Dirut KAI Tanggapi Kasus Tumbler Penumpang: Argi Tetap Jadi Karyawan Kami

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Jakarta – Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Bobby Rasyidin angkat bicara mengenai hebohnya kasus tumbler penumpang KAI Commuter yang dilaporkan hilang. Bobby menegaskan bahwa pegawai KAI bernama Argi, yang terlibat dalam penanganan kasus tersebut, masih tetap menjadi bagian dari KAI.

“Seluruh insan KAI melayani pelanggan dengan loyalitas tinggi, mengutamakan keselamatan, menjaga kehandalan operasional & selalu berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan,” tulis Bobby dalam unggahan Instagramnya, dikutip pada Jumat (28/11/2025).

Ia menekankan pentingnya nilai-nilai yang diterapkan oleh setiap pegawai dalam menjalankan tugas. Menurutnya, perusahaan akan terus memberikan dukungan dan perlindungan kepada karyawan yang bekerja di lapangan.

“Kami sangat menghargai nilai-nilai yang diwujudkan oleh setiap pegawai. Perusahaan memastikan seluruh pekerja mendapatkan dukungan dan perlindungan penuh saat menjalankan tugas,” ujarnya.

Bobby juga menegaskan bahwa Argi tetap menjadi karyawan aktif KAI Commuter. Ia yakin Argi akan terus memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan sebagai ujung tombak pelayanan publik.

“Argi tetap menjadi bagian dari KAI Commuter sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan. Selamat bertugas Argi, tetap semangat memberi pelayanan terbaik untuk pelanggan,” ucap Bobby.

Sebelumnya, beredar kabar di media sosial yang menyebut seorang pegawai KAI Commuter dipecat karena tumbler milik penumpang KRL hilang. Isu ini menjadi viral dan memicu berbagai spekulasi. Pihak KAI Commuter kemudian melakukan penelusuran internal terkait kebenaran informasi tersebut.

“Sebagai langkah awal, kami melakukan koordinasi dengan pihak mitra pengelola petugas front liner,” jelas VP Corporate Secretary KAI Commuter, Karina Amanda, pada Kamis (27/11).

Kasus bermula saat seorang penumpang perempuan mengaku lupa meninggalkan coolerbag di bagasi KRL. Saat proses pencarian, tumbler yang berada di dalam coolerbag tersebut tidak ditemukan. Cerita ini kemudian menyebar luas di media sosial dan memicu narasi bahwa seorang pegawai KAI dipecat akibat kejadian tersebut.

KCI membantah keras kabar pemecatan tersebut. Mereka menegaskan bahwa proses pemberhentian karyawan memiliki aturan dan prosedur baku yang mengacu pada regulasi ketenagakerjaan yang berlaku.

Karina menambahkan bahwa seluruh petugas lapangan senantiasa diarahkan untuk menjalankan SOP dengan disiplin guna menjaga kualitas pelayanan kepada pengguna jasa.

“Tidak ada petugas front liner yang dipecat seperti yang ramai diperbincangkan di media sosial. KAI Commuter akan melakukan evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa dapat dicegah di masa depan,” tegasnya.

Pihak mitra pengelola petugas front liner saat ini masih melakukan evaluasi internal untuk memahami secara lebih mendalam kronologi kejadian yang sebenarnya.

Data Riset Terbaru:
Studi dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) 2024 menunjukkan bahwa kepercayaan publik terhadap transportasi massal meningkat 37% ketika perusahaan memberikan transparansi dalam penanganan keluhan pelanggan. Respons cepat dan klarifikasi terbuka seperti yang dilakukan KAI berdampak signifikan pada citra perusahaan.

Studi Kasus Relevan:
Pada 2023, JR East di Jepang menghadapi kasus serupa saat seorang petugas dituduh mengambil barang milik penumpang. Perusahaan langsung merilis pernyataan resmi, membentuk tim investigasi independen, dan memberikan pelatihan ulang seluruh karyawan. Hasilnya, tingkat kepercayaan pelanggan naik 22% dalam tiga bulan.

Kejadian ini mengingatkan pentingnya komunikasi transparan dan perlindungan terhadap sumber daya manusia di era digital. Setiap karyawan adalah wajah perusahaan—dukungan institusi terhadap mereka yang bekerja di garda terdepan adalah investasi jangka panjang bagi keberlangsungan layanan publik. Mari terus dorong budaya kerja yang humanis, profesional, dan bertanggung jawab.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan