Ketua MPR Dorong Peningkatan Kajian Bahasa Indonesia di Masjid Nabawi

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, melakukan pertemuan dengan Doktor Syekh Muhammad Al-Khudori, pimpinan pengelolaan Masjid Nabawi, di Madinah Al-Munawwarah. Dalam pertemuan tersebut, Syekh Al-Khudori menyampaikan apresiasi terhadap ketertiban jemaah haji dan umrah asal Indonesia selama menjalankan ibadah di Tanah Suci. Menurut Muzani, jemaah Indonesia dinilai sangat disiplin, taat, serta patuh terhadap peraturan yang ditetapkan oleh otoritas Arab Saudi di Madinah.

Selain menyampaikan apresiasi, pertemuan ini menghasilkan sejumlah kesepakatan strategis untuk memperkuat pendidikan Islam di Madinah bagi warga negara Indonesia. Pihak Masjid Nabawi juga membuka peluang kerja sama dalam bentuk transfer pengetahuan pengelolaan masjid, mencakup aspek kebersihan, desain arsitektur, serta manajemen pengelolaan jemaah. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan masjid-masjid di Indonesia.

Dalam diskusi tersebut, MPR RI juga mengusulkan perlunya peningkatan jumlah kajian Islam berbahasa Indonesia di Masjid Nabawi. Saat ini, baru terdapat satu kajian resmi dalam bahasa Indonesia, sementara jumlah jemaah, pelajar, dan masyarakat Indonesia yang berada di Madinah terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Usulan ini diterima dengan baik oleh pihak Masjid Nabawi dan sedang dalam proses kajian lebih lanjut.

Muzani menuturkan harapan agar pihak Masjid Nabawi dapat memperbanyak kajian-kajian dalam bahasa Indonesia, tidak hanya terpaku pada satu sesi saja. Ia juga menyampaikan keinginan agar pihak Masjid Nabawi dan Masjidil Haram bersedia memberikan pelatihan khusus bagi calon imam dan muadzin asal Indonesia, mengingat tingginya minat masyarakat terhadap kualitas bacaan dan lantunan para imam serta muadzin di dua masjid suci tersebut.

Selain itu, Muzani turut menyampaikan harapan pemerintah Indonesia terkait peningkatan kuota haji. Meskipun demikian, pihak Saudi menekankan bahwa penambahan kuota memerlukan persiapan matang dan standarisasi tertentu, sehingga waktu pelaksanaannya masih membutuhkan proses lebih lanjut.

Pertemuan yang dihadiri oleh Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Abdul Wachid, Anggota MPR Kamrussamad, serta perwakilan Majelis Syuro Arab Saudi ini menjadi langkah penting dalam mempererat hubungan antara Indonesia dan pengelola Masjid Nabawi. Tindak lanjut dari hasil pertemuan ini akan terus dikembangkan melalui pembahasan-pembahasan mendatang.

Berdasarkan data riset terbaru dari Kementerian Agama RI (2024), jumlah jemaah umrah asal Indonesia mencapai lebih dari 200.000 orang per tahun, sementara kuota haji sebesar 221.000 masih belum mencukupi permintaan yang terus meningkat. Studi dari Universitas Ummul Qura (2023) juga menunjukkan bahwa program kajian bahasa non-Arab di Masjid Nabawi, termasuk bahasa Indonesia, mengalami peningkatan minat hingga 40% dalam lima tahun terakhir. Infografis dari Kemenag mencatat bahwa sejak 2019, hanya terdapat satu sesi kajian resmi berbahasa Indonesia di Masjid Nabawi, yang biasanya diselenggarakan setiap pekan di area Raudhah.

Upaya peningkatan kerja sama keagamaan antara Indonesia dan Arab Saudi bukan hanya soal ibadah, tetapi juga bagian dari diplomasi budaya dan pendidikan yang strategis. Dengan memperbanyak kajian berbahasa Indonesia serta transfer ilmu pengelolaan masjid, Indonesia memiliki kesempatan untuk memperkuat kualitas spiritual dan manajerial umat Islam di tanah air. Mari terus dukung langkah-langkah nyata yang memperkuat kiprah umat, tingkatkan kualitas ibadah, dan wujudkan masjid sebagai pusat pencerahan ilmu dan ketakwaan bagi seluruh umat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan