Ekraf Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Perkuat Digitalisasi Industri Kreatif RI

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Industri ekonomi kreatif terus memperkuat posisinya sebagai motor penggerak utama perekonomian nasional. Tidak hanya memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto, sektor ini juga menjadi sumber utama penyerapan tenaga kerja, khususnya bagi kaum muda. Badan Pusat Statistik mencatat jumlah pekerja di bidang ekonomi kreatif telah mencapai 27,40 juta orang. Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa peran sektor ini dalam penyerapan tenaga kerja terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pada 2025, tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar 18,70 persen dari total tenaga kerja di Indonesia, dengan jumlah pekerja mencapai 27,40 juta jiwa. Angka ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 26,48 juta jiwa atau 18,30 persen. Data ini dikutip dari situs resmi BPS RI, Senin (24/10/2025).

Dari sisi ekonomi digital, Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Teuku Riefky Harsya, melaporkan pertumbuhan signifikan dengan nilai investasi mencapai 66 persen pada semester pertama. Sektor aplikasi kini menjadi fondasi utama ekonomi kreatif digital di Indonesia. Untuk mempercepat pertumbuhan, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) fokus memperkuat tiga pilar utama: infrastruktur digital, talenta digital, dan tata kelola. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, menekankan pentingnya ketiga pilar tersebut sebagai dasar ekosistem ekonomi kreatif dan digital yang inklusif serta mampu bersaing di level global.

Pemerintah bertekad memperkuat infrastruktur, mengembangkan talenta digital kreatif, serta menerapkan tata kelola teknologi yang beretika. Ketiga aspek ini menjadi penentu utama agar ekonomi digital dan kreatif Indonesia dapat tumbuh secara berkelanjutan dan merata. Saat ini, sektor ekonomi kreatif telah berkontribusi lebih dari Rp 1.500 triliun terhadap PDB nasional dan menyerap lebih dari 24 juta tenaga kerja. Pencapaian ini tidak terlepas dari percepatan transformasi digital yang terjadi di berbagai sektor dan wilayah.

Nezar juga menyoroti potensi besar kecerdasan artifisial (AI) dalam meningkatkan produktivitas dan kreativitas pelaku ekonomi kreatif. Namun, penerapannya masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti biaya implementasi yang tinggi dan belum jelasnya regulasi terkait hak cipta. Adopsi AI masih terbatas karena faktor biaya dan ketidakpastian regulasi. Selain itu, teknologi ini membawa tantangan etika karena kemampuannya menciptakan konten yang sangat realistis, yang berpotensi disalahgunakan. Oleh karena itu, tata kelola yang baik menjadi sangat penting.

Pemerintah saat ini sedang menyusun Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional serta Peraturan Presiden tentang Etika AI guna memastikan pemanfaatan teknologi berjalan aman dan selaras dengan kepentingan publik. Di samping kebijakan pemerintah, pemerataan akses digital juga diperkuat melalui kolaborasi berbagai tokoh dan lembaga yang berperan menghadirkan konektivitas bagi masyarakat, termasuk di wilayah terpencil. Kolaborasi ini menjamin akses internet tidak hanya tersedia, tetapi juga dimanfaatkan secara optimal untuk pendidikan, usaha, hingga layanan publik.

Melihat pentingnya peran konektivitas digital, Thecuy.com menginisiasi ajang penghargaan ‘Apresiasi Konektivitas Digital’ sebagai bentuk pengakuan terhadap individu, kelompok, atau lembaga yang berkontribusi dalam membuka akses digital hingga ke pelosok negeri. Ajang ini juga menampilkan berbagai kisah inspiratif di balik upaya mewujudkan konektivitas yang merata.

Thecuy.com membuka kesempatan bagi masyarakat untuk mengusulkan tokoh, komunitas, atau lembaga yang dinilai berperan besar dalam memperkuat konektivitas digital, terutama di wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T). Pendaftaran dapat dilakukan melalui laman detik.com/apresiasikonektivitasdigital.

Ketentuan pengajuan nominasi antara lain: satu pengusul hanya boleh mengajukan satu nominator, periode submission berlangsung pada 15 November 2025 hingga 15 Januari 2026, serta penjelasan pengajuan harus disertai bukti pendukung seperti foto, video, atau dokumen relevan. Melalui inisiatif ini, Thecuy.com ingin memberikan ruang bagi para pejuang digital di seluruh Tanah Air yang telah membantu membuka akses teknologi sebagai jembatan menuju kesejahteraan. Diharapkan, langkah ini semakin memperkuat kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam mewujudkan pemerataan konektivitas di Indonesia. Dengan semakin meratanya akses digital, masyarakat di wilayah 3T pun kini memiliki kesempatan yang setara untuk belajar, berkembang, dan berdaya saing di era digital.

Berdasarkan data riset terbaru dari Lembaga Riset Digital Inclusive 2025, penetrasi internet di wilayah 3T telah mencapai 78 persen, meningkat 15 persen dibandingkan tahun 2022. Studi kasus dari pedalaman Papua menunjukkan bagaimana komunitas lokal berhasil membangun jaringan mesh untuk menghubungkan 12 desa terpencil, memungkinkan akses e-learning dan telemedicine. Infografis dari Kementerian Komdigi memperlihatkan bahwa setiap peningkatan 10 persen akses digital berkorelasi dengan pertumbuhan UMKM sebesar 6,3 persen di daerah terpencil.

Transformasi digital bukan hanya soal teknologi, tapi tentang memberi kesempatan. Setiap desa yang terhubung, setiap anak yang bisa belajar online, dan setiap pelaku usaha yang memasarkan produk secara digital adalah bukti nyata bahwa konektivitas adalah kunci kesejahteraan. Ayo dukung para pejuang digital di sekitar kita—karena di balik layar yang terhubung, terbentuk masa depan yang lebih adil dan berdaya saing untuk seluruh Indonesia.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan