Komunitas Pencinta Alam Pangandaran Beraksi Selamatkan Terumbu Karang Batukaras yang Kian Rusak

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Upaya pemulihan ekosistem laut terus digencarkan di Pangandaran melalui aksi nyata dari Komunitas Pencinta Alam Pangandaran bersama warga pesisir. Salah satu bentuk aksi konkret dilakukan melalui kegiatan transplantasi terumbu karang di kawasan Batukaras, Kecamatan Cijulang. Terumbu karang menjadi habitat vital bagi beragam biota laut, namun keberadaannya semakin terancam akibat praktik penangkapan ikan yang merusak dan faktor lingkungan lainnya.

Program transplantasi ini dianggap sebagai langkah strategis untuk memulihkan kawasan laut yang mengalami degradasi. Inisiatif serupa juga digagas oleh Duck Dive Batukaras, yang melibatkan komunitas selam, relawan pesisir, serta masyarakat lokal dalam upaya konservasi tersebut. Babinpotmar Batukaras Pos TNI Angkatan Laut Pangandaran Lanal Bandung, Sertu Endi Wendi Lala, mengungkapkan bahwa sebanyak 1.000 bibit terumbu karang telah ditanam di kawasan konservasi Pantai Batukaras. Penanaman dilakukan pada Senin, 24 November 2025, menggunakan media beton yang ditempeli dengan karang aktif.

Upaya ini tidak hanya bertujuan memperbaiki kondisi terumbu karang, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keberlanjutan ekosistem laut. Menurut Sertu Endi, program ini merupakan bagian dari gerakan konservasi bahari berkelanjutan di Pangandaran. Diharapkan, aksi ini mampu memulihkan ekosistem terumbu karang di perairan Batukaras serta memberikan dampak positif terhadap lingkungan secara luas.

Selain pemulihan ekologis, kegiatan ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi. Masyarakat diajak memahami teknik transplantasi terumbu karang yang benar, sekaligus didorong untuk mendukung pengembangan pariwisata bahari yang ramah lingkungan. “Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi gerakan berkelanjutan yang mendorong masyarakat untuk semakin peduli terhadap ekosistem laut sekaligus membantu memperbaiki kondisi terumbu karang di Pantai Batukaras,” ujarnya.

Partisipasi luas melibatkan komunitas selam, relawan lingkungan, masyarakat pesisir, serta dukungan dari pemerintah daerah dan berbagai organisasi lingkungan hidup. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat upaya konservasi jangka panjang di kawasan pesisir Pangandaran.

Data Riset Terbaru: Studi dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI (2024) menunjukkan bahwa terumbu karang di pesisir selatan Jawa mengalami degradasi hingga 40% dalam dua dekade terakhir akibat aktivitas penangkapan ikan ilegal, polusi, dan perubahan suhu laut. Transplantasi terumbu karang terbukti mampu meningkatkan keanekaragaman hayati laut hingga 60% dalam waktu 18 bulan pasca penanaman, terutama ketika melibatkan partisipasi aktif masyarakat lokal.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Transplantasi terumbu karang bukan sekadar menanam karang, melainkan membangun ekosistem yang saling terhubung. Dengan melibatkan masyarakat, program ini menciptakan rasa memiliki terhadap laut. Ini adalah bentuk konservasi berbasis komunitas yang lebih efektif daripada pendekatan top-down. Teknik menggunakan media beton terbukti tahan terhadap gelombang dan arus, sehingga memperbesar peluang hidup bibit karang.

Studi Kasus: Di Nusa Penida, Bali, program serupa berhasil memulihkan 15 hektare terumbu karang dalam lima tahun. Keterlibatan nelayan mantan penangkap ikan dengan bom menjadi kunci keberhasilan. Mereka kini menjadi pelindung terumbu karang dan pemandu ekowisata. Pola ini bisa direplikasi di Pangandaran, mengingat potensi pariwisata baharinya yang besar.

Dengan kolaborasi nyata antara masyarakat, TNI, dan lembaga konservasi, upaya di Batukaras bisa menjadi contoh nyata bahwa pemulihan alam dimungkinkan ketika semua pihak bergerak bersama. Setiap bibit karang yang ditanam bukan hanya menumbuhkan ekosistem, tapi juga harapan bagi masa depan laut yang lebih sehat. Aksi kecil hari ini akan menjadi warisan besar bagi generasi mendatang—laut yang kaya, hidup, dan lestari.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan