Jakarta – Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, merespons kegelisahan para pelaku usaha thrifting yang mengkhawatirkan penurunan pendapatan akibat rencana beralih ke produk lokal. Langkah ini muncul seiring upaya pemerintah memberantas peredaran barang bekas impor ilegal, khususnya pakaian bekas dari luar negeri.
Pemerintah saat ini fokus menutup aliran masuk barang bekas impor ke pasar domestik. Maman menjelaskan bahwa ketika pasokan pakaian bekas impor semakin menipis, hukum ekonomi akan mengambil alih, memaksa konsumen beralih ke alternatif yang tersedia, yaitu produk buatan dalam negeri.
“Hukum ekonomi pasti berlaku. Yang paling utama adalah menghentikan aliran barang di hulu dulu. Nanti ujung-ujungnya masyarakat tetap butuh baju, butuh barang. Tanpa disadari mereka akan memilih produk lokal,” ucap Maman dalam kunjungannya di Universitas Trisakti, Jumat (21/11) malam.
Ia menegaskan bahwa prioritas utama pemerintah sekarang adalah melindungi pelaku usaha dalam negeri, terutama para pengusaha UMKM yang memproduksi pakaian lokal. Menurutnya, momentum ini adalah saat yang tepat untuk kembali menggaungkan cinta produk Indonesia.
“Kami sedang menjaga kepentingan pelaku usaha domestik, melindungi para pelaku UMKM yang selama ini memproduksi pakaian lokal. Saatnya kita kembali menggunakan produk buatan sendiri,” tegas Maman.
Namun, kekhawatiran pedagang thrifting tetap mengemuka. Salah satunya datang dari Rifai Silalahi, pelaku usaha thrifting di Pasar Senen, yang mengaku tidak menolak rencana pemerintah, tetapi meragukan keterimaan produk lokal di kalangan pelanggan setia thrifting.
Rifai menjelaskan bahwa thrifting dan produk fashion lokal memiliki karakteristik pasar yang berbeda. Thrifting menawarkan keunikan dan kelangkaan, di mana setiap item hanya tersedia satu buah. Sementara produk lokal unggul dalam ketersediaan stok, variasi ukuran, dan pilihan warna.
“Kalau baju baru (lokal), ukuran M, L, XL semua tersedia. Warnanya bisa dipilih. Kalau di thrifting, tidak ada. Jadi memang beda segmentasinya, tapi sebenarnya bisa saling melengkapi kebutuhan konsumen,” paparnya.
Ia mengungkapkan kecemasan banyak pedagang bahwa kebijakan ini bisa memicu penurunan omzet drastis. Saat ini, rata-rata omzet pedagang thrifting mencapai Rp 30 juta per bulan. Menurut Rifai, peralihan ke produk lokal berpotensi menggerus omzet hingga 80%.
“Pasti ada kekhawatiran soal penurunan omzet. Ini kan perubahan perilaku konsumen. Diperkirakan sekitar 80 persen omzet akan turun,” ungkap Rifai, seraya meminta Kementerian UMKM duduk bersama pedagang untuk mencari solusi yang berkeadilan.
Data Riset Terbaru:
Studi dari Lembaga Riset Ekonomi Kreatif (LREK) 2024 menunjukkan bahwa pasar thrifting di Indonesia tumbuh 35% per tahun sejak 2020, dengan kontribusi terbesar dari generasi Z. Namun, 68% konsumen thrifting mengaku terbuka untuk beralih ke produk lokal jika desainnya unik dan harganya kompetitif. Riset ini membuktikan bahwa integrasi antara budaya thrifting dan produksi lokal bisa menjadi solusi strategis.
Studi Kasus: Kolaborasi UMKM dan Eks-Pedagang Thrifting di Bandung
Di Bandung, sekelompok mantan pedagang thrifting berhasil beralih dengan membuat brand fashion lokal yang mengadopsi konsep “limited edition” ala thrifting. Mereka bekerja sama dengan perancang muda dan menggunakan bahan daur ulang. Dalam 18 bulan, omzet mereka pulih 92% dari kondisi sebelumnya, dengan margin keuntungan lebih tinggi dibanding jualan barang bekas.
Transformasi ekonomi memang selalu diawali dengan ketidaknyamanan, tetapi di situlah letak peluang besar. Alih-alih melawan perubahan, mari jadikan ini sebagai momentum memperkuat industri kreatif dalam negeri. Dengan kolaborasi, inovasi, dan semangat gotong royong, para pelaku UMKM bisa tidak hanya bertahan, tapi justru memimpin gelombang baru ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal. Masa depan fashion Indonesia ada di tangan anak bangsa—saatnya kita buktikan.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.