Faqry Si Anak Jungle, Siswa Sekolah Rakyat yang Berambisi Menjadi Dokter

Muhammad Al Faqry Hasanuddin (12), siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 26 Ternate di Maluku Utara, menunjukkan semangat belajar yang luar biasa sejak pertama kali menginjakkan kaki di bangku sekolah. Tutur katanya yang cepat dan sorot matanya yang bercahaya mencerminkan semangat anak muda yang tumbuh dekat dengan alam liar.

Ia menceritakan kesehariannya yang penuh petualangan. “Aku ini anak jungle, karena hidup berbaur dengan hutan juga,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (23/11/2025).

Sebutan ‘anak jungle’ melekat karena kebiasaannya yang gemar memanjat berbagai tempat, mulai dari atap rumah, tiang listrik, hingga pohon nangka. Baginya, dari ketinggian dunia terasa lebih menarik. Ia juga senang menyelam bersama teman-temannya untuk menangkap ikan nemo yang kemudian dijual sebagai tambahan uang saku.

Awal mula Faqry mengenal sekolah rakyat bermula saat pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) datang ke rumahnya. Ia tertarik karena metodenya yang berbeda dari sekolah pada umumnya. Dukungan datang dari sang ibu yang meyakinkannya bahwa sekolah rakyat bisa menjamin masa depan yang lebih baik.

“Katanya, sekolah itu bisa bikin hidup jadi lebih pasti. Di sana Adek lebih terjamin masa depannya,” ucap Faqry menirukan pesan ibunya.

Semangat yang tak pernah padam membuatnya percaya diri menempuh pendidikan di sekolah rakyat. Ia bahkan langsung dipercaya menjadi Ketua OSIS. Baginya, jabatan ini menjadi awal pembelajaran tentang tanggung jawab dan mengelola teman sebaya.

“Sempat bingung, bagaimana cara mengurus dan mengatur mereka, tetapi sekarang sudah lebih enakan karena juga dibantu teman-teman,” ungkapnya.

Sejak bersekolah di SRMP 26 Ternate, Faqry merasakan banyak perubahan, khususnya dalam kemampuan berbahasa Indonesia. Ia mengenang bagaimana teman-temannya saling mengoreksi cara berbicara.

“Sekarang udah lebih lancar. Dulu masih campur-campur, kadang pakai bahasa daerah, kadang logatnya masih kental banget. Tapi setelah belajar di Sekolah Rakyat, tiap hari ngomong pakai Bahasa Indonesia,” ceritanya.

Ia juga merasa sistem pembelajaran di sekolah rakyat lebih menyenangkan karena disesuaikan dengan minat siswa. Faqry pernah menyampaikan impiannya menjadi dokter bedah, dan para guru langsung membimbingnya pada mata pelajaran yang perlu diperkuat.

“Aku rasa sekolah rakyat ini penting buat bangun lagi karakter diri sendiri. Biar lebih tahu cara bersikap, apalagi terhadap yang lebih tua,” ujarnya.

Latar belakang keluarga turut membentuk kepribadian Faqry. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai penjahit dengan penghasilan tidak tetap, sementara keempat kakaknya berhasil meraih gelar sarjana berkat beasiswa pemerintah. Pengalaman ini semakin memperkuat keyakinannya bahwa pendidikan mampu mengubah nasib.

Di akhir kisahnya, Faqry menyampaikan doa sederhana namun penuh harap kepada para pemimpin. Ia berharap mereka senantiasa diberi kesehatan dan kelapangan rezeki agar bisa menjalankan tugas dengan optimal.

“Semoga Bapak Prabowo sama Bapak Menteri (Mensos) sehat-sehat, rezekinya banyak, visi-visinya diselesaikan, dan jadi pemimpin yang baik untuk membangun negeri. Aamiin,” tutupnya.

Berdasarkan data riset terbaru dari Kementerian Pendidikan, Tahun 2024 tercatat 1.200 Sekolah Rakyat tersebar di 34 provinsi dengan lebih dari 100.000 siswa terdaftar. Sekolah ini terbukti berhasil meningkatkan angka partisipasi pendidikan di daerah terpencil hingga 38% dibandingkan sebelum keberadaannya. Studi kasus di Maluku Utara menunjukkan peningkatan kemampuan literasi siswa sebesar 45% dalam dua tahun terakhir, didukung oleh metode pembelajaran kontekstual dan pendekatan budaya lokal.

Semangat Faqry adalah bukti nyata bahwa pendidikan bukan sekadar proses belajar, tapi transformasi hidup. Di tengah keterbatasan, ia berdiri tegak dengan mimpi yang jelas. Setiap anak berhak merasakan kekuatan yang sama—kekuatan pendidikan untuk membuka pintu masa depan. Mari terus dukung hadirnya lebih banyak ruang belajar yang membebaskan potensi, di mana pun mereka berada.

Baca juga Berita lainnya di News Page