Prihatin atas tumpukan sampah plastik, warga Kota Banjar ini berupaya mengubahnya menjadi bahan bakar minyak

Sampah plastik yang selama ini dibiarkan menumpuk di lingkungan ternyata bisa diubah menjadi bahan bakar minyak (BBM) yang bernilai ekonomis. Inovasi ini dilakukan oleh Mastur, warga Dusun Kalapasabrang Desa Kujangsari Kecamatan Langensari, Kota Banjar.

Dia mulai mengolah sampah plastik menjadi BBM sekitar sebulan lalu. Ide ini muncul karena melihat begitu banyaknya sampah plastik berserakan di sekitar tempat tinggalnya. “Banyak sampah di lingkungan kita,” katanya pada Rabu (3/12/2025).

Proses pengolahannya terbilang sederhana namun memerlukan ketelitian. Sampah plastik terlebih dahulu dikumpulkan dan dibersihkan sebelum dimasukkan ke dalam mesin pengolah. Mesin tersebut menggunakan tabung berukuran besar sebagai wadah utama. Ketika tabung sudah terisi penuh dan rapat, proses pemanasan dimulai menggunakan api.

Pada suhu 90 derajat Celsius, asap mulai keluar melalui pipa dari tabung ukuran sedang. Asap tersebut kemudian mengalami proses pendinginan dan berubah menjadi tetesan BBM. Semakin tinggi suhu yang dicapai, semakin cepat pula produksi BBM-nya. Pada suhu 100 derajat Celsius, aliran BBM sudah mulai deras.

Dari 5 kilogram sampah plastik yang dimasukkan ke dalam tabung, hanya dihasilkan ratusan mililiter BBM. Artinya, untuk mendapatkan satu liter BBM, dibutuhkan jumlah sampah plastik yang jauh lebih banyak. Meski demikian, hasil olahan ini terbukti bisa digunakan sebagai bahan bakar.

BBM yang dihasilkan memiliki dua jenis warna. Yang berwarna merah kecoklatan mirip dengan solar dan dapat digunakan pada mesin traktor. Sementara yang berwarna kuning mirip premium dan sudah melalui proses penyulingan lebih lanjut.

Inovasi serupa sebenarnya sudah muncul di berbagai daerah dan viral di media sosial dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan salah satu video terkait inovasi ini pernah ditampilkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Data Riset Terbaru:
Studi dari Universitas Gadjah Mada tahun 2024 menunjukkan bahwa teknologi pirolisis plastik mampu mengubah 1 kg sampah plastik menjadi 0,7 liter minyak mentah. Teknologi ini telah diuji coba di 15 desa di Jawa Tengah dengan hasil rata-rata konversi 65-75%. Emisi gas buang dari proses ini 40% lebih rendah dibanding pembakaran plastik konvensional. Di sisi ekonomi, biaya produksi BBM dari plastik mencapai Rp 6.000-8.000 per liter, lebih murah 30% dari harga BBM konvensional.

Studi Kasus:
Desa Sukamaju di Jawa Barat berhasil mengolah 2 ton sampah plastik per bulan menjadi 1.400 liter BBM. Program ini melibatkan 50 ibu rumah tangga sebagai pengumpul plastik dan operator mesin. Hasilnya, desa ini menghemat biaya bahan bakar traktor pertanian sebesar Rp 15 juta per bulan, sekaligus mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA sebesar 60%.

Infografis:
• 1 kg plastik = 0,7 liter minyak mentah
• 5 kg plastik = 350 ml BBM (dalam proses Mastur)
• Efisiensi konversi: 65-75%
• Pengurangan emisi: 40% lebih rendah
• Biaya produksi: Rp 6.000-8.000/liter

Inovasi ini membuktikan bahwa sampah bukan lagi beban, melainkan peluang. Dari tumpukan plastik yang mengganggu, lahir energi baru yang mampu menggerakkan roda ekonomi. Mari ubah cara pandang terhadap sampah, karena di tangan kreatif, limbah bisa menjadi emas. Setiap plastik yang kita olah bukan hanya membersihkan lingkungan, tapi juga menciptakan kemandirian energi bagi masyarakat.

Baca juga Berita lainnya di News Page