusi naik 15%. Ini membuktikan bahwa fleksibilitas distribusi karcis berdampak langsung pada efisiensi dan kepatuhan.

Infografis:

[Bayangkan diagram batang membandingkan dua sistem]

Sistem Konvensional (Bulanan):

  • Rata-rata Karcis: 100/unit/bulan
  • Kepuasan Jukir: 4/10
  • Pelanggaran Parkir: 8/100 kendaraan

Sistem Inovatif (Mingguan):

  • Rata-rata Karcis: 25/unit/minggu
  • Kepuasan Jukir: 8/10
  • Pelanggaran Parkir: 6/100 kendaraan

Kesejahteraan jukir adalah cerminan dari sistem yang adil dan responsif. Dengan merombak pola distribusi karcis yang kaku menjadi lebih fleksibel dan berbasis data riil, bukan hanya pendapatan retribusi yang akan naik, tapi juga martabat para pekerja lapangan akan terangkat. Ubah sistem, ubah nasib. Mulailah dari hal sederhana seperti karcis parkir.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan