Fitur Galaxy AI dan Gemini AI Jadi Andalan Arief Muhammad dalam Mengembangkan Bisnis

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Mengembangkan usaha dari awal sambil tetap konsisten menciptakan konten merupakan tantangan besar yang dialami banyak kreator saat ini. Arief Muhammad (Armuh) menjadi salah satu contoh nyata yang berhasil menyeimbangkan peran ganda tersebut, menjalankan sejumlah bisnis sekaligus tetap aktif di ranah kreatif. Dalam acara talkshow kolaborasi Samsung dan Thecuy.com yang mengusung tema ‘Beyond Creativity with Everyday AI’, ia membuka pembahasan tentang bagaimana teknologi kecerdasan buatan seperti Galaxy AI dan Google Gemini turut andil dalam mempercepat pertumbuhan usahanya, khususnya di bidang kuliner dengan merek Payakumbuah.

Arief menceritakan bahwa proses perencanaan kampanye promosi sebelum menggunakan bantuan AI penuh dengan hambatan, terutama dalam hal pengumpulan data dan perumusan strategi yang tepat sasaran. Ia lalu mencoba memanfaatkan fitur Deep Research di Google Gemini untuk mendapatkan analisis mendalam terkait target pasar. “Misalnya waktu itu untuk Payakumbuah. Gue minta tolong Gemini analisis, ‘Saya ingin buat kampanye rumah makan Padang, tapi nggak mau yang biasa-biasa aja, dan targetnya Gen Z’. Soalnya Gen Z sekarang jadi segmen pasar terbesar di media sosial,” ujarnya saat berbicara di Convivium Bakery & Cafe, Jakarta Selatan, Kamis (27/11/2025).

Ia juga menyinggung fenomena kampanye viral rumah makan Padang yang pernah memicu perdebatan antara makan dengan tangan versus sendok. Menurut Arief, tren semacam itu bisa dikembangkan kembali melalui eksplorasi ide bersama AI, sehingga menghasilkan pendekatan segar yang lebih sesuai dengan dinamika digital saat ini. Dulu, saat awal karier di dunia digital, ia lebih sering membuat kampanye untuk merek orang lain. Kini, dengan dukungan teknologi AI, membangun usaha sendiri terasa jauh lebih ringan dan efisien.

“Kita kan udah terbiasa bikin campaign buat orang lain, udah terbiasa promoinin produk orang. Terus gue kepikiran, gimana kalau kita coba bikin produk kita sendiri? Dulu waktu pertama kali mulai, suasana beda banget. Sekarang kalian punya banyak bantuan, ada AI, ada Gemini, semuanya bisa selesai dalam hitungan detik,” ucap Arief.

Perbedaan mencolok antara brainstorming konvensional dan berdiskusi dengan AI terletak pada kecepatan akses data dan ketepatan kesimpulan. “Kalau diskusi sama teman, biasanya masih pakai feeling buat narik kesimpulan. Tapi kalau pakai Gemini, datanya natural dan relevan,” jelasnya. Kemampuan Gemini Deep Research dalam menghimpun informasi secara cepat dan menyajikan rangkuman yang aplikatif menjadi nilai utama bagi para kreator dan pelaku usaha.

Selain Arief, peserta workshop lainnya juga merasakan manfaat nyata dari Galaxy AI. Seorang content creator, Vijee, mengungkapkan bahwa sesi tersebut memberinya wawasan baru tentang pemanfaatan AI tidak hanya untuk konten, tetapi juga untuk pengembangan bisnis. “Seru banget, banyak pengalaman yang aku dapetin. Dulu aku kira AI cuma buat bikin konten, ternyata bisa buat ngembangin bisnis juga,” katanya.

Ia juga baru menyadari bahwa hasil optimal dari AI membutuhkan prompt yang lebih rinci dan terstruktur. “Dulu aku kira prompt-nya simpel aja, tapi ternyata harus lebih detail. Dengan begitu, hasilnya lebih sesuai dengan yang kita inginkan,” tambah Vijee. Sebagai social media specialist, ia merasakan bantuan signifikan dari Galaxy AI mulai dari tahap pencarian ide, pengumpulan referensi, penulisan script, hingga pembuatan caption.

Salah satu fitur yang paling ia andalkan adalah Generative Edit, yang memungkinkan proses editing gambar secara instan tanpa perlu aplikasi berbayar. “Biasanya fitur semacam itu berbayar, tapi berkat Samsung, aku bisa langsung pakai dari handphone-nya. Nggak perlu repot-repot, langsung bisa hapus objek yang nggak diinginkan,” ujarnya. Ia berharap Samsung terus menghadirkan fitur AI yang semakin mudah diakses dan terintegrasi langsung di perangkat mobile.

Data Riset Terbaru:
Studi dari McKinsey (2024) menunjukkan bahwa 78% pelaku usaha mikro dan kreator digital yang menggunakan AI dalam proses kreatif melaporkan peningkatan efisiensi kerja hingga 50%. Sementara laporan Google Trends 2025 mencatat lonjakan 200% pencarian terkait “AI untuk bisnis kreatif” dalam dua tahun terakhir, menandakan pergeseran signifikan dalam pola pemanfaatan teknologi.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
AI bukan lagi sekadar alat bantu, melainkan mitra strategis yang mampu mempercepat proses dari ide hingga eksekusi. Bagi kreator yang juga menjalankan bisnis, AI menjadi jembatan antara kreativitas dan komersialisasi. Dengan prompt yang tepat, AI bisa menghasilkan insight pasar, konsep kampanye, hingga desain visual dalam waktu singkat.

Studi Kasus:
Sebuah UMKM kuliner di Bandung berhasil meningkatkan engagement media sosial sebesar 180% dalam 3 bulan hanya dengan memanfaatkan prompt strategis di Gemini dan editing cepat via Galaxy AI. Mereka menggunakan fitur Deep Research untuk menganalisis preferensi Gen Z di wilayahnya, lalu membuat kampanye berbasis tren lokal yang viral.

Kini saatnya kreator dan pebisnis muda memanfaatkan AI bukan sebagai pengganti ide, tapi sebagai penguat eksekusi. Dengan alat yang tepat, ide brilian bisa jadi nyata lebih cepat. Jangan tunggu sempurna, mulai sekarang, manfaatkan teknologi, dan ubah kreativitasmu jadi dampak nyata.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan