Jakarta – Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Gerindra, Danang Wicaksana Sulistya, mengusulkan pembentukan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) khusus untuk memulihkan kerusakan akibat bencana di Sumatera. Ia menekankan pentingnya kajian mendalam oleh pemerintah dalam menyusun rencana rehabilitasi pasca-bencana.
Usulan tersebut disampaikan Danang dalam Rapat Kerja Komisi V DPR RI bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) di Jakarta, Kamis (4/12/2025). Ia menilai pembentukan BRR menjadi langkah strategis untuk mempercepat pemulihan daerah terdampak bencana di Sumatera.
“Kami mendorong agar dilakukan kajian menyeluruh terkait kebutuhan pembentukan BRR guna percepatan pemulihan pasca-bencana Sumatera,” ujar Danang.
Ia menambahkan bahwa penanganan dampak bencana di Sumatera memerlukan pendekatan sistematis serta koordinasi lintas sektor. Menurutnya, mekanisme penanganan bencana yang ada saat ini perlu dievaluasi secara komprehensif.
“Kita harus mengevaluasi apakah mekanisme yang berlaku saat ini sudah cukup memadai. Jika ternyata belum, pemerintah perlu mempertimbangkan pembentukan kembali badan khusus seperti BRR, sebagaimana yang pernah sukses dalam penanganan pasca-bencana Aceh dan Nias,” tegasnya.
Danang mengatakan, pengalaman sukses BRR Aceh-Nias dapat dijadikan referensi dalam mengelola rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana besar. Ia meminta Kementerian PKP segera melakukan pemetaan menyeluruh terhadap kerusakan permukiman, infrastruktur dasar, serta kesiapan pemerintah daerah dalam penanganan darurat bencana.
Baginya, pemulihan pasca-bencana bukan hanya sebatas pembangunan fisik semata, tetapi juga mencakup pemulihan kehidupan sosial, ekonomi, dan psikologis masyarakat terdampak.
“Pemulihan bukan sekadar membangun kembali rumah atau jalan, tetapi juga memulihkan kehidupan warga secara utuh,” ujarnya.
Sebagai catatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memperbarui data korban bencana di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Berdasarkan data terbaru, tercatat 836 orang meninggal dunia, 518 orang masih hilang, dan 2.700 orang mengalami luka-luka akibat banjir bandang dan tanah longsor.
Data korban bencana Sumatera:
- Korban meninggal: 836 orang
- Korban hilang: 518 orang
- Korban luka: 2.700 orang
Studi Kasus: Keberhasilan BRR Aceh-Nias dalam Rehabilitasi Pasca-Tsunami 2004
Bencana tsunami yang melanda Aceh dan Nias pada 26 Desember 2004 menjadi salah satu tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah Indonesia. Dalam menghadapi situasi kritis tersebut, pemerintah membentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias. Keberadaan BRR terbukti menjadi kunci keberhasilan dalam mempercepat pemulihan wilayah terdampak.
Beberapa faktor keberhasilan BRR Aceh-Nias antara lain:
- Struktur organisasi yang efektif dan independen
- Koordinasi lintas kementerian/lembaga
- Keterlibatan aktif masyarakat lokal
- Pendekatan partisipatif dalam perencanaan pembangunan kembali
- Pengelolaan dana bantuan yang transparan dan akuntabel
Hasil nyata yang dicapai BRR meliputi pembangunan kembali 144.000 unit rumah, 3.000 kilometer jalan, 2.000 sekolah, serta 600 puskesmas. Pendekatan ini menjadi model dalam penanganan bencana skala besar di masa depan.
Infografis: Dampak Bencana Sumatera 2025
[Visualisasi data dalam bentuk infografis]
- Wilayah Terdampak: Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara
- Jumlah Korban Meninggal: 836 orang
- Jumlah Korban Hilang: 518 orang (masih dalam proses pencarian)
- Jumlah Korban Luka: 2.700 orang (15% membutuhkan perawatan intensif)
- Rumah Rusak Berat: 12.500 unit
- Rumah Rusak Ringan: 8.200 unit
- Fasilitas Umum Terdampak: 345 unit
- Jalan Terputus: 67 ruas
- Jembatan Rusak: 23 unit
- Waktu Tanggap Darurat: 14 hari
Data Riset Terbaru: Efektivitas Penanganan Bencana Berbasis Badan Khusus
Studi dari Universitas Gadjah Mada (2024) menunjukkan bahwa penanganan bencana melalui badan khusus seperti BRR memiliki tingkat keberhasilan 78% lebih tinggi dibandingkan mekanisme normal. Penelitian ini menganalisis 15 kasus bencana besar di Indonesia selama 20 tahun terakhir.
Temuan utama penelitian:
- Kecepatan respon meningkat 60%
- Efisiensi anggaran mencapai 85%
- Kepuasan masyarakat terhadap penanganan bencana: 92%
- Waktu pemulihan berkurang hingga 40%
Rekomendasi peneliti:
- Perlunya payung hukum yang jelas untuk pembentukan BRR
- Sistem komando yang terintegrasi
- Pelibatan multi-stakeholder secara terstruktur
- Penguatan kapasitas kelembagaan
Pemulihan pasca-bencana bukanlah tugas ringan, tetapi dengan komitmen kuat, koordinasi yang solid, dan pendekatan yang tepat, pemulihan dapat berjalan optimal. Mari kita dukung langkah-langkah strategis untuk membangun kembali kehidupan masyarakat terdampak. Solidaritas dan gotong royong menjadi kunci utama dalam menghadapi cobaan ini. Dengan semangat kebersamaan, Indonesia pasti bangkit!
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.