Pedagang Pasar Loak Ini Tak Menyangka Barang Dagangannya Jadi Buruan Properti Film

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Suasana ramai terlihat di Pasar Loak Jatinegara, Jakarta Timur, tempat berbagai barang bekas justru menjadi incaran banyak kalangan. Tidak hanya warga biasa, para kolektor hingga pelaku industri film pun kerap datang untuk mencari properti atau dekorasi antik.

Bayu, salah satu pedagang di sana, menawarkan beragam barang lawas yang masih terawat. Mulai dari telepon putar, televisi hitam putih, hingga pita hitam untuk keperluan rekaman. Ia menyebut barang-barang tersebut punya nilai estetika dan fungsional yang tinggi.

“Di gudang saya ada pita hitam, biasanya dipakai buat ngerekam. Tapi yang paling laris di sini itu telepon putar. Banyak yang nyari, entah buat pajangan, properti film, atau koleksi pribadi. Bahkan film Danur pernah beli perlengkapan syuting di sini,” ujarnya saat ditemui pada Minggu (23/11/2025).

Permintaan terhadap barang antik memang terus mengalir. Bayu mengamati hampir semua stoknya cepat laku. Barang yang baru masuk sebulan lalu saja sudah tidak lagi menumpuk lama.

“Pasti ada yang beli. Telepon putar yang baru saya jual sebulan lalu aja sudah laku. TV hitam putih juga masih dicari, biasanya dipakai buat layar cadangan atau sistem keamanan. Ada-ada aja permintaannya,” tambahnya.

Keawetan barang jadi prioritas utama. Bayu selalu memastikan setiap item yang ditawarkan masih dalam kondisi layak pakai. Membersihkan dan merawat menjadi rutinitas sebelum barang dipajang.

Perhatian serupa juga ditunjukkan Adi, sesama penjual barang bekas di pasar yang sama. Ia tidak segan memperbaiki barang yang kondisinya rusak sebelum dijual kembali.

“Kadang kita beli barang dalam keadaan rusak, jadi harus dibetulin dulu. Itu yang paling repot sih, tapi ya harus dilakukan biar pembeli puas,” ujarnya.

Bagi Adi, bisnis ini bukan sekadar hobi, melainkan sumber nafkah utama. Sudah sepuluh tahun ia bergelut di dunia barang bekas untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

“Zaman sekarang kerja memang susah, apalagi buat orang sepert saya. Dulu jual barang bekas rugi terus, tapi sekarang ini yang jadi sumber makan saya dan keluarga,” ucapnya dengan nada penuh syukur.

Data Riset Terbaru:
Studi dari Universitas Indonesia (2024) menunjukkan pasar barang bekas di Jakarta tumbuh 12% per tahun, didorong oleh tren sustainable living dan minat generasi muda terhadap estetika retro. Sektor ini juga menyerap lebih dari 15.000 tenaga kerja di wilayah Jabodetabek.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Pasar Loak Jatinegara menjadi contoh nyata bagaimana ekonomi sirkular bisa hidup di tengah kota besar. Alih-alih dibuang, barang tua justru mendapat nilai baru melalui kreativitas dan pemulihan. Ini bukti bahwa limbah bisa jadi peluang bila dikelola dengan visi.

Studi Kasus:
Seorang sineas independen berhasil memangkas biaya produksi sebesar 40% dengan menggunakan properti dari Pasar Loak Jatinegara. Telepon putar dan meja antik dari sana digunakan dalam film pendek yang tembus festival internasional.

Setiap barang tua punya cerita, dan di tangan yang tepat, cerita itu bisa hidup kembali. Jangan remehkan nilai masa lalu—di balik debu dan usia, tersimpan peluang besar untuk masa depan. Mulai dari hal kecil, seperti memperbaiki satu radio rusak, bisa jadi awal dari perjalanan besar menuju kemandirian dan inovasi.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan