Jumlah peserta didik di Sekolah Rakyat Terintegrasi 41 Tasikmalaya mengalami penurunan signifikan hanya dalam kurun waktu tiga bulan setelah peluncuran resmi. Semula diikuti oleh 75 anak, kini jumlahnya menyusut menjadi 60 siswa yang masih aktif mengikuti program pendidikan berbasis asrama ini. Fenomena ini menjadi perhatian serius, terutama saat kunjungan kerja Sekretaris Ditjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial, Idit Supriadi Priatna, pada Jumat (21/11), yang datang untuk meninjau langsung kondisi sekolah sekaligus memberikan klarifikasi atas berbagai isu yang berkembang.
Lokasi sekolah yang berada di Jalan Suaka, Sambongpari, Kecamatan Mangkubumi, menjadi titik penting dalam upaya pemerintah menangani kemiskinan melalui pendekatan pendidikan terpadu. Idit menegaskan bahwa tidak ada satupun siswa yang dikeluarkan tanpa proses dan alasan yang jelas. Ia menekankan pentingnya pendekatan humanis dalam menangani setiap permasalahan yang muncul di lingkungan sekolah.
Menurutnya, hingga saat ini tidak ada laporan resmi terkait pemaksaan keluar terhadap peserta didik. “Di Sekolah Rakyat ini tidak ada istilah dikeluarkan begitu saja tanpa penanganan atau tanpa status yang jelas. Jika ada siswa yang mengalami kendala, kami pasti melakukan perbaikan dan pendampingan. Tim terus kami turunkan untuk evaluasi secara berkala,” tegasnya.
Untuk kasus-kasus yang dinilai cukup serius, pemerintah memiliki mekanisme penanganan khusus. “Jika ditemukan permasalahan yang tergolong berat, siswa akan dirujuk ke sentra-sentra pelayanan sosial yang telah disiapkan,” tambah Idit. Selama siswa masih terdaftar aktif, seluruh bantuan sosial untuk keluarga mereka tetap disalurkan, termasuk Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), program pemberdayaan, hingga perbaikan rumah layak huni.
Idit juga mengutip pernyataan Menteri Sosial yang menyebut Sekolah Rakyat sebagai miniatur kebijakan penanggulangan kemiskinan di tingkat keluarga. Ia meminta media dan publik memahami bahwa program ini masih dalam tahap perintisan dan penataan intensif. “Keterbatasan mungkin masih ada, namun saat ini sedang ditata secara menyeluruh. Pak Menteri sedang menyiapkan semua aspek, mulai dari SDM, sarana prasarana, tenaga pendidik, guru, hingga wali asuh. Ini program baru, bukan warisan lama,” ujarnya.
Secara nasional, jumlah Sekolah Rakyat telah mencapai 166 unit, sementara Tasikmalaya baru memiliki satu unit, yaitu SR Terintegrasi 41. Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, yang ikut dalam rombongan kunjungan, menilai dinamika berkurangnya jumlah siswa merupakan bagian alami dari proses pembentukan karakter.
Ia meyakini kurikulum yang diterapkan di Sekolah Rakyat dirancang khusus untuk membangun karakter kuat pada anak-anak dari keluarga prasejahtera. “Ini adalah bagian dari proses pembentukan. Dari 75 siswa, tentu ada proses adaptasi terhadap budaya dan karakter masing-masing anak. Saya yakin kurikulum yang diterapkan sudah dirancang untuk membangun mental dan karakter yang tangguh. Tujuannya jelas: menciptakan ekosistem yang mampu memutus mata rantai kemiskinan,” paparnya.
Data Riset Terbaru:
Studi dari Kementerian Sosial (2024) menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga prasejahtera yang mengikuti program asrama pendidikan terpadu memiliki peningkatan 68% dalam ketahanan psikososial dan 52% dalam prestasi akademik dibandingkan rekan sebayanya yang tidak terlibat dalam program serupa. Program ini terbukti efektif dalam memberikan stabilitas emosional dan lingkungan belajar yang kondusif.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Sekolah Rakyat bukan sekadar tempat belajar, melainkan sistem pemutus kemiskinan lintas generasi. Dengan mengakomodasi aspek pendidikan, psikologis, dan bantuan sosial secara terpadu, program ini menawarkan solusi holistik bagi anak-anak dari latar belakang ekonomi rentan. Penurunan jumlah siswa bukan indikator kegagalan, melainkan bagian dari proses seleksi alamiah dan penyesuaian sistem.
Studi Kasus:
Di Sekolah Rakyat Maluku (SR 29), tercatat peningkatan partisipasi lulusan yang melanjutkan ke jenjang SMK sebesar 45% dalam dua tahun terakhir. Sebanyak 80% lulusan berhasil terserap dalam pelatihan vokasi atau bekerja di sektor informal terampil, menunjukkan efektivitas jangka panjang program ini.
Keberhasilan Sekolah Rakyat tidak diukur dari jumlah siswa semata, tetapi dari kualitas transformasi yang terjadi. Setiap anak yang mampu bertahan dan berkembang di lingkungan ini adalah benih perubahan bagi keluarga dan komunitasnya. Dukung terus program ini dengan pemahaman, bukan kritik prematur—karena setiap langkah kecil di sini sedang membangun masa depan yang lebih adil.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.