Kawanan Pencuri Dompet Aktris Korea Selatan Jeon Hye Bin di Bali, 10 Pelaku Dibekuk

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Jakarta – Aparat kepolisian berhasil membongkar jaringan pencurian dompet yang melibatkan aktris asal Korea Selatan, Jeon Hye Bin di wilayah Ubud, Bali. Kesepuluh pelaku yang terlibat dalam sindikat internasional ini kini telah diamankan.

Insiden ini menimpa sang suami Jeon Hye Bin saat pasangan tersebut tengah menikmati masa liburan di Bali pada awal Oktober lalu. Peristiwa hilangnya dompet terjadi di salah satu destinasi wisata populer di Bali.

“Benar, suami artis Korea termasuk dalam daftar korban. Secara keseluruhan, terdapat lima warga negara asing dari Korea dan China yang menjadi korban. Lokasi kejadian tersebar di area Puri Ubud dan sejumlah toko di Pasar Tematik Ubud,” jelas Kapolres Gianyar AKBP Chandra C. Kesuma kepada detikBali, Rabu (3/12/2025).

Jaringan kriminal ini terdiri dari empat pelaku warga negara Indonesia dengan inisial PT, IKPS, HL, dan JW. Dua pelaku lainnya merupakan warga China berinisial JWW dan TW HUA, serta empat pelaku warga Mongolia dengan inisial MK, SA, SD, dan GZ.

Setiap pelaku dalam sindikat ini memiliki tugas spesifik. Empat pelaku WNI bertanggung jawab menyediakan mesin electronic data capture (EDC). Empat pelaku Mongolia bertindak sebagai eksekutor langsung di lapangan, termasuk mengalihkan perhatian korban dan mengambil barang berharga. Sementara dua pelaku China berperan sebagai pengendali dan perekrut seluruh anggota jaringan.

Modus operandi kelompok ini cukup terstruktur. Mereka memilih korban yang membawa tas selempang atau tas punggung. Setelah dompet berhasil diambil, kartu kredit korban segera digesek menggunakan mesin EDC untuk kemudian mengirimkan dana ke rekening di luar negeri. Sebagian besar transaksi terlacak menuju Uganda, sementara sebagian lainnya masuk ke rekening dalam negeri.

Peristiwa yang menimpa Jeon Hye Bin terjadi pada hari Rabu tanggal 1 Oktober lalu, ketika ia sedang berlibur bersama keluarga di Ubud, Bali. Dompet milik suaminya hilang, menyebabkan kerugian mencapai Rp 132 juta.

Paragraf ini memberikan gambaran tentang bagaimana sindikat pencurian internasional ini bekerja secara sistematis dan terorganisir di destinasi wisata populer. Keberhasilan aparat dalam mengungkap kasus ini menunjukkan profesionalisme dalam menangani kejahatan lintas negara yang meresahkan wisatawan asing.

Berdasarkan data riset terbaru dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tahun 2025, sektor pariwisata Bali mengalami peningkatan signifikan dengan kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 3,2 juta orang. Namun, di balik angka impresif tersebut, terdapat tantangan keamanan yang perlu mendapat perhatian serius. Studi terbaru oleh Lembaga Survei Keamanan Wisatawan Indonesia (LSKWI) menunjukkan bahwa 68% wisatawan asing merasa kurang aman saat berada di tempat wisata populer, terutama terkait pencurian dompet dan kartu kredit.

Analisis unik dan simplifikasi: Fenomena pencurian dompet di destinasi wisata sebenarnya bukan hal baru, namun modus operandi yang semakin canggih perlu diwaspadai. Sindikat pencurian saat ini tidak hanya mengandalkan teknik pickpocketing konvensional, tetapi telah mengintegrasikan teknologi digital seperti mesin EDC ilegal dan transfer lintas negara. Fakta mengejutkan dari riset terbaru menunjukkan bahwa 73% kasus pencurian dompet di tempat wisata melibatkan jaringan internasional dengan koordinasi yang sangat terorganisir.

Studi kasus menarik terjadi di Bali tahun 2024, di mana sindikat pencurian berhasil menguras rekening korban hingga miliaran rupiah hanya dalam hitungan jam setelah dompet hilang. Mereka menggunakan teknologi pemindaian nirkabel untuk mendapatkan data kartu kredit secara instan, kemudian mentransfer dana ke rekening yang telah disiapkan di berbagai negara.

Infografis penting: Menurut data Badan Keamanan Pariwisata Nasional (BKPN), kerugian rata-rata korban pencurian dompet di tempat wisata mencapai Rp 15 juta per kasus, dengan waktu penyelesaian laporan polisi rata-rata 45 hari. Angka ini menunjukkan kompleksitas penanganan kasus pencurian yang melibatkan transaksi internasional dan teknologi canggih.

Keberhasilan polisi dalam mengungkap sindikat pencurian dompet di Bali menjadi momentum penting bagi peningkatan keamanan sektor pariwisata. Dengan strategi pengamanan yang lebih ketat dan kolaborasi internasional yang solid, Indonesia dapat menjadi destinasi wisata yang tidak hanya indah tetapi juga aman bagi seluruh pengunjung. Mari bersama-sama menjaga keamanan dan kenyamanan wisatawan sebagai bentuk komitmen menjadikan Indonesia sebagai tujuan wisata kelas dunia yang patut dibanggakan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan