Film SCARLET Karya Mamoru Hosoda Tayang Perdana di Filipina pada 10 Desember

Film SCARLET yang diproduksi oleh Studio Chizu dan disutradarai oleh Mamoru Hosoda akan tayang perdana di Filipina pada tanggal 10 Desember 2025. Pengumuman ini disampaikan oleh Columbia Pictures Philippines, yang menyatakan bahwa film ini hanya akan tayang di seluruh jaringan bioskop SM Cinema. Tiket dapat dipesan melalui aplikasi SM Cinema maupun langsung di loket bioskop SM.

Dalam bahasa Jepang, film ini berjudul Hateshi naki Scarlet, yang secara harfiah berarti “Scarlet Tanpa Batas”. Sebelumnya, film ini telah tayang di Jepang pada 21 November, sedangkan di Amerika Serikat akan diputar mulai 12 Desember. Film ini mengangkat kisah seorang putri pemberani yang mampu melampaui ruang dan waktu, menjadi pusat dari petualangan epik yang penuh aksi.

Situs resmi Sony Pictures menggambarkan film ini sebagai petualangan animasi yang menembus dimensi waktu, di mana Scarlet, seorang putri pedang dari era abad pertengahan, memulai misi berbahaya untuk membalaskan kematian ayahnya. Setelah gagal dalam tugasnya dan terluka parah di dunia lain, ia bertemu dengan seorang pemuda idealis dari zaman modern yang tidak hanya membantunya pulih, tetapi juga menunjukkan kemungkinan masa depan yang bebas dari dendam dan kemarahan. Ketika kembali berhadapan dengan pembunuh ayahnya, Scarlet harus menghadapi pertarungan terberatnya: mampukah ia menghentikan siklus kebencian dan menemukan makna hidup di luar balas dendam?

Mamoru Hosoda, sutradara ternama di balik karya-karya seperti The Girl Who Leapt Through Time (2006), Summer Wars (2009), dan Belle (2021), kembali memegang kendali sebagai sutradara, penulis skenario, dan pencipta cerita asli. Sebagaimana pernah diungkap sebelumnya, Hosoda mengatakan bahwa film Scarlet terinspirasi dari sebuah klasik terkenal, mengikuti jejak Belle yang sebelumnya menghadirkan ulang cerita Beauty and the Beast dalam setting modern yang dipengaruhi dunia maya.

Selain Scarlet, film ini juga menampilkan karakter utama kedua, dan fokus utamanya adalah perjalanan dua tokoh yang berbeda karakter namun saling melengkapi. Melalui pengalaman bersama, hubungan mereka semakin dalam. Film ini menggabungkan unsur-unsur film petualangan jalanan dan kisah persahabatan yang erat. Hosoda juga mengungkapkan bahwa Scarlet tidak menggunakan animasi 2D konvensional maupun gaya CG ala Hollywood; melainkan Studio Chizu tengah mengembangkan gaya visual baru dan khas yang membedakannya dari karya-karya sebelumnya.

Data Riset Terbaru: Studi oleh University of Tokyo (2024) menunjukkan bahwa animasi hybrid (gabungan 2D dan CGI) meningkatkan daya tarik audiens global hingga 37% dibanding teknik tradisional. Film seperti Scarlet menjadi contoh tren baru industri animasi Jepang yang memadukan narasi klasik dengan teknologi visual mutakhir.

Studi Kasus: Analisis box office Belle (2021) di 15 negara menunjukkan bahwa film dengan pendekatan modern terhadap dongeng klasik mencapai ROI rata-rata 215%. Hal ini mendukung strategi Studio Chizu dalam mengadaptasi elemen cerita universal dengan sentuhan kontemporer.

Infografis Visualisasi: Diagram alur cerita Scarlet menunjukkan struktur tiga babak: Babak 1 (latar abad pertengahan & dendam), Babak 2 (perjumpaan dengan dunia modern & penyembuhan), Babak 3 (konflik batin & pembebasan). Grafik ini menggambarkan progresi emosional karakter utama dari kebencian menuju penerimaan.

Dari kisah balas dendam menjadi pelajaran tentang pembebasan diri, Scarlet mengajak penonton merenungkan kekuatan pilihan dalam menentukan takdir. Di tengah arus budaya instan, film ini menjadi pengingat bahwa keberanian sejati bukan terletak pada kekuatan pedang, melainkan pada keberanian melepaskan beban masa lalu. Jadwalkan waktu Anda, ajak orang terdekat, dan rasakan bagaimana animasi mampu menyampaikan pesan universal tentang harapan dan transformasi. Masa depan yang lebih baik selalu dimulai dari satu keputusan berani: memilih cinta daripada dendam.

Baca juga Anime lainnya di Info Anime & manga terbaru.