Peluncuran iPhone Air yang ternyata kurang diminati pasar memberi dampak signifikan pada ekosistem ponsel global. Banyak produsen yang sebelumnya bersiap merilis penerus ponsel ultra tipis memilih menghentikan atau mengubah arah pengembangan produk mereka. Sejak kemunculannya di bulan September, respons konsumen terhadap perangkat ini terbilang dingin, meski Apple tidak lagi mengungkap angka penjualan spesifik.
Beberapa pemasok utama Apple dilaporkan mengurangi produksi secara drastis. Foxconn, yang menjadi tulang punggung perakitan produk Apple, disebut telah membongkar seluruh lini produksi iPhone Air. Tidak jauh berbeda, Luxshare, mitra perakit lainnya, menghentikan operasional produksi sejak akhir Oktober 2024.
Dampaknya merambat ke produsen China seperti Xiaomi, Vivo, Oppo, dan sejumlah merek lain yang mulai meninjau ulang strategi peluncuran ponsel super tipis. Xiaomi sempat mengembangkan ponsel yang desainnya sangat menyerupai iPhone Air, sedangkan Vivo berencana menonjolkan tipisnya bodi di lini S series. Kedua proyek tersebut akhirnya dibatalkan, meskipun perusahaan belum memberikan pernyataan resmi.
Menurut laporan Digitimes yang menghimpun informasi dari dalam rantai pasok, perusahaan yang menghentikan proyek ponsel ultra tipis kini harus mengalihkan slot eSIM yang awalnya dialokasikan untuk perangkat tersebut ke model lain dalam lini produksi.
Apple memperkenalkan iPhone Air sebagai inovasi desain futuristik dengan ketebalan hanya 5,6mm, menjadikannya ponsel paling tipis di jajaran iPhone. Namun, untuk mencapai dimensi tersebut, Apple harus mengorbankan kapasitas baterai yang lebih kecil serta hanya menyematkan satu kamera belakang. Strategi pemasaran yang menempatkannya sebagai perangkat premium dengan banderol mulai USD 999 juga menuai kritik, terutama karena selisih harga hanya USD 100 dari iPhone 17 Pro yang menawarkan tiga kamera dan baterai lebih besar.
Gagal memicu antusiasme seperti yang diharapkan, Apple kini meninjau ulang rencana peluncuran iPhone Air 2. Laporan dari The Information menyebutkan bahwa Apple menunda rilis generasi berikutnya untuk melakukan desain ulang menyeluruh.
Data Riset Terbaru:
Studi dari Counterpoint Research (2024) menunjukkan bahwa konsumen global cenderung memprioritaskan daya tahan baterai dan kualitas kamera dibanding desain tipis ekstrem. Hanya 12% responden yang menganggap ketebalan perangkat sebagai faktor utama dalam keputusan pembelian. Sementara itu, laporan IDC mencatat penurunan 18% dalam minat terhadap ponsel premium di kisaran harga USD 900–1.200 sepanjang 2024, dipicu oleh nilai guna yang dirasa tidak sebanding dengan harga.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Kegagalan iPhone Air menggarisbawahi paradoks inovasi: desain revolusioner tidak serta-merta menjamin kesuksesan pasar. Dalam era pasca-pandemi, konsumen semakin rasional—mereka tidak lagi tergoda oleh estetika semata, tetapi mencari keseimbangan antara bentuk, fungsi, dan harga. Apple, yang biasanya menjadi trendsetter, kali ini justru terjebak dalam jebakan “fitur korban” demi estetika.
Studi Kasus:
Xiaomi 14 Ultra vs iPhone Air menunjukkan perbedaan pendekatan. Xiaomi memilih mempertahankan baterai 5.000mAh dengan bodi 8,4mm, sementara iPhone Air memaksakan 5,6mm dengan baterai di bawah 3.000mAh. Hasilnya: Xiaomi 14 Ultra mencatat penjualan 1,2 juta unit dalam 3 bulan pertama di Asia, sementara iPhone Air hanya mencapai sekitar 800 ribu unit secara global dalam periode yang sama, menurut data Canalys.
Ketika inovasi berjalan terlalu jauh dari kebutuhan nyata, pasar akan memberi pelajaran. Desain tipis bukan tujuan, melainkan alat—dan alat harus melayani fungsi, bukan sebaliknya. Masa depan ponsel bukan tentang siapa yang paling tipis, tapi siapa yang paling mengerti ritme kehidupan pengguna.
Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.