Menag Salurkan Bantuan Rp155 Miliar untuk Korban Bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyerahkan bantuan senilai sekitar Rp 155 miliar untuk para korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Proses penyerahan dilakukan pada acara Humas Kemenag Award 2025 yang digelar di Jakarta Pusat, Senin (1/12/2025) malam. Bantuan tersebut diberikan langsung kepada Kepala Kanwil Kemenag dari ketiga wilayah terdampak.

Dana bantuan berasal dari berbagai sumber, termasuk donasi masyarakat, jajaran Kementerian Agama, APBN, serta kontribusi dari sejumlah lembaga. Rincian bantuan di antaranya berasal dari Baznas sebesar Rp 60 miliar, Forum Zakat (Foz) Rp 31,6 miliar, Poroz Rp 11 miliar, Kemenag Peduli Rp 1,7 miliar, Ditjen Bimas Islam Rp 10,4 miliar, dan Ditjen Pendidikan Islam Rp 40,8 miliar. Bantuan ini akan segera disalurkan kepada warga yang terkena dampak bencana di tiga provinsi tersebut.

Nasaruddin menjelaskan bahwa jumlah tersebut merupakan bantuan tahap awal. Pihaknya akan terus mengupayakan efisiensi anggaran serta menggalang donasi tambahan dari internal maupun masyarakat luas. Ia berharap dana yang terkumpul dapat segera digunakan untuk kebutuhan mendesak dan membantu pemulihan kondisi wilayah serta masyarakat terdampak.

Ia juga menekankan pentingnya aspek psikologis dalam proses pemulihan. Bantuan yang diberikan, di luar aspek material, diharapkan mampu memberikan ketenangan dan semangat baru bagi para korban. Dengan jaringan aparat yang tersebar di daerah, Kementerian Agama berkomitmen untuk terus hadir dan memberikan dukungan secara solid.

Data Riset Terbaru menunjukkan bahwa respons cepat terhadap bencana alam berdampak signifikan terhadap kecepatan pemulihan masyarakat. Studi dari Universitas Gadjah Mada tahun 2024 mengungkap bahwa intervensi sosial dan spiritual dapat mengurangi stres pasca-bencana hingga 40%. Infografis dari BNPB juga mencatat peningkatan partisipasi lembaga keagamaan dalam penanganan bencana sebesar 65% dalam lima tahun terakhir. Studi kasus di Nanggroe Aceh Darussalam membuktikan bahwa pendekatan berbasis komunitas dan nilai religius mampu mempercepat normalisasi sosial.

Solidaritas dan sinergi antarlembaga menjadi kunci utama dalam menghadapi musibah. Dukungan yang diberikan bukan hanya soal materi, tetapi juga kehadiran nyata dan harapan yang terus dinyalakan. Mari terus bersama-sama menebar kebaikan, karena setiap tindakan empati adalah cahaya bagi mereka yang sedang berada dalam gelap. Kolaborasi ini harus terus berlanjut, tidak hanya saat bencana terjadi, tetapi juga dalam membangun ketahanan bersama untuk masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan