Ilmuwan Temukan Auman Singa Jenis Baru dengan Bantuan AI

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Sebuah penemuan menarik telah diungkap oleh para peneliti terkait perilaku vokal singa yang ternyata jauh lebih rumit dari dugaan sebelumnya. Ditemukan jenis auman baru yang memiliki karakter suara lebih pendek dan nada lebih rendah dibandingkan auman biasa yang biasa dilakukan singa. Auman perantara ini muncul setelah auman penuh, yang selama ini dikenal sebagai cara utama singa berkomunikasi antar sesama.

Jonathan Growcott, penulis utama penelitian, menjelaskan bahwa vokalisasi singa jauh lebih kompleks daripada asumsi ilmiah sebelumnya. Ia menyebut bahwa auman penuh bersifat ledakan suara yang keras, rumit, dan bernada melengkung, sedangkan auman menengah cenderung datar dengan variasi lebih sedikit. Pernyataan ini disampaikan dalam laporan yang dimuat di Jurnal Ecology and Evolution pada 21 November 2025, sebagaimana dikutip detikINET dari Live Science, Senin (24/11/2025).

Temuan ini menggugurkan keyakinan lama yang menyatakan bahwa hanya ada satu jenis auman singa. Dengan adanya klasifikasi baru ini, para ilmuwan kini memiliki alat yang lebih akurat untuk memperkirakan populasi singa di alam liar. Auman tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antar kelompok, tetapi juga sebagai bentuk penegasan wilayah kekuasaan oleh hewan predator ini.

Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa auman singa mengandung tanda unik yang bisa mengungkap jenis kelamin, usia, serta ciri khas individu. Dengan rekaman suara yang tepat, para peneliti dapat mengidentifikasi dan menghitung jumlah singa di suatu kawasan, sehingga memungkinkan estimasi kepadatan populasi yang lebih valid.

Untuk mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan 50 mikrofon khusus yang dipasang di Taman Nasional Nyerere, Tanzania, serta sensor akustik pada kalung yang dipasang di lima ekor singa di Cagar Alam Lembah Bubye, Zimbabwe. Total rekaman yang terkumpul mencapai 3.149 vokalisasi singa Afrika. Data ini kemudian dianalisis menggunakan kecerdasan buatan (AI) yang mampu mengklasifikasikan jenis vokalisasi dengan akurasi di atas 95%.

Penerapan AI sangat penting karena analisis manual terhadap auman singa rentan terhadap bias subyektif. Dengan teknologi ini, para peneliti bisa membedakan secara objektif antara auman penuh dan auman perantara, sekaligus mengekstraksi informasi maksimal dari setiap rekaman. Growcott menegaskan bahwa metode berbasis AI ini merupakan langkah krusial dalam memastikan konsistensi klasifikasi vokalisasi singa.

Studi kasus di Taman Nasional Nyerere menunjukkan peningkatan akurasi identifikasi individu singa sebesar 40% setelah penerapan sistem AI, dibandingkan metode tradisional. Sementara itu, di Lembah Bubye, rekaman jangka panjang selama 18 bulan berhasil mendeteksi pola vokal yang berubah musiman, mengindikasikan adanya adaptasi komunikasi tergantung kondisi lingkungan.

Temuan ini tidak hanya memperkaya pemahaman ilmiah tentang perilaku singa, tetapi juga membuka jalan bagi konservasi yang lebih efektif. Dengan kemampuan mendeteksi dan membedakan jenis auman, upaya perlindungan satwa langka ini bisa dilakukan secara lebih presisi, tanpa perlu observasi langsung yang berisiko tinggi. Teknologi akustik berbasis AI berpotensi menjadi standar baru dalam pemantauan satwa liar di habitat alami, memberikan harapan baru bagi keberlangsungan populasi singa di Afrika.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan