Menteri LHK Sebut Jabar Kehilangan 1,2 Juta Hektare Kawasan Lindung, Ancaman Bencana Meningkat

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Hutan Lindung Jawa Barat Menyusut 3 Kali Lipat, Menteri LHK Soroti Potensi Bencana

Jakarta – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan data mengejutkan tentang kondisi hutan lindung di Jawa Barat. Dalam Rapat Kerja dengan Komisi XII DPR RI di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Rabu (3/12/2025), Hanif menyatakan bahwa wilayah Jawa Barat telah kehilangan luas kawasan lindung sebesar 1,2 juta hektare.

Kondisi ini membuat Jawa Barat saat ini hanya tersisa 400 ribu hektare kawasan lindung. Angka ini jauh dari cukup untuk melindungi ekosistem dan masyarakat dari ancaman bencana alam. “Jawa Barat kini sangat rentan terhadap bencana karena minimnya kawasan lindung yang tersisa,” tegas Hanif.

Menurut Hanif, kawasan lindung seharusnya diperluas, bukan dikurangi. Untuk mengatasi persoalan ini, Kementerian LHK telah mengirimkan surat kepada berbagai pihak terkait perlindungan kawasan lindung di Jawa Barat. Hanif juga meminta dukungan politik dari Komisi XII DPR RI agar pemerintah daerah dapat lebih memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan dalam perencanaan pembangunan.

Data Riset Terbaru: Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tahun 2025, curah hujan ekstrem di wilayah Sumatera mencapai 300-400 mm per hari akibat siklon tropis Senyar. Ini merupakan dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan banjir Jakarta tahun 2024 yang mencatat curah hujan 147 mm dengan korban 17 jiwa, serta banjir Bali tahun 2024 dengan curah hujan 245 mm dan korban 21 jiwa.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Fakta ini menunjukkan bahwa kerusakan hutan lindung tidak hanya berdampak pada ekosistem, tetapi juga meningkatkan kerentanan masyarakat terhadap bencana hidrometeorologi. Dengan kehilangan 75% kawasan lindung, Jawa Barat berada dalam status waspada bencana.

Studi Kasus: Data Pusat Studi Bencana Universitas Padjadjaran (2024) mencatat peningkatan signifikan frekuensi bencana banjir dan tanah longsor di Jawa Barat sebesar 40% dalam dekade terakhir, sejalan dengan menurunnya luas hutan lindung. Kabupaten Bogor, Sukabumi, dan Cianjur menjadi wilayah dengan risiko tertinggi.

Infografis: Kerusakan hutan lindung di Jawa Barat berdampak pada meningkatnya suhu udara rata-rata sebesar 1,8°C, penurunan kualitas air sungai sebesar 35%, serta meningkatnya risiko kekeringan di musim kemarau hingga 60 hari lebih lama dibandingkan dekade sebelumnya.

Langkah strategis yang diusulkan mencakup revitalisasi program reboisasi, penegakan hukum terhadap perambahan hutan, serta integrasi data lingkungan dalam perencanaan tata ruang. Perlindungan kawasan lindung bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi juga menjadi kewajiban bersama seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan ketahanan iklim dan bencana. Mari jadikan perlindungan lingkungan sebagai prioritas utama pembangunan, karena investasi pada lingkungan sehat adalah investasi terbaik untuk masa depan generasi mendatang.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan