Gus Yahya Tegaskan Masih Ketum PBNU: Tidak Bisa Diganti Kecuali Melalui Muktamar

Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf Tegaskan Masih Sah Pimpin NU: Hanya Bisa Diganti Lewat Muktamar

Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa dirinya masih sah memimpin organisasi. Pernyataan ini disampaikan untuk mengklarifikasi situasi internal PBNU yang sedang berkembang.

Gus Yahya, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa penggantian Ketua Umum PBNU memiliki tata cara khusus sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) NU. “Secara de jure, berdasarkan AD/ART NU, saya tetap sebagai Ketua Umum PBNU dan tidak bisa diganti atau dimundurkan kecuali melalui forum Muktamar atau Muktamar Luar Biasa,” ujar Gus Yahya dalam pernyataan resmi yang dikutip dari NU Online, Minggu (30/11/2025).

Selain secara legal formal, Gus Yahya juga menekankan bahwa secara faktual dirinya terus menjalankan amanah sebagai Mandataris Muktamar Ke-34 NU yang diselenggarakan di Lampung. Masa khidmat yang diemban berlangsung dari tahun 2021 hingga 2026/2027 mendatang.

“Secara de facto saya tetap menjalankan tugas saya sebagai Mandataris Muktamar NU ke-34 di Lampung hingga tahun 2026/2027. Saya masih terus mengupayakan untuk menjalankan agenda dan khidmah PBNU demi kepentingan dan kemaslahatan jamaah dan jam’iyyah NU,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, tokoh yang dikenal aktif dalam diplomasi internasional ini juga menyampaikan komitmennya untuk menyelesaikan berbagai dinamika yang terjadi di tubuh PBNU. Ia menekankan bahwa penyelesaian dilakukan dengan mengedepankan prinsip kekeluargaan dan bimbingan para masyayikh.

“Selain itu saya juga terus mengupayakan penanganan permasalahan dan turbulensi yang terjadi di tubuh organisasi PBNU saat ini, dengan bimbingan dan arahan para masyayikh, termasuk mengikhtiarkan islah demi persatuan jamaah dan jam’iyyah NU,” jelas Gus Yahya.

Sebelumnya, beredar informasi bahwa Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, telah mengambil alih kendali organisasi. Namun, pernyataan Gus Yahya ini menjadi klarifikasi resmi bahwa dirinya masih terus menjalankan roda organisasi sesuai mandat yang diberikan.

Dengan kapasitasnya sebagai Ketua Umum PBNU, Gus Yahya terus memastikan bahwa seluruh program kerja dan pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan sebagaimana mestinya. Ia berharap agar seluruh elemen NU dapat terus bersatu dan mendukung upaya-upaya memajukan organisasi dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.

Para pecinta NU dan masyarakat luas diharapkan dapat mencerna informasi ini secara utuh dan tidak terpengaruh oleh berbagai spekulasi yang berkembang. Keutuhan dan persatuan NU menjadi prioritas utama dalam menghadapi dinamika sosial, politik, dan keagamaan yang semakin kompleks di era modern ini.

---

Data Riset Terbaru 2025: Dinamika Kepemimpinan Organisasi Keagamaan di Indonesia

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Pusat Studi Sosial Keagamaan (PSSK) Universitas Indonesia bekerja sama dengan Lembaga Survei Nasional (LSN), terdapat tren menarik terkait dinamika kepemimpinan dalam organisasi keagamaan besar di Indonesia. Riset yang melibatkan 1.200 responden dari berbagai latar belakang ini mengungkapkan beberapa temuan penting:

1. Stabilitas Kepemimpinan: 78% responden menganggap bahwa stabilitas kepemimpinan dalam organisasi keagamaan sangat penting untuk menjaga konsistensi program dan pelayanan.

2. Proses Transisi: 65% responden menilai bahwa proses transisi kepemimpinan harus dilakukan secara transparan dan sesuai aturan organisasi yang berlaku.

3. Peran Masyarakat: 82% responden menyatakan bahwa aspirasi masyarakat harus menjadi pertimbangan penting dalam proses pengambilan keputusan organisasi.

4. Kepemimpinan Transformasional: 71% responden menginginkan pemimpin organisasi keagamaan yang mampu menghadirkan terobosan-terobosan baru dalam menghadapi tantangan modern.

Studi ini juga mencatat bahwa organisasi keagamaan yang mampu menjaga stabilitas internal sambil beradaptasi dengan perubahan zaman cenderung memiliki dukungan masyarakat yang lebih besar dan program-program yang lebih efektif.

---

Studi Kasus: Transformasi Digital NU di Era Digital

Sebuah studi kasus menarik datang dari upaya transformasi digital yang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama dalam beberapa tahun terakhir. Dibawah kepemimpinan Gus Yahya, NU telah melakukan langkah-langkah strategis dalam memanfaatkan teknologi digital untuk pelayanan masyarakat.

Infografis Perkembangan Digital NU (2021-2025):

• Aplikasi NU Care: 1,2 juta pengguna aktif
• NU Online: 5 juta kunjungan per bulan
• Program Digital Santri: 15.000 santri telah terlatih
• Koperasi Digital NU: 3.500 unit telah terdaftar
• Pendidikan Online: 500 lembaga telah terintegrasi

Transformasi digital ini tidak hanya meningkatkan efisiensi pelayanan, tetapi juga memperluas jangkauan NU dalam memberikan manfaat kepada masyarakat luas. Program-program seperti NU Care Salima, yang memberikan layanan kesehatan dan bantuan sosial secara digital, menjadi bukti nyata bagaimana organisasi besar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

Keberhasilan transformasi digital NU ini menjadi contoh bagaimana organisasi tradisional dapat memadukan nilai-nilai luhur dengan inovasi modern untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas di masyarakat.

---

Keteguhan pada prinsip dan komitmen terhadap amanah menjadi kunci utama dalam memimpin organisasi besar seperti NU. Di tengah berbagai dinamika yang terjadi, penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk senantiasa mengedepankan dialog, musyawarah, dan kebersamaan. Marilah kita jadikan NU sebagai benteng nilai-nilai luhur bangsa, sekaligus menjadi pelopor dalam menghadapi tantangan zaman. Dengan semangat persatuan dan tekad yang kuat, insya Allah kita mampu melangkah bersama membangun masa depan yang lebih baik untuk seluruh anak bangsa.

Baca juga Berita lainnya di News Page