Banjir Akibat Sungai Meluap Rendam Pemukiman Warga Ciakar di Kota Tasikmalaya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Hujan lebat yang terus-menerus mengguyur wilayah Tasikmalaya sejak Minggu sore (23/11/2025) menyebabkan Sungai Cikunten meluap dan menggenangi permukiman warga di daerah Ciakar, Kelurahan Ciherang, Kecamatan Cibeureum. Luapan air sungai tersebut tidak hanya merendam rumah warga, tetapi juga membuat sejumlah ruas jalan terendam hingga setinggi betis orang dewasa sekitar pukul 16.00 WIB.

Genangan air yang cukup dalam dan mengalir deras membuat aktivitas lalu lintas di sekitar lokasi lumpuh total. Banyak pengendara enggan menerobos arus banjir karena risiko kerusakan kendaraan, terutama bagi pengguna sepeda listrik. Antrean kendaraan pun mengular hingga malam hari akibat terhambatnya akses jalan utama.

Andri Nugraha (37), salah seorang warga yang terjebak kemacetan, mengungkapkan dirinya sudah terdampar di lokasi selama hampir tiga jam. Ia memilih tidak nekat menerjang banjir lantaran menggunakan sepeda listrik yang rentan rusak jika terkena air.

“Saya dari sore sudah di sini. Airnya deras banget. Karena saya pakai sepeda listrik, tidak mungkin nekat melintas, takut mesin dan kelistrikannya rusak,” ujar Andri saat ditemui Minggu petang.

Ia juga mengamati banyak pengendara motor yang tetap memaksa melintas, namun berakhir dengan mesin mati mendadak. Beberapa di antaranya terlihat mendorong motor mereka ke tepi jalan karena kendaraan tidak bisa dinyalakan kembali.

Kejadian serupa menimpa Haikal (21), seorang pekerja yang sedang dalam perjalanan menuju kawasan Tawang. Ia sempat mencoba menerobos genangan, tetapi mesin motornya tiba-tiba mati saat berada di titik terdalam.

“Saya kira masih bisa lewat, tapi pas di tengah-tengah airnya lebih dalam dari perkiraan. Mesinnya tiba-tiba mati dan tidak bisa dinyalakan lagi,” keluh Haikal yang akhirnya harus mendorong motornya ke pinggir jalan.

Dampak banjir ini membuatnya terlambat masuk kerja, meski ia menerima kenyataan tersebut sebagai risiko dari bencana yang datang secara tiba-tiba.

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya segera diterjunkan ke lokasi kejadian. Harisman, selaku Koordinator Lapangan Unit Reaksi Cepat (URC) BPBD, membenarkan bahwa banjir tidak hanya menghambat lalu lintas, tetapi juga merendam tiga unit rumah di sekitar area Ciakar.

Data Riset Terbaru menunjukkan bahwa intensitas hujan ekstrem di Jawa Barat meningkat 27% dalam dekade terakhir, didorong oleh perubahan pola iklim dan deforestasi di hulu sungai. Studi dari Institut Teknologi Bandung (2024) mencatat bahwa 68% sungai di Jawa Barat mengalami pendangkalan signifikan akibat sedimentasi dan sampah, memperbesar risiko banjir bandang saat hujan deras.

Studi kasus di Kecamatan Cibeureum mengungkapkan kerentanan tinggi terhadap banjir karena letak geografis yang berada di cekungan dan minimnya sistem drainase yang memadai. Infografis dari Dinas PUPR Kota Tasikmalaya (2023) menunjukkan hanya 32% saluran drainase yang berfungsi optimal dari total 147 kilometer jaringan drainase yang ada.

Banjir bukan sekadar musibah alam, tapi juga cerminan dari tata kelola lingkungan yang perlu diperbaiki. Keterlibatan warga, pemerintah, dan pemangku kepentingan sangat penting untuk membangun ketahanan urban yang tangguh. Mulailah dari hal kecil: tidak membuang sampah sembarangan, merawat saluran air di lingkungan sekitar, dan mendukung kebijakan penghijauan kota. Setiap tindakan kecil hari ini adalah benteng melawan bencana di masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan