Prabowo Tunjuk Pratikno sebagai Koordinator Penanganan Bencana di Sumatera

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengadakan rapat terbatas bersama puluhan anggota Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta. Pertemuan ini difokuskan pada sejumlah agenda strategis, mulai dari kesiapan menghadapi periode Natal dan tahun baru hingga penanganan darurat bencana yang terjadi di beberapa wilayah Sumatera.

Dokumentasi rapat tersebut dibagikan melalui unggahan akun Instagram resmi Sekretaris Kabinet pada Kamis (26/11/2025). Dalam pertemuan yang diikuti sekitar 20 menteri dan pejabat setingkat menteri ini, Prabowo menekankan pentingnya koordinasi lintas kementerian dalam menghadapi sejumlah tantangan nasional.

Salah satu fokus utama yang dibahas adalah respons cepat terhadap bencana alam yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Teddy Indra Wijaya selaku Sekretaris Kabinet menjelaskan bahwa Presiden memberikan arahan langsung kepada sejumlah lembaga penanganan krisis. Panglima TNI, Kapolri, Kepala BNPB, Kepala Basarnas, Kementerian PUPR, Kementerian Sosial, serta tim medis dari TNI-Polri dan Kemenkes diminta tetap siaga dan terus melakukan evakuasi serta distribusi bantuan ke daerah-daerah terisolasi.

Presiden diketahui langsung menghubungi Kepala BNPB dan Kepala Basarnas pada malam kejadian untuk segera bertindak di lokasi bencana di Tapanuli. Upaya teknologi modifikasi cuaca juga dikerahkan sebagai langkah mitigasi guna menurunkan intensitas curah hujan yang berpotensi memicu bencana susulan.

Dalam rapat yang sama, Prabowo menunjuk Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno sebagai koordinator penanganan bencana. Tugasnya mencakup pengawasan langsung terhadap proses evakuasi, distribusi logistik, serta penjaminan pelayanan kesehatan bagi para korban.

Studi kasus penanganan bencana di Tapanuli menunjukkan pentingnya respons cepat dan integrasi teknologi dalam manajemen krisis. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 2024 mencatat bahwa daerah rawan longsor di Sumatera meningkat 18% dalam lima tahun terakhir akibat perubahan pola curah hujan ekstrem. Riset Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada (2025) juga mencatat bahwa keterlibatan militer dan kepolisian dalam fase awal evakuasi mampu meningkatkan efektivitas penolongan hingga 40%.

Infografis internal menunjukkan bahwa distribusi bantuan ke wilayah terdampak di Sumatera telah mencapai 78% dari total kebutuhan dasar dalam 72 jam pertama, melebihi target standar nasional sebesar 70%. Kolaborasi antara Kementerian Sosial dan TNI-Polri terbukti efektif dalam menembus akses jalan yang terputus akibat longsor.

Kesiapan menghadapi Natal dan tahun baru juga menjadi perhatian serius. Kementerian Perhubungan mencatat peningkatan 15% volume pergerakan orang dibanding periode yang sama tahun lalu. Presiden meminta seluruh instansi terkait memastikan keamanan, kelancaran transportasi, serta ketersediaan pasokan pangan di seluruh wilayah.

Aksi nyata pemerintah hari ini membuktikan bahwa kepemimpinan yang responsif dan kolaboratif mampu menghadirkan ketenangan di tengah krisis. Setiap langkah koordinasi, inovasi teknologi, dan kehadiran di lapangan adalah bentuk nyata negara hadir untuk rakyat. Saat bencana datang, persatuan dan tindakan cepat menjadi tameng terkuat. Saat momentum kebahagiaan tiba, kesiapan menjadi jaminan kedamaian. Terus dukung langkah-langkah nyata, sebarkan semangat gotong royong, dan jadilah bagian dari kekuatan bangsa yang tak tergoyahkan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan