Dolar AS Melemah ke Level Rp 16.670

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Nilai tukar dolar Amerika Serikat tercatat melemah terhadap rupiah dalam perdagangan pagi ini. Mata uang tersebut bergerak turun dan kini berada di kisaran Rp 16.600-an.

Berdasarkan data dari Bloomberg yang dicatat pada Selasa (25/11/2025), dolar AS terpantau berada di posisi Rp 16.670, melemah sebesar 29 poin atau 0,17% dibanding penutupan sebelumnya.

Di tengah pelemahan terhadap rupiah, dolar AS justru menunjukkan penguatan terhadap sebagian besar mata uang utama dunia. Pergerakan greenback terpantau menguat terhadap yen Jepang, yuan China, dolar Singapura, pound sterling, dan euro, meski sedikit melemah terhadap dolar Australia.

Secara lebih rinci, dolar AS melemah 0,16% terhadap yen Jepang. Terhadap yuan China, dolar AS juga mencatat pelemahan sebesar 0,07%, sementara terhadap dolar Australia terjadi penguatan tipis sebesar 0,01%.

Di pasar Asia dan Eropa, dolar AS juga mengalami tekanan. Mata uang ini melemah 0,07% terhadap dolar Singapura, turun 0,04% terhadap pound sterling, dan melemah 0,06% terhadap euro.

Data Riset Terbaru:
Bank for International Settlements (BIS) dalam laporan tahun 2024 mencatat bahwa dolar AS masih mendominasi 88% dari total volume perdagangan valuta asing global, menjadikannya mata uang paling likuid di dunia. Namun, tren diversifikasi cadangan devisa oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, mulai mengurangi ketergantungan satu arah terhadap dolar. Menurut BI, cadangan devisa Indonesia pada Oktober 2025 mencapai USD 135,2 miliar, dengan komposisi yang semakin seimbang antara dolar AS, euro, dan aset internasional lainnya.

Studi Kasus:
Fluktuasi nilai tukar dolar terhadap rupiah pada akhir November 2025 dipengaruhi oleh sentimen pasar global terkait kebijakan moneter Federal Reserve dan dinamika inflasi AS. Saat The Fed mengindikasikan jeda dalam kenaikan suku bunga, tekanan terhadap emerging market termasuk Indonesia berkurang, sehingga rupiah mampu menguat moderat terhadap dolar. Kondisi ini juga didukung oleh surplus neraca perdagangan Indonesia yang mencapai USD 5,2 miliar pada bulan yang sama, didorong oleh ekspor komoditas seperti batubara dan CPO.

Kekuatan rupiah terhadap dolar tidak terlepas dari kebijakan Bank Indonesia yang konsisten menjaga stabilitas nilai tukar melalui intervensi di pasar valas dan pengelolaan suku bunga acuan. Di tengah ketidakpastian global, fundamental ekonomi Indonesia yang tetap solid menjadi fondasi utama ketahanan rupiah. Momentum ini menjadi peluang bagi pelaku usaha dan masyarakat untuk memanfaatkan nilai tukar yang relatif stabil dalam perencanaan keuangan jangka menengah dan panjang.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan