Forum Indonesia Economic Outlook 2026 Ungkap Peluang Baru Investasi

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Indonesia tetap menjadi destinasi investasi yang menarik berkat kinerja ekonomi yang terus menguat. Pernyataan ini disampaikan saat pembukaan Business Forum Indonesia Economic Outlook 2026: Strategic Partnerships for Business, Trade & Tourism Investment.

Pada periode Januari hingga September 2025, realisasi investasi telah mencapai Rp 1.434,3 triliun (US$ 85 miliar), meningkat hampir 13% secara year-on-year dan berhasil menciptakan 1,95 juta lapangan kerja baru. Kawasan Ekonomi Khusus juga memberikan kontribusi signifikan dengan investasi kumulatif sebesar Rp 294,4 triliun (USD 17 miliar) serta menyerap 187.000 tenaga kerja, khususnya di sektor pariwisata.

Di semester pertama tahun ini, realisasi investasi mencapai Rp 340,2 triliun, setara dengan 60% dari target nasional dan 44% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Investasi asing langsung (FDI) memberikan kontribusi sebesar 26%, semakin mengukuhkan daya saing Indonesia di pasar global.

“Tahun 2026, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara akan terus mendukung program prioritas di bidang ketahanan pangan dan energi, gizi, serta Pendidikan dengan alokasi mencapai sekitar Rp 3.250 triliun, termasuk Rp 450 triliun yang didedikasikan untuk memperkuat sektor-sektor inti tersebut. Kebijakan ini diperkirakan menciptakan efek pengganda yang besar bagi perekonomian,” ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Selasa (2/12/2025).

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 2.175,26 triliun pada tahun 2026, atau naik 14,2% dari target tahun 2025. Fokus utama ditujukan pada hilirisasi industri untuk mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi 8%. Target ini selaras dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,33% yang diperkirakan oleh Bank Indonesia (BI) pada 2026. Penguatan arus investasi ini turut berdampak langsung terhadap sektor-sektor pendukung perekonomian, terutama pariwisata dan industri MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions), yang memiliki andil besar dalam aktivitas bisnis dan rantai pasok nasional.

Sektor pariwisata, khususnya melalui industri MICE, terus menunjukkan peran strategis dalam perekonomian. Kementerian Pariwisata menargetkan kontribusi devisa sektor MICE meningkat dari 10% menjadi 15% pada tahun 2029 melalui penguatan ekosistem event nasional dan perluasan lapangan kerja. Hingga September 2025, pemerintah telah mendukung 134 event yang menarik 10,8 juta pengunjung, melibatkan sekitar 95 ribu pekerja event dan 44.800 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta menghasilkan perputaran ekonomi sebesar Rp 11,82 triliun.

Data ini semakin menegaskan bahwa industri MICE bukan hanya menjadi motor pemulihan pariwisata, tetapi juga menjadi pilar penting dalam agenda pertumbuhan ekonomi jangka menengah. Arah kebijakan ekonomi nasional, proyeksi pertumbuhan, serta penguatan sektor MICE menjadi landasan kuat bagi Krista Exhibitions dalam menyelenggarakan forum strategis yang mempertemukan pelaku usaha, pembuat kebijakan, dan investor.

Melalui THE 3rd Business, Trade & Tourism Investment Business Forum dengan tema ‘Indonesia Economic Outlook 2026: Strategic Partnerships for Business, Trade & Tourism Investment’, Krista Exhibitions menegaskan komitmen untuk menyediakan platform kolaboratif yang mendalam guna memahami arah ekonomi Indonesia tahun 2026 sekaligus membuka peluang kemitraan dan investasi lintas sektor.

Forum ini menghadirkan pakar ekonomi, duta besar atau perwakilannya, asosiasi industri, serta lembaga bisnis internasional untuk membahas perkembangan ekonomi global, proyeksi pertumbuhan nasional, dan potensi investasi di tahun mendatang. Dengan pendekatan multi-sektor, diskusi memberikan wawasan menyeluruh mengenai peluang yang dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha, khususnya di sektor manufaktur dan MICE yang berperan penting dalam memperkuat struktur ekonomi nasional.

CEO Krista Exhibitions, Daud D. Salim, menjelaskan bahwa tahun 2026 merupakan periode penting bagi akselerasi industri nasional. “Business Forum ini kami selenggarakan untuk memberikan wawasan komprehensif kepada para pelaku usaha mengenai tren ekonomi global, perkembangan teknologi, serta peluang baru di sektor manufaktur dan MICE yang menjadi motor penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Daud.

Rangkaian sesi dalam Business Forum membahas proyeksi ekonomi 2026, dinamika ekonomi global dan regional, kebijakan percepatan investasi, serta pandangan strategis berbagai sektor industri dan perdagangan. Pertumbuhan industri MICE juga menjadi sorotan melalui pemaparan tren pameran internasional, kontribusi sektor B2B bagi perekonomian, dan strategi menjadikan Indonesia sebagai hub pameran terkemuka di Asia Tenggara.

