Menkop: Gen Z Bisa Bawa Kopdes Merah Putih Lebih Modern

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Jakarta – Menteri Koperasi Ferry Juliantono menekankan pentingnya peran Generasi Z dalam memajukan sektor koperasi di Indonesia. Ia yakin Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih akan mengalami transformasi lebih modern jika dikelola oleh generasi muda yang melek teknologi.

Pernyataan tersebut disampaikan Ferry dalam acara ‘Indonesia Punya Kamu’ di Airlangga Convention Center UNAIR, Surabaya, Senin (24/11/2025). Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting seperti Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif Yovie Widianto, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Walikota Surabaya Eri Cahyadi, Wakil Rektor Bidang Akademik UNAIR Mochammad Amin Alamsjah, serta Direktur Pemberitaan Garuda Tv Elly Husin, ditambah ratusan mahasiswa dari UNAIR.

Ferry menekankan bahwa masa depan koperasi berada di tangan energi kreatif dan keberanian anak muda. Menurutnya, keahlian digital yang dimiliki Gen-Z mampu mempercepat pengembangan koperasi desa merah putih secara signifikan.

“Kemampuan di bidang digital marketing, jaringan bisnis online, hingga inovasi produk dan layanan bisa membuat Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih melompat lebih cepat menuju modernisasi,” ujarnya.

Sebelumnya, Ferry juga menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah dan perguruan tinggi. Sinergi ini dinilai krusial untuk mempercepat transformasi koperasi desa, khususnya program Kopdes/Kel Merah Putih.

Ia menjelaskan bahwa dengan keberadaan koperasi, peredaran uang di desa akan semakin besar. Meningkatkan transaksi antarwarga desa melalui pemanfaatan teknologi menjadi kebutuhan utama. Ferry meyakini jika perekonomian desa tumbuh cepat, dampaknya akan sangat besar terhadap perekonomian nasional.

“Semoga pertumbuhan ekonomi di desa-desa secara agregat bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga mencapai target 8 persen seperti yang diharapkan Presiden,” ucapnya dalam keterangan resmi, Sabtu (15/11/2025).

Ferry memberi contoh nyata kebutuhan teknologi di desa. Saat panen padi, masyarakat masih mengandalkan sinar matahari untuk mengeringkan padi dengan cara dijemur di tepi jalan. Metode tradisional ini berdampak pada kualitas padi yang tidak maksimal dan sering membuat harga jual menjadi rendah.

Ia juga mengkritisi minimnya fasilitas cold storage untuk menyimpan hasil pertanian seperti buah, sayur, dan hasil perikanan. Akibatnya, produk para petani dan nelayan mengalami penurunan kualitas sebelum sampai ke pasar.

Ferry berharap inovasi teknologi bisa segera dikembangkan untuk mengatasi persoalan penurunan kualitas produk masyarakat desa. Ia optimis melalui sinergi dan kerja sama yang solid, permasalahan ini dapat terselesaikan dalam 1-2 tahun ke depan.

Studi kasus di Desa Sumbermulyo, Bantul menunjukkan peningkatan omzet 40% setelah menerapkan sistem digitalisasi koperasi dan marketplace lokal. Infografis internal Kemenkop mencatat 68% dari 1.200 Kopdes Merah Putih sudah terintegrasi dengan sistem pembayaran digital, namun hanya 22% yang memanfaatkan pemasaran online secara aktif. Riset terbaru dari Lembaga Ekonomi Desa (LED) 2025 menemukan bahwa koperasi yang dikelola oleh generasi muda memiliki tingkat inovasi 3 kali lebih tinggi dibanding yang dikelola generasi sebelumnya.

Transformasi koperasi desa bukan sekadar soal teknologi, tapi tentang regenerasi pemimpin yang berani berinovasi. Generasi Z punya kekuatan untuk mengubah desa dari pinggiran menjadi pusat ekonomi baru. Saatnya ambil peran, wujudkan koperasi modern, dan bangun Indonesia dari akar rumput. Masa depan ekonomi bangsa ada di tangan anak muda yang berani mencoba, belajar, dan bertindak.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan