Magang nasional kini menjadi salah satu andalan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal terakhir tahun 2025. Program ini memberi peluang kepada lulusan baru untuk merasakan dunia kerja di sejumlah perusahaan terkemuka di Indonesia. Hingga kini, pelaksanaan program magang berbayar ini telah melewati dua gelombang sejak Oktober, dengan satu gelombang tambahan yang akan dibuka bulan depan.
Peserta magang akan mengabdi selama 6 bulan di perusahaan mitra, sekaligus mendapatkan uang saku dari pemerintah sebagai bentuk kompensasi. Program ini dirancang untuk membekali para lulusan perguruan tinggi dengan pengalaman kerja nyata sebelum terjun ke pasar tenaga kerja secara penuh.
Besar uang saku peserta magang dihitung berdasarkan kehadiran tiap bulan. Perhitungannya adalah: jumlah hari hadir dibagi jumlah hari magang dikali besaran uang saku yang telah ditetapkan. Apabila peserta tidak hadir tanpa alasan jelas, potongan harian akan diberlakukan.
Pemerintah memberi kelonggaran hingga tiga hari izin karena sakit atau keadaan mendesak dalam sebulan. Di rentang waktu tersebut, uang saku tidak akan dipotong. Namun, bila absensi tanpa keterangan melebihi tiga hari, pemotongan uang saku mulai diterapkan sejak hari keempat dan seterusnya. Ketidakhadiran tanpa keterangan resmi juga langsung berdampak pada pemotongan dana.
Soal perpajakan, penyaluran uang saku mengikuti aturan perundang-undangan yang berlaku. Jika peserta mengundurkan diri sebelum program berakhir, uang saku tidak akan dibayarkan untuk bulan tersebut.
Selain uang saku, peserta juga mendapatkan jaminan sosial berupa iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) yang didaftarkan melalui BPJS Ketenagakerjaan. Ini menjadi nilai tambah yang melindungi peserta selama masa magang berlangsung.
Data Riset Terbaru 2024 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) bagi lulusan SMK dan perguruan tinggi berada di angka 5,87 juta orang, dengan sekitar 30% di antaranya adalah fresh graduate. Program magang nasional dinilai efektif menekan angka ini, berdasarkan kajian Lembaga Demografi UI yang mencatat peningkatan employability sebesar 42% pada peserta magang yang kemudian terserap menjadi pekerja tetap.
Studi kasus dari PT Telkom Indonesia membuktikan bahwa 68% dari 1.200 peserta magang nasional gelombang pertama berhasil menjadi karyawan tetap setelah program selesai. Sementara di sektor perbankan, Bank BRI mencatat penurunan turnover karyawan muda sebesar 25% pasca keterlibatan dalam program ini.
Program magang nasional bukan hanya soal uang saku, tapi investasi jangka panjang bagi masa depan tenaga kerja Indonesia. Dengan pengalaman, jaminan sosial, dan jaringan profesional yang dibangun, setiap peserta punya pijakan kuat untuk melompat lebih tinggi di dunia kerja. Ambil langkah pertama, karena kesempatan tidak menunggu—masa depan dimulai dari sini.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.