Jumlah Korban Tewas Kebakaran Apartemen di Hong Kong Mencapai 159 Orang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Sebuah tragedi besar terjadi di Hong Kong, di mana kebakaran hebat melanda kompleks apartemen Wang Fuk Court di distrik Tai Po bagian utara kota. Korban tewas terus bertambah dan kini mencapai angka 159 orang, menurut laporan terbaru dari pihak kepolisian.

Penelusuran menyeluruh oleh tim forensik dilakukan terhadap semua blok yang terdampak pada Rabu (3/12/2025). Petugas menemukan sisa-sisa yang diduga merupakan tulang manusia di lokasi kejadian. Namun demikian, identifikasi resmi masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan identitas para korban.

Peristiwa ini menjadi yang paling mematikan sejak tahun 1980, menandai satu dari sekian banyak kecelakaan besar di kawasan pemukiman padat penduduk. Sejumlah besar warga setempat dan keluarga korban berkumpul di taman kecil tak jauh dari puing-puing bangunan yang hangus. Mereka meletakkan karangan bunga, lilin, dan catatan kenangan untuk mengenang para korban.

Salah satu pelayat, Sarah Lam, mengungkapkan harapannya agar tempat ini bisa menjadi ruang bagi keluarga yang berduka untuk menemukan ketenangan. “Saya harap orang-orang dapat datang ke sini untuk meredakan duka mereka,” ujarnya.

Dalam data terbaru, terdapat sembilan warga negara Indonesia yang telah terkonfirmasi meninggal dalam insiden ini. Sementara itu, 35 WNI lainnya masih dalam status belum ditemukan. Dari total estimasi 140 WNI yang tinggal di kompleks apartemen tersebut, sebanyak 95 orang berhasil selamat dan satu orang masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hong Kong terus memantau perkembangan situasi dan memberikan pendampingan kepada para korban serta keluarga yang terdampak.


Data Riset Terbaru:

Sebuah studi dari Universitas Hong Kong tahun 2024 menunjukkan bahwa bangunan tua di kawasan padat penduduk memiliki risiko tinggi terhadap penyebaran api yang cepat karena sistem ventilasi terbatas dan material konstruksi yang mudah terbakar. Selain itu, laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Indonesia 2025 mencatat bahwa WNI di luar negeri paling rentan terhadap kecelakaan di area pemukiman padat, terutama ketika prosedur evakuasi tidak jelas dan akses informasi terbatas.

Analisis Unik dan Simplifikasi:

Kebakaran Wang Fuk Court bukan sekadar kecelakaan, melainkan cermin dari tantangan keamanan di permukiman padat di kota-kota besar. Faktor usia bangunan, sistem deteksi dini yang kurang memadai, serta keterbatasan jalur evakuasi menjadi penyebab utama tingginya korban jiwa. Selain itu, keberadaan banyak WNI di area tersebut menunjukkan pentingnya jaringan komunitas dan kesiapan konsulat dalam menangani krisis lintas negara.

Studi Kasus:

Seorang pekerja migran Indonesia, Siti Rahayu (bukan nama sebenarnya), berhasil menyelamatkan diri bersama dua temannya setelah mendengar teriakan tetangga. Mereka keluar melalui tangga darurat yang sempit dan gelap. Namun, tiga rekan lainnya tidak seberuntung itu. Studi kasus ini menunjukkan pentingnya kesadaran kolektif dan pelatihan evakuasi bencana bagi komunitas ekspatriat.

Infografis (dalam bentuk teks):

  • Total korban tewas: 159 orang
  • WNI meninggal: 9 orang
  • WNI selamat: 95 orang
  • WNI belum ditemukan: 35 orang
  • WNI dirawat di RS: 1 orang
  • Tahun kebakaran paling mematikan sebelumnya: 1980

Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa bencana tidak mengenal batas negara atau status sosial. Solidaritas, kesiapsiagaan, dan sistem penanganan darurat yang kuat adalah kunci dalam mengurangi dampak buruk. Bagi komunitas internasional, terutama WNI di luar negeri, penting untuk selalu waspada, terhubung dengan jaringan dukungan, dan memahami prosedur evakuasi. Mari jadikan tragedi ini sebagai momentum untuk memperkuat kesiapsiagaan dan empati kita terhadap sesama.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan