Kerangka Diduga Alvaro Ditemukan, Sang Ibu Kembali ke Jakarta Jalani Tes DNA

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kerangka yang diduga milik Alvaro Kiano Nugroho, bocah yang menghilang dari Jakarta Selatan sejak bulan Maret, akhirnya ditemukan oleh pihak kepolisian. Arumi, ibu dari Alvaro, saat ini sedang dalam perjalanan menuju Jakarta dari Malaysia untuk menjalani proses tes DNA yang akan menentukan apakah kerangka tersebut benar-benar jenazah putranya.

Tugimin, kakek dari Alvaro, mengonfirmasi bahwa putrinya sedang dalam perjalanan dan belum dapat dihubungi karena kemungkinan masih dalam proses perjalanan. Ia menjelaskan bahwa pihak keluarga akan segera berkoordinasi dengan Ibu Kapolsek dan Polres untuk menuju Rumah Sakit Polri demi pelaksanaan tes DNA.

Sebelumnya, Arumi pernah kembali ke Indonesia pada bulan April untuk ikut mencari Alvaro. Namun, pencarian yang dilakukan hingga ke Bogor dan berbagai lokasi lainnya tetap tidak membuahkan hasil. Setiap informasi yang muncul langsung ditindaklanjuti, namun semuanya nihil.

Penemuan kerangka ini terjadi pada Minggu (23/11/2025), dan pihak kepolisian masih menunggu hasil uji laboratorium forensik serta tes DNA untuk memastikan identitas jenazah. Kombes Nicolas Ary Lilipaly, Kapolres Jakarta Selatan, menegaskan bahwa meski dugaan kuat mengarah pada Alvaro, pihaknya tetap membutuhkan bukti ilmiah yang sah sebelum menyatakan kepastian identitas.

Alvaro pertama kali dilaporkan hilang pada 6 Maret 2025, sekitar waktu magrib. Arumi mengungkapkan bahwa putranya memiliki kebiasaan rutin pergi ke masjid dekat rumah untuk menunaikan salat magrib selama bulan Ramadan. Namun, pada hari nahas itu, Alvaro tidak kunjung pulang. Pencarian dilakukan sejak pukul 7 malam, lalu 8 malam, hingga pukul 10, tetapi tidak ditemukan. Teman-teman Alvaro di masjid juga mengatakan tidak melihatnya sejak sore hari, sehingga diperkirakan Alvaro diculik sebelum salat magrib.

Data riset terbaru dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2024) menunjukkan bahwa kasus kehilangan anak di perkotaan meningkat 18% dalam lima tahun terakhir, dengan 62% kasus terjadi di lingkungan yang seharusnya aman seperti rumah, masjid, atau sekolah. Studi dari Universitas Indonesia (2023) juga mencatat bahwa keterlambatan penanganan dalam 72 jam pertama sangat memengaruhi tingkat keberhasilan penemuan anak hilang.

Sebuah studi kasus dari Yogyakarta (2022) memperlihatkan pentingnya kolaborasi antara keluarga, kepolisian, dan masyarakat dalam pencarian anak hilang. Dalam kasus tersebut, anak ditemukan hidup setelah 5 hari berkat laporan warga yang melihat ciri-ciri korban melalui media sosial dan posko pencarian yang didirikan secara gotong royong.

Keterlibatan masyarakat, penggunaan teknologi pelacakan, serta respons cepat dari aparat menjadi kunci dalam menyelesaikan kasus anak hilang. Kasus Alvaro mengingatkan kita semua akan pentingnya kewaspadaan, dokumentasi data biologis seperti DNA, dan sistem pelaporan yang cepat. Lindungi anak-anak kita, awasi lingkungan sekitar, dan jangan pernah menyerah dalam mencari. Setiap detik berharga, setiap harapan penting.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan