Orang Ketujuh yang Sembuh dari HIV Jalani Donor Stem Cell

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Sebuah terobosan medis menjanjikan telah dicatat dalam dunia kesehatan, ketika seorang pasien kanker dan HIV berhasil ‘menghilangkan’ dua penyakit sekaligus dari tubuhnya melalui terapi transplantasi sel punca. Ini adalah kasus ketujuh yang berhasil menunjukkan potensi besar terapi ini. Awalnya, prosedur ini dimaksudkan untuk mengatasi kanker darah seperti leukemia, namun ternyata juga efektif mengatasi infeksi HIV.

Keberhasilan ini menjadi sorotan terutama karena bertepatan dengan momentum Hari AIDS Sedunia, memberikan harapan baru bagi para penderita HIV di seluruh dunia. Seiring kemajuan pengobatan, HIV kini tidak lagi menjadi vonis mati seperti dulu. Dengan akses yang memadai terhadap obat antiretroviral, penderita HIV di negara-negara dengan sistem kesehatan yang kuat dapat hidup sepanjang usia normal, meskipun harus terus-menerus mengonsumsi obat dan mungkin mengalami beberapa gejala akibat infeksi atau obatnya.

Namun, penting untuk dicatat bahwa menghentikan pengobatan dapat memicu risiko perkembangan HIV menjadi AIDS. Dalam konteks inilah, terapi transplantasi sel punca muncul sebagai jalan alternatif yang menjanjikan. Tujuh kasus yang berhasil sembuh dari HIV ini merupakan pasien yang awalnya menjalani transplantasi sel punca untuk mengatasi kanker darah, namun secara tak terduga juga menyebabkan sembuhnya infeksi HIV mereka.

Kisah ini bermula dari Timothy Ray Brown pada tahun 2008. Brown, yang telah hidup dengan HIV selama lebih dari satu dekade, menjalani dua kali transplantasi sel punca untuk mengatasi leukemia myeloid akut (AML). Keberuntungan berpihak pada Brown karena sel punca yang ditransplantasikan berasal dari donor yang memiliki mutasi genetik langka pada gen CCR5. Gen ini mengkode protein CCR5, yang berfungsi sebagai ‘pintu masuk’ bagi virus HIV ke dalam sel-sel sistem kekebalan tubuh.

Mutasi yang disebut CCR5 Δ32 ini menghasilkan protein CCR5 yang tidak berfungsi atau sangat berkurang fungsinya, sehingga secara efektif menghalangi virus HIV untuk memasuki dan menginfeksi sel-sel imun. Brown kemudian dinyatakan bebas dari HIV dan tetap dalam keadaan remisi hingga saat ini.

Meskipun transplantasi sel punca terbukti efektif, prosedur ini sangat mahal, invasif, dan penuh risiko, sehingga tidak mungkin menjadi pengganti obat antiretroviral untuk semua penderita HIV. Namun, bagi pasien yang memang membutuhkan transplantasi sel punca untuk mengatasi kanker atau penyakit darah lainnya, pencarian donor dengan mutasi CCR5 Δ32 bisa menjadi strategi ‘dua burung dengan satu batu’, yaitu mengobati penyakit kanker sekaligus menyembuhkan HIV.

Sejak kasus Brown, beberapa pasien lain dengan kondisi serupa juga berhasil ‘disembuhkan’ dari HIV setelah menjalani transplantasi sel punca dari donor yang memiliki mutasi genetik yang sama. Namun, tantangan besar tetap ada, yaitu keterbatasan jumlah donor yang memiliki mutasi CCR5 Δ32, yang diperkirakan hanya ditemukan pada sekitar 1% populasi keturunan Eropa. Hal ini membuat penelitian lebih lanjut menjadi sangat penting untuk mengeksplorasi dan mengembangkan pendekatan yang lebih luas dan dapat diakses bagi semua penderita HIV.


Data Riset Terbaru:

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet HIV pada tahun 2023 menganalisis tujuh kasus ‘penderita HIV yang berhasil disembuhkan’ secara global. Penelitian ini menegaskan bahwa meskipun jumlah kasusnya masih sangat sedikit, semua kasus tersebut memiliki pola yang sama: transplantasi sel punca dari donor dengan mutasi CCR5 Δ32 setelah kemoterapi intensif untuk kanker darah. Studi ini juga menyoroti pentingnya pemahaman yang lebih dalam tentang reservoir virus HIV dan mekanisme imunologis yang terlibat dalam ‘penyembuhan’ ini.


Analisis Unik dan Simplifikasi:

Terapi transplantasi sel punca untuk menyembuhkan HIV bukanlah solusi instan. Ini adalah jalan panjang yang penuh tantangan dan risiko. Namun, keberhasilan kasus-kasus ini ibarat ‘kunci’ yang membuktikan bahwa pintu menuju ‘penyembuhan total’ HIV memang ada. Tantangannya sekarang adalah bagaimana membuat kunci ini lebih mudah dibuat, lebih aman, dan dapat digunakan oleh lebih banyak orang, bukan hanya mereka yang kebetulan juga menderita kanker darah. Pendekatan seperti editing gen (CRISPR) untuk memodifikasi sel punca pasien sendiri agar memiliki mutasi CCR5 Δ32 adalah salah satu arah penelitian yang sangat menjanjikan.


Studi Kasus:

Kasus paling terkenal dan menjadi ‘titik balik’ dalam penelitian ini adalah Timothy Ray Brown, yang dikenal sebagai ‘Berlin Patient’. Ia adalah seorang pria Amerika yang tinggal di Berlin, Jerman, yang didiagnosis HIV pada tahun 1995 dan leukemia myeloid akut pada tahun 2006. Setelah menjalani transplantasi sumsum tulang belakang dari donor dengan mutasi CCR5 Δ32, Brown tidak hanya sembuh dari kankernya, tetapi HIV-nya juga tidak terdeteksi meskipun telah menghentikan terapi antiretroviral. Kasus Brown membuka mata dunia medis dan menjadi fondasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.


Kemajuan dalam pengobatan HIV telah membawa harapan baru bagi jutaan penderita di seluruh dunia. Terapi transplantasi sel punca, meskipun masih dalam tahap awal dan terbatas, telah membuktikan bahwa ‘penyembuhan total’ dari HIV bukanlah mimpi kosong. Keberhasilan tujuh pasien ini adalah bukti nyata dan menjadi pemicu semangat bagi para ilmuwan, dokter, dan tentu saja, para penderita HIV sendiri. Mari terus dukung penelitian dan inovasi, karena di balik setiap penemuan besar, selalu ada harapan yang menunggu untuk menjadi kenyataan.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan