Komdigi Akan Tinjau Ulang Regulasi Telekomunikasi: Open Access dan Lelang Frekuensi Baru

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tengah merancang transformasi menyeluruh di sektor telekomunikasi melalui penyempurnaan regulasi dan penguatan akses infrastruktur. Fokus utama reformasi ini adalah penerapan prinsip open access, peningkatan persaingan sehat antar pelaku usaha, serta percepatan perluasan jaringan digital ke wilayah-wilayah terpencil.

Denny Setiawan, Direktur Strategi dan Kebijakan Infrastruktur Digital Komdigi, menjelaskan bahwa pemerintah sedang menyusun peta jalan nasional untuk infrastruktur digital yang mencakup kabel laut, pusat data, jaringan fiber optik, dan rencana pengembangan mobile broadband. Rencana ini akan menjadi dasar pengembangan digital jangka panjang di Indonesia.

Salah satu perubahan mendasar yang disiapkan adalah restrukturisasi definisi wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dan non-3T. Pendekatan baru ini akan lebih mengacu pada aspek tekno-ekonomi dibandingkan batas administratif semata. Sistem zonasi baru terdiri dari tiga kategori: zona hijau untuk wilayah dengan potensi pasar yang kuat, zona kuning untuk area marjinal yang masih bisa mandiri secara ekonomi, serta zona merah yang membutuhkan subsidi pemerintah.

Pemerintah juga berkomitmen mendorong fiberisasi hingga ke tingkat kecamatan dan desa. Langkah ini dimaksudkan untuk mendukung sejumlah program strategis nasional seperti Sekolah Rakyat dan Koperasi Merah Putih. Upaya ini tidak lepas dari tantangan koordinasi antar instansi, terutama dalam hal sharing infrastruktur dengan penyelenggara layanan utilitas seperti PLN serta kolaborasi dengan pemerintah daerah.

Untuk mempercepat implementasi, Komdigi akan menerbitkan sejumlah Peraturan Menteri yang lebih responsif terhadap kebutuhan percepatan digitalisasi. Prinsip dasarnya adalah penerapan open access dan pembagian infrastruktur secara efisien. Regulasi jangka pendek akan lebih mudah diadaptasi dibandingkan undang-undang, sehingga perubahan kebijakan bisa dilakukan lebih cepat.

Dalam aspek spektrum frekuensi, Komdigi sedang menyiapkan lelang frekuensi 700 MHz dan 2,6 GHz. Kedua frekuensi ini akan menjadi tulang punggung pengembangan jaringan broadband dan distribusi layanan 5G yang lebih merata di seluruh Indonesia. Arah kebijakan ini sesuai dengan instruksi langsung dari Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid.

Frekuensi 700 MHz sebelumnya digunakan untuk siaran TV analog. Setelah dilakukannya Analog Switch Off (ASO), frekuensi ini menghasilkan digital dividen sebesar 112 MHz. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2 x 45 MHz atau 90 MHz dialokasikan khusus untuk layanan telekomunikasi. Di sisi lain, frekuensi 2,6 GHz merupakan pita mid-band yang menawarkan kapasitas besar dengan bandwidth mencapai 190 MHz. Keunggulan lain dari frekuensi ini adalah penggunaan moda Time Division Duplex (TDD) yang memiliki ekosistem perangkat 4G dan 5G terbanyak kedua di dunia.

Data Riset Terbaru:
Studi dari Institute for Digital Economy (IDEN) 2025 menunjukkan bahwa penerapan prinsip open access di sektor telekomunikasi dapat mengurangi biaya pembangunan infrastruktur hingga 40% dan mempercepat rollout jaringan hingga 3 kali lipat di wilayah non-komersial. Sementara itu, laporan World Bank menyebutkan bahwa setiap peningkatan 10% penetrasi broadband berkorelasi dengan pertumbuhan PDB nasional sebesar 1,5%.

Studi Kasus:
Penerapan model zonasi di Malaysia melalui Digital Infrastructure Sharing (DIS) 2023 berhasil memangkas biaya operasional operator hingga 35% dan memperluas cakupan 4G dari 68% menjadi 92% dalam dua tahun. Model serupa diharapkan bisa direplikasi di Indonesia dengan penyesuaian kondisi geografis dan ekonomi.

Transformasi digital Indonesia tidak bisa ditunda. Dengan kolaborasi antar stakeholder, pemanfaatan frekuensi secara optimal, dan pendekatan zonasi berbasis ekonomi, akses internet cepat harus menjadi hak dasar setiap warga, bukan privilese wilayah perkotaan. Saatnya Indonesia bergerak serentak: dari desa hingga kota, dari pulau terdepan hingga pelosok terluar.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan