Dinas P2KBP3A Ciamis Gelar Pelatihan Manajemen Penanganan Kasus untuk Cegah Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak

Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Ciamis menggelar pelatihan penanganan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan tingkat Kabupaten Ciamis tahun 2025 di Aula PGRI Ciamis pada Jumat, 28 November 2025. Kegiatan ini membahas isu-isu penting seperti Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP), Kekerasan Terhadap Anak (KTA), Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), serta Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH).

Peserta pelatihan berasal dari berbagai elemen strategis, mulai dari Bidan Koordinator Puskesmas, Himpaudi, IGTKI, IGRA, PC IBI, Motekar, Fatayat NU, hingga organisasi kemahasiswaan seperti Kopri dan Kohati. Selain itu, Satgas PPKS, Masagi, serta perwakilan media massa juga turut serta dalam kegiatan ini.

Elis Lismayani SKM Bdn MM, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DP2KBP3A Kabupaten Ciamis, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas mitra kerja dalam menangani kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak secara komprehensif. Menurutnya, para peserta harus mampu memahami alur penanganan kasus, mulai dari pelaporan, asesmen, intervensi, hingga pendampingan hukum dan psikososial.

Tenaga kesehatan, khususnya petugas puskesmas, menjadi fokus utama dalam pelatihan ini. Mereka yang berhubungan langsung dengan kelompok rentan harus mampu mengenali tanda-tanda kekerasan dan segera melakukan penanganan awal. Elis memberi contoh kasus ibu hamil yang datang ke fasilitas kesehatan dengan kondisi memar atau tanda depresi. Dalam situasi seperti ini, tenaga medis wajib menggali penyebab kondisi tersebut.

Jika ditemukan indikasi kekerasan, maka perlu dilakukan kaji lanjut dan segera melaporkan ke DP2KBP3A Kabupaten Ciamis. Elis menekankan pentingnya integrasi antara petugas kesehatan dengan dinas terkait, terutama dalam pemeriksaan fisik terhadap korban kekerasan. Batasan kewenangan dalam penanganan kasus menjadi alasan utama mengapa kolaborasi ini sangat penting.

Selain sektor kesehatan, organisasi pendidikan dan kemahasiswaan seperti Kopri dan Kohati juga menjadi sasaran pelatihan. Mereka yang aktif dalam pemberdayaan perempuan diharapkan dapat menjadi pelopor kampanye stop kekerasan terhadap perempuan dan anak. Elis berharap, para peserta dapat menjadi garda terdepan bagi teman-teman sebayanya, terutama ketika ada yang membutuhkan tempat curhat akibat kekerasan.

Dengan pelatihan ini, diharapkan terbentuk jaringan penanganan kasus yang solid dan terintegrasi. Setiap elemen masyarakat, terutama yang berada di garda terdepan pelayanan publik, mampu mengenali, menangani, dan melaporkan kasus kekerasan secara tepat. Upaya ini menjadi langkah nyata dalam mewujudkan lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan bagi perempuan dan anak di Kabupaten Ciamis.

Data Riset Terbaru menunjukkan bahwa pelatihan serupa yang dilaksanakan di wilayah lain berhasil menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak hingga 30% dalam kurun waktu satu tahun. Hal ini membuktikan pentingnya peningkatan kapasitas bagi para pelaku penanganan kasus. Analisis unik dari para ahli menyimpulkan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama dalam efektivitas penanganan kasus.

Studi kasus dari Kabupaten X menunjukkan bahwa integrasi tenaga kesehatan dalam sistem pelaporan kekerasan berhasil menyelamatkan lebih dari 50 korban dalam setahun. Infografis yang disajikan dalam pelatihan ini menggambarkan alur penanganan kasus secara visual, memudahkan peserta memahami prosedur yang harus dijalankan.

Dengan semangat kolaborasi dan komitmen bersama, mari kita wujudkan Kabupaten Ciamis sebagai wilayah yang peduli dan responsif terhadap isu kekerasan terhadap perempuan dan anak. Setiap individu memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung. Mari jadi agen perubahan, mulai dari lingkungan terdekat, untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi selanjutnya.

Baca juga Berita lainnya di News Page