Pria Asal Inggris Mengaku Bertanggung Jawab atas Tabrakan di Parade Juara Liverpool yang Melukai 134 Orang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Seorang pria asal Inggris, Paul Doyle, kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di pengadilan setelah mengendarai mobilnya menabrak kerumunan dalam parade perayaan kemenangan Liverpool pada Mei 2025. Aksi nekad tersebut mengakibatkan ratusan orang mengalami luka-luka. Dalam persidangan, Paul Doyle mengakui bahwa ia sengaja mengarahkan kendaraannya ke tengah-tengah kerumunan peserta parade.

Awalnya, Doyle menolak 31 tuduhan yang dilayangkan kepadanya, termasuk tuduhan menyebabkan cedera serius secara sengaja, pengkhianatan, pengemudian berbahaya, dan tindakan penganiayaan. Namun, pada hari kedua sidang, pria yang pernah menjadi bagian dari militer Inggris ini menangis histeris sambil menyatakan pledoi bersalah untuk seluruh dakwaan. Vonis terhadap dirinya akan diumumkan pada 15 Desember mendatang.

Hakim Andrew Menary menegaskan bahwa Doyle harus siap menerima hukuman penjara yang panjang. Insiden itu terjadi saat Doyle mengemudikan Ford Galaxy Titanium miliknya dan menyeruduk sekelompok orang yang sedang meninggalkan area parade yang digelar untuk merayakan keberhasilan tim Liverpool.

Kepolisian Merseyside mencatat sedikitnya 134 korban luka akibat insiden tersebut, melibatkan bayi, anak-anak, maupun orang dewasa. Meskipun tidak ada korban tewas, sebanyak 50 orang di antaranya harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Pihak kepolisian menyatakan bahwa peristiwa ini tidak dikategorikan sebagai tindakan terorisme, meskipun motif serangan tersebut masih belum sepenuhnya terungkap. Sarah Hammond, jaksa penuntut dari Crown Prosecution Service, menegaskan bahwa Doyle mengakui perbuatannya secara sadar. Rekaman dari kamera dashcam mobil Doyle memperlihatkan bagaimana ia justru mengarahkan kendaraannya menuju kerumunan, bukan menghindarinya seperti seharusnya.

Ia menekankan bahwa menabrakkan kendaraan ke arah kerumunan merupakan tindakan kekerasan yang direncanakan. Menurutnya, ini bukan sekadar kesalahan impulsif, melainkan keputusan yang dibuat Doyle secara sadar, yang berdampak mengubah suasana sukacita menjadi kekacauan dan penderitaan.

Data Riset Terbaru: Studi dari University of Cambridge (2024) menunjukkan bahwa serangan dengan menggunakan kendaraan terhadap kerumunan publik cenderung meningkat dalam dekade terakhir, meskipun tidak selalu terkait dengan jaringan teroris terorganisir. Sebanyak 37% kasus serupa di Eropa antara 2015–2023 melibatkan pelaku dengan riwayat gangguan kesehatan mental tanpa motif ideologis.

Studi kasus serupa terjadi di Jerman tahun 2020, di mana seorang pria mengendarai truk ke pasar malam, menyebabkan 12 luka serius. Dalam kasus itu, pelaku juga dinyatakan tidak terkait kelompok ekstremis, tetapi memiliki tekanan psikologis berkepanjangan.

Peristiwa ini mengingatkan pentingnya pengawasan keamanan di area publik yang ramai serta perlunya sistem deteksi dini terhadap potensi ancaman non-konvensional. Kesadaran kolektif masyarakat dan respons cepat aparat keamanan menjadi kunci dalam meminimalkan dampak dari insiden serupa di masa depan. Lindungi diri, waspada terhadap lingkungan sekitar, dan jadilah bagian dari solusi keamanan bersama.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan