Jakarta – Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa Aceh saat ini berada dalam kondisi surplus beras. Ia menyatakan tidak ada justifikasi sama sekali untuk melakukan impor beras, apalagi secara ilegal. Pernyataan ini disampaikan setelah pihaknya mengamankan 250 ton beras selundupan di Sabang, sekaligus menegaskan komitmen pemerintah untuk menindak tegas setiap upaya penyelundupan pangan.
Amran mengungkapkan bahwa sejak menerima laporan awal, ia langsung berkoordinasi dengan Gubernur Aceh karena data menunjukkan provinsi tersebut mengalami surplus produksi beras dalam skala besar. Data neraca pangan mencatat ketersediaan beras di Aceh mencapai 1,35 juta ton, sementara kebutuhan hanya 667,7 ribu ton, menciptakan surplus hingga 871,4 ribu ton. Bahkan Kota Sabang, yang memiliki lahan terbatas, tetap mencatat surplus sebesar 970 ton dari total ketersediaan 5.911 ton dan kebutuhan 4.940 ton.
Berdasarkan kenyataan ini, Amran menilai bahwa impor beras sama sekali tidak masuk akal secara logika pengelolaan pangan. Ia juga telah berkoordinasi dengan sejumlah pejabat tinggi, termasuk Kapolda Aceh, Kabareskrim Polri, Pangdam Iskandar Muda, dan Menteri Perdagangan. Hasil verifikasi bersama memastikan tidak ada izin impor yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat.
“Aceh itu surplus beras. Sabang juga surplus. Jadi tidak ada alasan logis untuk melakukan impor. Begitu laporan masuk, saya langsung hubungi Gubernur Aceh dan instruksikan aparat bergerak cepat tangani,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (25/11/2025).
Amran menambahkan bahwa kondisi ketahanan pangan nasional kini berada pada titik terkuat dalam sejarah. Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras nasional mencapai 34,7 juta ton, sementara stok Bulog mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah, yaitu 3,8 juta ton. Dalam konteks yang stabil ini, masuknya beras ilegal bukan karena kebutuhan pangan, melainkan sebagai bentuk pelanggaran yang merugikan petani dan mengancam stabilitas pangan dalam negeri.
“Saya minta semua pihak berdiri membela kepentingan petani kecil. Jangan impor saat beras kita banyak dan saat petani sedang mulai masa tanam. Itu mendholimi petani. Negara wajib hadir melindungi mereka,” tegas Amran.
Ia juga mengungkap adanya kejanggalan dalam proses pengajuan impor. Dalam risalah rapat koordinasi tanggal 14 November tercatat bahwa permohonan impor telah ditolak. Namun demikian, izin dari negara asal justru diterbitkan lebih awal, yang mengindikasikan adanya proses di luar prosedur resmi dan berpotensi melibatkan kepentingan kelompok tertentu.
Pemerintah saat ini sedang mendalami kemungkinan kasus serupa di wilayah lain, termasuk Batam. Amran menegaskan bahwa seluruh bentuk penyelundupan pangan akan ditindak tanpa toleransi, demi menjaga stabilitas harga, melindungi petani, dan memastikan Indonesia tetap fokus pada target swasembada pangan.
“Ini peringatan keras. Jangan coba-coba memasukkan beras ilegal. Kita sedang berada pada jalur swasembada dan tidak boleh diganggu,” tegasnya.
Data riset terbaru dari Pusat Kajian Pertanian dan Pangan (PKPP) 2025 menunjukkan bahwa provinsi-provinsi di Sumatera, termasuk Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan, telah mencatat surplus beras selama tiga tahun berturut-turut. Studi kasus di Kabupaten Bireuen, Aceh, mengungkapkan peningkatan produktivitas 22% pasca penerapan program diversifikasi varietas unggul dan pendampingan teknis oleh penyuluh pertanian. Infografis dari Kementerian Pertanian memperlihatkan tren penurunan impor beras dari 2020–2025, seiring dengan naiknya produksi domestik dan efektivitas kebijakan pengawasan pangan.
Saat petani Indonesia semakin kuat, justru tantangan datang dari oknum yang mengutamakan keuntungan pribadi. Lindungi petani, jaga kedaulatan pangan, dan dukung upaya nyata menuju swasembada. Setiap butir beras yang dijaga adalah benteng pertahanan bangsa. Ayo bangkit bersama demi masa depan pangan yang mandiri dan berdaulat.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.