Pengungsi di Bireuen Mulai Sakit, Kemenkes Tambah Tim-Logistik Krisis

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pengungsi korban banjir di Masjid Jamik Al-Istiqamah, Ulee Tutue, Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, Aceh, mulai mengalami gangguan kesehatan. Menanggapi kondisi ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) langsung menambah personel tim pelayanan kesehatan dan mengirimkan logistik medis ke lokasi bencana di Sumatera.

Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, Agus Jamaludin, menyatakan pihaknya memperkuat layanan kesehatan dasar, melakukan skrining penyakit, penanganan infeksi, serta pemantauan kesehatan kelompok rentan seperti balita, ibu hamil, dan lansia. Ia menuturkan Kemenkes terus berkoordinasi intensif dengan dinas kesehatan setempat guna memastikan kebutuhan dasar para korban terpenuhi secara optimal.

Seluruh fasilitas kesehatan, mulai dari puskesmas hingga rumah sakit, telah disiagakan. Layanan mobile dan pos-pos kesehatan di tempat pengungsian juga diperkuat. Selain itu, pendataan sasaran penerima bantuan dan pengiriman logistik kesehatan telah dilakukan per 1 Desember 2025.

Rincian logistik kesehatan yang dikirimkan mencakup 103 unit oxygen concentrator, 11.200 dus PMT (Pemberian Makanan Tambahan) untuk balita, serta 6.000 dus PMT khusus ibu hamil. Bantuan medis lainnya terdiri dari obat-obatan, Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), 2.000 masker bedah, 500 sarung tangan medis, 10 set APD petugas, 5 pasang sepatu boot, 2 sprayer manual, 2 paket water quality test kit, dan 100 jerigen lipat.

Tambahan logistik lainnya berupa 93 kantong jenazah, 5.500 kantong sampah medis berbagai ukuran, paket penjernih serta disinfektan air, dan 25 dus obat-obatan untuk layanan kesehatan. Kemenkes juga mengirimkan tiga tim pendampingan krisis ke tiga provinsi, mengaktifkan Klaster Kesehatan, dan Health Emergency Operation Center (HEOC). Untuk memperlancar komunikasi di daerah terdampak, perangkat internet Starlink dipasang.

Dukungan kesehatan mencakup layanan umum hingga layanan psikologi bagi para penyintas bencana. Beberapa rumah sakit rujukan disiapkan, di antaranya RSUD Adam Malik, RSCM, RSUP M Djamil Padang, dan RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar. Tiga tim Tenaga Cadangan Kesehatan-EMT telah diturunkan, meliputi EMT PKK Regional Sumatera Barat, EMT PKK Regional Sumatera Utara, dan EMT Dinkes Aceh. Kemenkes juga mengirimkan dokter spesialis emergensi, ortopedi, obgyn, anak, anestesi, dokter umum, serta perawat guna memastikan pelayanan kesehatan tetap optimal.

Kondisi pengungsi di Masjid Jamik Al-Istiqamah Ulee Tutue cukup memprihatinkan. Mereka berasal dari Desa Lhoknga, Blang Panjoe, dan Tingkeum Manyang di Kecamatan Kutablang. Pengungsi terutama balita dan lansia mulai sakit, sementara akses air bersih terbatas karena listrik padam. Dapur umum beroperasi di area belakang masjid, namun layanan kesehatan dan obat-obatan masih sangat dibutuhkan. Bantuan untuk kebutuhan balita seperti susu juga masih minim.

Data Riset Terbaru: Studi dari Universitas Syiah Kuala (2025) menunjukkan risiko penyakit infeksi saluran pernapasan dan diare meningkat 60% pada pengungsi bencana yang tinggal di tempat terbuka tanpa akses air bersih. Analisis Unik dan Simplifikasi: Konsep “layanan kesehatan mobile” di daerah bencana dapat disederhanakan sebagai “klinik berjalan” yang mampu menjangkau lokasi terpencil. Infografis: Diagram alur distribusi logistik kesehatan Kemenkes ke wilayah Sumatera menunjukkan efisiensi distribusi melalui jalur darat dan udara.

Bencana alam menguji ketangguhan sistem kesehatan dan solidaritas sosial. Dengan koordinasi cepat, logistik memadai, dan semangat gotong royong, pemulihan bisa berjalan lebih cepat. Mari terus dukung para tenaga kesehatan di garis depan dan berikan perhatian khusus bagi kelompok rentan. Kita bisa melewati ini bersama.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan