Warga Musi Banyuasin Merdeka dari Gelap dan Nikmati Listrik Berkat BPBL

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Suara azan Maghrib yang merdu masih bergema di Desa Bandar Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Di sebuah rumah panggung yang sederhana, cahaya terang dari bohlam putih mulai mengisi ruang tamu, menandai perubahan besar dalam kehidupan keluarga Ruslan (52). Buruh tani ini kembali ke kampung halaman setelah merantau cukup lama untuk merawat orang tuanya yang sedang sakit. Selama hampir sepuluh tahun, ia dan keluarganya hidup tanpa aliran listrik PLN.

Kini, melalui Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) yang digagas oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan PLN, Ruslan akhirnya bisa menikmati listrik secara gratis di rumahnya. Ia mengungkapkan rasa syukur yang mendalam atas bantuan pemerintah ini. “Terima kasih saya ucapkan kepada pemerintah yang telah memberikan fasilitas pemasangan listrik gratis. Alhamdulillah, ini sangat menunjang sekali bagi saya,” ucapnya dalam siaran pers, Senin (3/11/2025).

Sebelum mendapatkan listrik, malam-malam di rumahnya hanya diterangi oleh lampu minyak yang redup. Terkadang, ia harus mengandalkan genset kecil yang harus diisi bahan bakar setiap dua hari sekali. Suara dengungan mesin genset menjadi teman setia di setiap malamnya selama bertahun-tahun. Kini, suara itu digantikan oleh bunyi kecil ‘klik’ saat sakelar ditekan dan lampu pun menyala.

Ruslan bercerita bahwa anak-anaknya dulu harus belajar di bawah cahaya lampu minyak. Jika minyak habis, mereka terpaksa belajar dengan cahaya seadanya. “Kalau malam, anak-anak belajar pakai lampu minyak. Kalau habis minyak, ya sudah, belajar seadanya,” ujarnya. Kini, dengan adanya listrik, ia berharap putra-putrinya bisa belajar lebih lama dan nyaman. “Mudah-mudahan semangat belajarnya makin tinggi,” tambahnya.

Lebih dari sekadar penerangan, kehadiran listrik juga membuka peluang ekonomi baru bagi keluarganya. Selama ini, ia hanya mengandalkan penghasilan sebagai buruh tani. Dengan listrik, ia mulai merancang usaha sampingan. “Kalau ada listrik, saya bisa beli kulkas, nanti bisa berjualan es atau minuman dingin. Istri saya penjahit, saya yakin dan percaya ke depannya akan lebih banyak pemasukan dari menjahit baju,” ujarnya dengan penuh harap.

Program BPBL telah diluncurkan sejak 2022 oleh Kementerian ESDM bersama PLN. Hingga 2024, lebih dari 367 ribu rumah tangga tidak mampu telah berhasil teraliri listrik secara gratis melalui program ini. Tahun ini, pemerintah menargetkan 215 ribu rumah tangga miskin lainnya yang belum menikmati listrik bisa segera terhubung.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa program ini adalah wujud nyata kehadiran negara dalam mewujudkan keadilan sosial sesuai amanat konstitusi. Ia berkomitmen melanjutkan program hingga seluruh rakyat Indonesia terbebas dari kegelapan. “Kami di Kementerian ESDM itu kan ada program listrik desa dan pemasangan listrik ke rumah tangga. Ini target Bapak Presiden yang kami terjemahkan dalam arah kebijakan selesai di 2029-2030. Semuanya adalah sebagai bentuk kehadiran pemerintah dalam memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan rakyat, khususnya dari sektor ESDM,” jelas Bahlil.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan kesiapan penuh pihaknya dalam mendukung arahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Menteri ESDM untuk mempercepat pemerataan listrik di seluruh Indonesia. Sebagai pelaksana BPBL, PLN memastikan proses validasi data penerima, pengadaan material, pemasangan, hingga penyediaan listrik yang andal dan pelayanan prima berjalan dengan cepat dan tepat sasaran.

“Arahan Bapak Presiden dan Menteri ESDM jelas, agar tidak boleh ada lagi saudara kita yang hidup dalam kegelapan. Untuk itu, kami siap all out menyukseskan Program BPBL,” tegas Darmawan. Ia menambahkan bahwa listrik bukan hanya soal penerangan, tetapi fondasi penting untuk mempercepat pemerataan pembangunan, mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, serta membantu mengentaskan kemiskinan.

Berdasarkan data Kementerian ESDM 2024, masih terdapat sekitar 1,2 juta rumah tangga di wilayah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal) yang belum menikmati listrik PLN. Studi dari LPEM FEB UI (2023) menunjukkan bahwa akses listrik mampu meningkatkan angka partisipasi sekolah anak usia 7-18 tahun sebesar 18% dan mendorong produktivitas ekonomi rumah tangga hingga 30%. Program BPBL tidak hanya menerangi rumah, tetapi juga masa depan jutaan keluarga di pelosok negeri.

Bayangkan secercah cahaya mampu mengubah hidup. Dari gelap ke terang, dari terbatas ke berpeluang. Setiap rumah yang kini menyala adalah bukti nyata bahwa keadilan energi bukan sekadar wacana, tapi kenyataan yang terus digapai. Masih ada jutaan keluarga di ujung gelap yang menanti cahaya. Ayo dukung terus langkah nyata ini, karena listrik bukan hanya hak, tapi kunci kemajuan bangsa. Terangi negeri, bangkitkan harapan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan