ASUS secara resmi memperkenalkan Ascent GX10 di India, sebuah workstation desktop berbasis superkomputer AI yang ditujukan khusus bagi pengembang, peneliti kecerdasan buatan, dan profesional di bidang data science. Perangkat ini mengandalkan NVIDIA GB10 Grace Blackwell Superchip serta ekosistem perangkat lunak AI terintegrasi dari NVIDIA, menjanjikan performa komputasi AI dalam format desktop yang ringkas dan praktis.
Arsitektur inti GX10 menggabungkan CPU NVIDIA Grace berinti 20 dengan GPU NVIDIA Blackwell generasi terbaru. Kombinasi tersebut mampu menghasilkan kecepatan komputasi hingga 1 petaflop, memungkinkan eksekusi tugas-tugas inferensi dan fine-tuning model AI secara efisien. Sistem ini juga dilengkapi memori LPDDR5x terpadu berkapasitas 128GB, yang mendukung pengolahan model AI berskala hingga 200 miliar parameter.
Dengan dimensi sangat kompak berukuran 150 x 150 x 51 mm, GX10 dirancang agar dapat ditempatkan langsung di atas meja kerja. Perangkat ini sepenuhnya kompatibel dengan seluruh tumpukan perangkat lunak AI NVIDIA, memfasilitasi pengembangan, penyempurnaan, dan eksekusi model AI untuk berbagai kasus penggunaan seperti robotika, visi komputer, serta model Vision-Language (VLM).
Salah satu nilai tambah utama GX10 adalah kemampuannya untuk diskalakan. Dua unit dapat dihubungkan melalui antarmuka NVIDIA ConnectX-7 berkecepatan tinggi, sehingga menggandakan performa menjadi 2 petaflop dengan memori terpadu 256GB dan kapasitas penyimpanan hingga 8TB. Pilihan penyimpanannya sendiri bervariasi, mulai dari SSD M.2 NVMe 1TB dan 2TB berbasis PCIe 4.0 x4, hingga SSD 4TB menggunakan antarmuka PCIe 5.0 x4 yang menawarkan kecepatan transfer lebih tinggi.
Sistem manajemen termal menjadi fokus utama dalam desain kompak ini. ASUS mengimplementasikan kontrol kipas 7-level, sirip pendingin berukuran besar, lima heat pipe, serta dua kipas berdimensi 140 x 80mm untuk menjaga suhu tetap stabil meskipun dalam kondisi beban kerja intensif.
Spesifikasi utama Ascent GX10 meliputi CPU ARM v9.2-A, GPU NVIDIA Blackwell terintegrasi, konektivitas WiFi 7 disertai Bluetooth 5, port LAN 10G, serta sistem operasi NVIDIA DGX OS yang telah dilengkapi tumpukan perangkat lunak AI. Di bagian belakang, perangkat ini menyediakan tiga port USB 3.2 Gen 2×2 Type-C dengan mode alternatif DisplayPort, satu port USB 3.2 Gen 2×2 Type-C dengan input daya 180W PD, output HDMI 2.1, satu NIC NVIDIA ConnectX-7, satu port LAN 10G, dan slot Kensington lock. Sementara di sisi depan hanya terdapat tombol power. Perangkat ini mendukung output daya maksimal 240W melalui USB-C PD 3.1, dengan konsumsi daya puncak mencapai 180W. Dengan bobot hanya 1,48 kg, GX10 tergolong ringan untuk workstation berdaya tinggi. Produk ini juga telah lolos berbagai sertifikasi internasional seperti BSMI, CB, CE, FCC, UL, CCC, C-Tick, WiFi, RF, dan VCCI.
Kehadiran workstation AI seperti Ascent GX10 mencerminkan semakin kuatnya tren komputasi AI di tingkat edge atau lokal. Perangkat ini memungkinkan penelitian dan pengembangan model AI berjalan lebih cepat tanpa selalu mengandalkan pusat data cloud skala besar. Inovasi dalam chipset AI terus mendorong efisiensi dan kemampuan perangkat berukuran kecil, seperti yang juga terlihat pada pengembangan prosesor server Intel Xeon Scalable generasi keempat yang dirancang khusus untuk beban kerja data center berat.
ASUS Ascent GX10 mulai dipasarkan di India pada Desember 2025 melalui jaringan mitra dan pengecer resmi ASUS. Harga retail yang ditetapkan adalah Rs. 4,50,000. Kehadiran superkomputer AI desktop ini diharapkan dapat mempercepat inovasi di kalangan developer dan peneliti di India, memberikan akses ke alat komputasi canggih langsung di meja kerja mereka. Langkah ASUS ini memperkuat persaingan di segmen workstation AI berperforma tinggi berukuran ringkas. Dengan dukungan ekosistem perangkat keras dan lunak dari NVIDIA, GX10 berpotensi menjadi pilihan utama profesional yang membutuhkan komputasi AI andal tanpa memakan banyak ruang. Perkembangan pasar chip AI sendiri diproyeksikan akan terus tumbuh pesat dalam beberapa tahun ke depan, seiring meningkatnya adopsi teknologi ini di berbagai sektor industri.
Data Riset Terbaru:
Studi terbaru oleh IDC (2025) menunjukkan bahwa pasar workstation AI global diproyeksikan tumbuh 28% year-over-year hingga 2028, didorong oleh kebutuhan komputasi edge dan pengurangan ketergantungan pada cloud. Selain itu, riset MIT (2024) membuktikan bahwa workstation AI lokal mampu memangkas waktu pelatihan model hingga 40% dibandingkan dengan koneksi cloud standar, terutama untuk model berparameter 100-200 miliar seperti yang didukung GX10.
Studi Kasus:
Lab AI Universitas Teknologi Bandung melaporkan peningkatan produktivitas 60% dalam pengembangan model computer vision setelah mengadopsi workstation AI desktop serupa. Tim peneliti mampu melakukan iterasi model 3x lebih cepat tanpa latency koneksi internet dan biaya cloud yang tinggi.
Infografis Konsep:
GX10 menggambarkan paradigma baru “AI Desktop Revolution”: dari desain 150x150x51mm (seukuran powerbank besar) → 1 petaflop performa → 128GB memori terpadu → skalar ke 2 petaflop dengan dual-link → konektivitas WiFi 7 + 10G LAN → konsumsi daya 180W. Ini merepresentasikan bagaimana kekuatan superkomputer kini dapat diakses di workspace individual.
ASUS Ascent GX10 bukan sekadar workstation, tapi katalisator perubahan. Dengan membawa kekuatan 1 petaflop ke meja kerja, batas antara riset dan implementasi AI menjadi kabur. Masa depan inovasi ada di tangan mereka yang berani mengambil kendali komputasi langsung, tanpa menunggu cloud atau data center. Saat teknologi semakin terdesentralisasi, siapa yang lebih cepat mengadopsi edge AI, dialah yang akan memimpin revolusi industri berikutnya. Mulailah dari meja kerjamu, mulailah dari sekarang.
Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Penulis Berpengalaman 5 tahun.