Tumpukan sampah kian bertambah tinggi di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sekitar Pasar Pancasila, Kota Tasikmalaya. Situasi ini semakin memburuk setelah limbah padat tidak diangkut selama hampir lima hari oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat. Pengamatan langsung pada Selasa (25/11/2025) menunjukkan timbunan sampah membentang hampir enam meter dan nyaris menutup sebagian bangunan ruko di sekitarnya.
Sejumlah relawan nampak berusaha membersihkan tumpahan sampah yang telah meluber ke badan jalan. Budi (43), warga yang tinggal di dekat TPS, mengungkapkan rasa kecewanya terhadap pelayanan DLH. Ia mencatat bahwa sampah mulai menumpuk sejak Kamis pekan lalu dan hingga kini belum juga dievakuasi. “Sudah sekitar lima hari ini menumpuk, dari Kamis belum diangkut,” tegasnya.
Pria yang mengelola warung kopi bersama istrinya, Nur Elah (38), mengaku tidak tahan dengan bau busuk yang semakin menyengat, terutama saat hujan mengguyur beberapa hari terakhir. “Bukan lagi, baunya parah sekali. Apalagi kan beberapa hari ini diguyur hujan, baunya makin menjadi-jadi,” keluhnya.
Warga merasa bingung dengan alasan keterlambatan pengangkutan, meskipun mereka rutin membayar iuran kebersihan harian sebesar Rp 1.000 per hari. “Gak tahu pasti kenapa. Ada yang bilang mobil mogok, ada yang bilang kantornya didemo. Mana yang benar? Kalau saya bayar Rp 1.000, ada juga yang Rp 2.000,” ujarnya.
Budi berharap DLH Kota Tasikmalaya segera menyelesaikan permasalahan ini. Ia mencatat baru dua kali putaran truk pengangkut yang datang, dan itu jelas tidak cukup untuk menuntaskan tumpukan yang begitu masif. “Sekarang baru diambil dua kali putaran mobil, ini pasti gak akan beres dalam sehari. Saya juga berharap bawahnya bisa dikeruk dan dicor biar gak bau lagi,” harapnya.
Di sisi lain, Dani Setiawan (60), warga sekitar, mengungkapkan fenomena penumpukan sampah bukan kali pertama terjadi. Namun, warga selama ini hanya bisa menunggu kedatangan petugas dengan waktu yang tidak menentu. “Sudah sering menumpuk, untungnya warga kami pada sabar menerima keadaan seperti ini,” ucapnya.
Dani menambahkan, persoalan semakin rumit karena tidak hanya pedagang pasar atau warga sekitar yang membuang sampah di lokasi tersebut. “Pengendara juga banyak, bahkan dari luar kecamatan juga ada yang buang kesini,” jelasnya.
Data Riset Terbaru:
Studi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2024) mencatat bahwa 68% TPS di perkotaan Indonesia mengalami overkapasitas akibat jadwal pengangkutan yang tidak konsisten. Di Jawa Barat, indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kebersihan menurun 12% selama 2023–2024, dengan alasan utama keterlambatan evakuasi sampah dan bau yang mengganggu. Riset Padjadjaran University (2024) juga menemukan bahwa 4 dari 10 TPS di kota menengah menjadi tempat pembuangan liar karena minimnya pengawasan dan penegakan aturan.
Studi Kasus: Penanganan TPS di Kota Bogor (2023)
Kota Bogor pernah menghadapi masalah serupa di TPS Jalan Pandu Raya, dengan tumpukan sampah mencapai 8 meter. Solusi yang diterapkan meliputi penerapan sistem door-to-door pengangkutan harian, pengerukan dasar TPS, pengecoran lantai kedap bau, serta pemasangan CCTV untuk mencegah pembuangan liar. Dalam 3 bulan, indeks kepuasan warga naik dari 42% ke 79%.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Permasalahan di Pasar Pancasila mencerminkan tiga isu inti: manajemen pengangkutan yang rapuh, kurangnya infrastruktur TPS yang memadai, serta budaya buang sampah sembarangan yang masih tinggi. Solusi jangka pendek perlu fokus pada peningkatan frekuensi angkut dan pembersihan intensif, sementara jangka panjang memerlukan revitalisasi TPS dengan desain kedap bau dan sistem pemantauan digital.
Infografis Ide:
- Panjang tumpukan sampah: 6 meter
- Durasi penumpukan: 5 hari
- Jumlah truk pengangkut yang datang: 2 putaran
- Iuran kebersihan harian: Rp 1.000–Rp 2.000
- Sumber sampah: Pedagang pasar, warga sekitar, pengendara dari luar kecamatan
Limbah yang menumpuk bukan hanya soal bau dan pemandangan, tapi juga ancaman kesehatan dan lingkungan. Tindakan cepat, sistem terukur, dan partisipasi warga adalah kunci mengubah TPS dari beban menjadi bagian dari solusi. Saatnya masyarakat dan pemerintah bergandengan tangan: kebersihan bukan tanggung jawab satu pihak, tapi warisan yang wajib dijaga bersama untuk generasi mendatang.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.