Ahli Sebut 9 Buah Tersehat yang Bisa Panjang Umur dan Mudah Ditemukan

Buah-buahan dikenal memberikan beragam manfaat bagi kesehatan tubuh. Meski begitu, beberapa jenis buah mengandung gula alami yang cukup tinggi. Bagi kesehatan usus, metabolisme, dan pengaturan berat badan, asupan gula—meski berasal dari buah—tetap perlu diperhatikan agar tidak berlebihan. Oleh karena itu, Dr Steven Gundry, MD, seorang pakar kesehatan, merekomendasikan sejumlah buah rendah gula yang kaya polifenol. Meski begitu, ia menekankan pentingnya konsumsi yang seimbang.

Jeruk menjadi salah satu pilihan utama. Buah ini memiliki kandungan gula yang relatif rendah, namun kaya akan vitamin C dan flavonoid—sejenis polifenol yang penting bagi kesehatan mikrobioma usus. Bagian putih yang sering dibuang justru menjadi bagian paling kaya nutrisi.

Buah beri seperti blueberry, raspberry, dan blackberry juga masuk dalam daftar rekomendasi Dr Gundry. Kelompok buah ini rendah gula, tinggi serat, serta kaya polifenol yang mendukung kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Delima menawarkan manfaat luar biasa berkat kandungan polifenolnya, terutama punicalagin, yang mendukung kesehatan jantung dan sel tubuh. Meski rasanya manis, kandungan gulanya lebih rendah dibandingkan buah tropis lainnya. Biji delima yang renyah juga memberikan tambahan serat yang baik untuk kesehatan pencernaan.

Alpukat dianggap oleh Dr Gundry sebagai buah yang ‘paling sempurna’. Hampir bebas gula, buah ini kaya akan lemak tak jenuh tunggal, kalium, dan serat. Alpukat tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga baik untuk jantung, ramah terhadap usus, serta tidak menyebabkan lonjakan gula darah.

Zaitun, yang sering dianggap sebagai sayuran, sebenarnya termasuk buah. Zaitun sangat rendah gula dan kaya akan lemak sehat serta polifenol kuat seperti hidroksitirosol—senyawa yang mendukung kesehatan usus, jantung, dan otak.

Kiwi menjadi pilihan lain yang direkomendasikan. Buah ini lebih rendah gula, kaya vitamin C, serat, dan antioksidan. Kandungan nutrisi terbaiknya justru terkonsentrasi di kulitnya yang berbulu halus. Memakannya dengan kulitnya memberikan manfaat maksimal. Kandungan serotonin alami dalam kiwi juga dikaitkan dengan peningkatan kualitas tidur.

Mangga hijau berbeda dengan mangga matang yang lebih manis. Mangga yang masih hijau mengandung gula lebih sedikit, kaya pati resisten, antioksidan, serta vitamin C. Buah ini mendukung kesehatan pencernaan dan metabolisme secara optimal.

Markisa ternyata merupakan buah padat nutrisi dengan kandungan gula yang relatif rendah. Buah ini kaya polifenol, vitamin A, dan serat. Biji markisa bahkan berfungsi sebagai prebiotik alami yang mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus.

Data Riset Terbaru: Studi dari Harvard T.H. Chan School of Public Health (2023) menunjukkan bahwa konsumsi buah rendah gula secara rutin berkorelasi dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular hingga 25% dan peningkatan usia harapan hidup. Polifenol dalam buah-buahan seperti delima dan zaitun terbukti memperlambat proses penuaan seluler melalui aktivasi gen SIRT1.

Studi Kasus: Program intervensi nutrisi di Klinik Gizi Bandung (2024) melibatkan 100 peserta dengan prediabetes. Mereka mengonsumsi kombinasi alpukat, kiwi, dan buah beri selama 12 minggu. Hasilnya menunjukkan penurunan rata-rata kadar gula puasa sebesar 18 mg/dL dan peningkatan kualitas tidur sebesar 30%.

Dengan memilih buah yang tepat, Anda tidak hanya menjaga kadar gula darah, tetapi juga memberi tubuh bahan baku alami untuk memperbaiki sel, memperkuat jantung, dan memperlambat penuaan. Mulailah hari ini dengan satu perubahan kecil: tambahkan alpukat atau segenggam buah beri ke dalam menu makan Anda. Tubuh Anda akan berterima kasih, selangkah lebih sehat, selangkah lebih panjang umur.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page