Sebagai penyelenggara pameran internasional selama lebih dari 31 tahun, Krista Exhibitions terus memperkuat kontribusinya terhadap pertumbuhan industri nasional melalui penyediaan platform bisnis yang relevan, strategis, dan berdampak luas. Memasuki tahun 2026, Krista Exhibitions kembali menggelar rangkaian pameran lintas sektor di berbagai kota di Indonesia, menghadirkan peluang kolaborasi dan pengembangan industri yang semakin terintegrasi.

Rangkaian pameran industri makanan dan minuman pada 2026 akan diselenggarakan di Yogyakarta, Surabaya, Bali, dan Jakarta. Pameran dimulai di Yogyakarta melalui Jogja Food & Beverage Expo yang berlangsung bersamaan dengan JPE – Jogja International Printing Expo dan Jogja Pack Expo. Selanjutnya, rangkaian pameran berlanjut ke Surabaya dengan IIFEX – Eastfood Indonesia Expo, kemudian Bali Interfood Expo di Bali, dan ditutup dengan pameran makanan minuman terbesar di Asia Tenggara, SIAL Interfood Expo, yang diselenggarakan bersamaan dengan Seafood Show Asia Expo dan All Indonesia Cooltech Expo di NICE PIK, Jakarta.

Selain sektor makanan dan minuman, Krista Exhibitions juga menghadirkan pameran di bidang kecantikan, tekstil, kesehatan, serta teknologi audiovisual, pencahayaan, dan panggung melalui penyelenggaraan IndoBeauty Expo, ILF – Indo Leather & Footwear Expo, IGT – Indo Garment & Textile Expo, IndoHealthcare Gakeslab Expo, serta PRO AVL Indonesia Expo.

Dengan terselenggaranya Business Forum ini serta rangkaian pameran industri sepanjang 2026, Krista Exhibitions berkomitmen memperkuat sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan mitra internasional guna membuka peluang kolaborasi yang lebih luas dan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global. Krista Exhibitions meyakini bahwa kerja sama lintas sektor yang terbangun melalui forum ini akan menjadi pondasi penting bagi perluasan investasi, inovasi, dan transformasi industri menuju masa depan yang lebih kompetitif dan berkelanjutan.

Data Riset Terbaru:
Studi Bank Dunia (2025) menunjukkan bahwa setiap peningkatan 10% dalam arus investasi asing langsung di negara berkembang dapat mendorong pertumbuhan PDB sebesar 0,5-1,0%. Di Indonesia, efek pengganda dari investasi di sektor industri hilirisasi tercatat mencapai 2,3 kali, artinya setiap Rp 1 triliun investasi dapat menciptakan nilai tambah ekonomi sebesar Rp 2,3 triliun. Riset McKinsey (2025) juga mengungkap bahwa sektor MICE di Asia Tenggara diproyeksikan tumbuh 8,5% per tahun hingga 2028, dengan Indonesia sebagai pasar potensial terbesar kedua setelah Thailand.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Fenomena penguatan investasi di Indonesia tidak lepas dari keberhasilan pemerintah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif serta perbaikan regulasi. Strategi hilirisasi menjadi kunci utama karena mampu menambah nilai ekspor dan menciptakan lapangan kerja yang berkualitas. Industri MICE, meskipun sempat terdampak pandemi, kini bangkit menjadi sektor yang memberikan multiplier effect luas, tidak hanya bagi pariwisata tetapi juga sektor manufaktur dan jasa pendukung. Kombinasi antara kebijakan fiskal yang pro-investasi dan pengembangan infrastruktur strategis menjadi daya tarik utama bagi investor asing.

Studi Kasus: Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei
KEK Sei Mangkei di Sumatera Utara menjadi contoh nyata keberhasilan investasi berbasis hilirisasi. Dengan fokus pada pengolahan kelapa sawit dan batubara, KEK ini telah menyerap investasi lebih dari Rp 30 triliun dan menciptakan 15.000 lapangan kerja langsung. Produk turunannya seperti oleokimia dan methanol batubara kini diekspor ke lebih dari 15 negara, membuktikan bahwa hilirisasi mampu meningkatkan daya saing global.

Infografis:

  • Realisasi Investasi Jan-Sept 2025: Rp 1.434,3 triliun (US$ 85 miliar)
  • Peningkatan YoY: +13%
  • Lapangan Kerja Baru: 1,95 juta
  • Investasi FDI: 26% dari total
  • Target Investasi 2026: Rp 2.175,26 triliun
  • Kontribusi MICE terhadap Devisa: 10% (2025) โ†’ 15% (2029)
  • Event MICE Jan-Sept 2025: 134 event
  • Pengunjung Event: 10,8 juta
  • Perputaran Ekonomi MICE: Rp 11,82 triliun

Indonesia sedang berada di jalur yang tepat menuju perekonomian yang lebih kuat dan berkelanjutan. Dengan komitmen kuat pemerintah, dukungan sektor swasta, dan partisipasi aktif masyarakat, peluang investasi dan pertumbuhan ekonomi akan terus terbuka lebar. Mari bersama-sama memanfaatkan momentum ini untuk membangun masa depan yang lebih sejahtera dan kompetitif di kancah global.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan