Komisi I Siap Evaluasi Kelancaran Internet-BTS Hingga Rote

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Jakarta – Ketua Tim Kunjungan Spesifik Komisi I DPR RI, Anton Sukartono Suratto, melakukan lawatan ke Desa Cunca Wulang di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, kemarin. Dalam agenda tersebut, ia mencatat masih terdapat sejumlah wilayah yang mengalami masalah jaringan, seperti sinyal yang kerap menghilang dan akses data yang lambat. Ia menegaskan akan melanjutkan pengecekan ke wilayah-wilayah lain di NTT, termasuk Pulau Rote, guna memastikan layanan internet, BTS, fiber optik, dan konektivitas Satelit Satria-1 berjalan optimal.

Ia menekankan bahwa masyarakat di daerah terdepan berhak menikmati fasilitas yang setara dengan warga di Jawa. “Mereka wajib merasakan fasilitas yang sama seperti masyarakat di Jawa. Jangan sampai mereka tidak merasakan nikmatnya menjadi warga negara Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (28/11/2025).

Pulau Rote, sebagai wilayah paling selatan Indonesia, menjadi prioritas pemeriksaan selanjutnya. Banyak laporan menyebutkan masih terdapat blank spot di berbagai area di Rote, padahal wilayah ini kerap disebut dalam slogannya ‘Sabang sampai Merauke, Miangas sampai Rote’. “Jangan cuma disebut, tapi tidak ada internetnya. Kita akan cek langsung,” tegas Anton.

Dalam kesempatan itu, Anton juga mengapresiasi kehadiran Direktur Bakti Kominfo, Indah Kurniawati, yang turut mendampingi kunjungan. Ia menegaskan bahwa Bakti menyediakan saluran pengaduan langsung untuk menangani jaringan yang melemah atau bermasalah. “Kalau ada sinyal tadinya kuat jadi lemah, atau tiba-tiba hilang, langsung laporkan. Bakti siap merespons,” ujarnya.

Anggota Komisi I DPR RI, Syamsu Rizal, menegaskan komitmen negara dalam mewujudkan konektivitas telekomunikasi yang merata di seluruh Indonesia. Ia menekankan bahwa pembangunan infrastruktur digital tidak boleh terpusat di kota besar saja, tetapi harus menjangkau desa-desa dan wilayah terluar. Pemerintah, kata dia, telah menyiapkan jaringan utama berupa fiber optik sepanjang 12.229 kilometer yang menjadi tulang punggung layanan internet nasional. “Ini komitmen kita untuk menghadirkan konektivitas maksimal bagi masyarakat, dan fondasinya adalah fiber optik,” ucapnya.

Selain itu, pemerintah mempercepat pembangunan jaringan menengah melalui Base Transceiver Station (BTS). Dari target 7.300 BTS yang akan dibangun di seluruh Indonesia, lebih dari 4.900 unit telah terpasang. “Insyaallah akhir tahun ini bisa mencapai 6.000, dan di awal tahun depan kita berharap sudah sekitar 7.000 BTS berdiri,” katanya.

Syamsu menjelaskan bahwa percepatan pembangunan BTS sangat krusial untuk mengurangi kawasan tanpa sinyal atau blank spot yang selama ini menghambat aktivitas warga, terutama di wilayah perdesaan seperti Manggarai Barat. Komisi I menargetkan pertengahan tahun 2026 tidak ada lagi masyarakat yang mengeluhkan ketiadaan layanan internet dasar. “Kami ingin memastikan masyarakat tidak lagi berteriak soal blank spot,” tegasnya.

Komisi I juga akan mengawasi seluruh proses pembangunan jaringan agar tepat sasaran, transparan, dan berorientasi pada pelayanan publik. “Kami tidak hanya datang meninjau, tetapi memastikan pembangunan ini betul-betul berjalan untuk kepentingan masyarakat,” pungkas Syamsu.

Berdasarkan data riset terbaru dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (2024), cakupan internet di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) telah mencapai 87%, naik dari 72% pada 2021. Namun, studi dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Sosial (LPEM) FEB UI (2024) menunjukkan bahwa kualitas koneksi di NTT masih di bawah rata-rata nasional, dengan kecepatan unduh rata-rata 7,2 Mbps dibandingkan rata-rata nasional 14,5 Mbps. Studi kasus di Manggarai Barat (2023) mencatat 68% responden mengalami gangguan sinyal minimal seminggu sekali, terutama di kawasan pegunungan dan pesisir selatan.

Infografis sederhana:

  • Target: 7.300 BTS seluruh Indonesia
  • Sudah terpasang: 4.900+ BTS
  • Fiber optik nasional: 12.229 km
  • Target bebas blank spot: pertengahan 2026
  • Cakupan internet 3T: 87% (2024)

Akses internet bukan lagi kemewahan, tapi kebutuhan dasar. Setiap anak di Rote, di Manggarai, di seluruh pelosok, berhak belajar, berusaha, dan terhubung. Perjuangan ini belum selesai—dari desa ke parlemen, dari menara BTS ke satelit, kita terus membangun jembatan digital yang tak memandang jarak. Mari pastikan tidak ada satu pun sudut negeri yang tertinggal dalam gelombang kemajuan ini.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan