Dubes Belanda Sampaikan Belasungkawa kepada Korban Bencana Alam Sumatera

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita


                Jakarta - 

Melalui Kedutaan Besar Belanda untuk Indonesia, pihak kerajaan Belanda turut menyampaikan rasa duka mendalam atas musibah banjir dan longsor yang melanda wilayah Sumatera. Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Marc Gerritsen, langsung menyampaikan belasungkawa dalam konferensi pers soal pemulangan dua WNA asal Belanda di kantor Kemenko Kumham Imipas, Jakarta Selatan, Selasa (2/12/2025).

"Malam ini, saya ingin menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada seluruh korban dan keluarga yang terkena dampak banjir di Sumatera," ucap Marc dengan bahasa Indonesia yang fasih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Marc juga menyampaikan doa dan dukungan moral kepada masyarakat yang tertimpa musibah.


ADVERTISEMENT

“Pikiran dan doa kami selalu bersama mereka semua,” tambahnya.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memperbarui data korban akibat banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Berdasarkan data terbaru per pukul 17.11 WIB yang dirilis di situs Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Pusdatin BNPB), tercatat 712 orang meninggal dunia.

Rincian data korban per provinsi menunjukkan 218 korban meninggal di Aceh dengan 227 orang masih dinyatakan hilang. Di Sumatera Barat, jumlah korban meninggal mencapai 193 orang dengan 117 orang hilang. Sedangkan di Sumatera Utara, korban meninggal tercatat sebanyak 301 orang dan 163 orang masih dalam pencarian.

Korban luka tercatat sebanyak 2.564 orang, sementara jumlah warga terdampak mencapai 3,3 juta jiwa dengan 1,1 juta orang mengungsi. Kerusakan infrastruktur juga cukup parah dengan 3.600 rumah rusak berat, 2.100 rumah rusak sedang, dan 3.700 rumah rusak ringan. Selain itu, 323 fasilitas pendidikan dan 299 jembatan dilaporkan rusak akibat bencana.

Bencana ini menjadi perhatian internasional, salah satunya dari Kerajaan Belanda yang langsung menyampaikan duka melalui duta besarnya di Jakarta. Pemerintah terus mengupayakan penanganan darurat dan pemulihan bagi para korban.

    (ygs/ygs)

Data Riset Terbaru: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat curah hujan ekstrem di wilayah Sumatera mencapai 400-600 mm per hari pada periode 25 November-2 Desember 2025, jauh di atas rata-rata normal bulanan sebesar 150-200 mm. Data ini mengindikasikan perubahan pola cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi akibat pemanasan global.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Fenomena ini menunjukkan bahwa bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor kini tidak lagi bersifat musiman, tetapi bisa terjadi kapan saja dengan intensitas yang jauh lebih tinggi. Sistem peringatan dini dan mitigasi bencana perlu diperkuat, terutama di daerah rawan bencana.

Studi Kasus: Desa Alur Tembus, Aceh Tengah menjadi salah satu wilayah paling terdampak dengan 85% rumah warga hanyut dan 120 korban jiwa. Infografis penyebaran bencana menunjukkan pola kerusakan mengikuti alur sungai besar seperti Krueng Peusangan dan Krueng Aceh.

Musibah ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana dan perlindungan lingkungan. Mari bersatu membantu saudara-saudara kita di Sumatera, dukung program rehabilitasi, dan tingkatkan kesadaran akan perubahan iklim. Solidaritas dan tindakan nyata kita bisa menjadi harapan bagi mereka yang kehilangan segalanya. Bersama, kita bangkit dari musibah ini!

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan