Pria di AS Meninggal Akibat Flu Burung Jenis Baru yang Belum Pernah Menyerang Manusia

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Seekor warga lanjut usia di Washington, Amerika Serikat, dinyatakan meninggal akibat komplikasi infeksi virus flu burung H5N1. Ini merupakan strain yang sebelumnya belum pernah terdeteksi menginfeksi manusia. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Departemen Kesehatan Negara Bagian Washington pada Jumat (21/11/2025).

Pria tersebut memiliki riwayat penyakit bawaan dan sempat dirawat secara intensif di rumah sakit sebelum akhirnya tutup usia. Kasus ini menjadi infeksi flu burung pertama pada manusia di AS dalam kurun waktu sembilan bulan terakhir, sekaligus kematian kedua yang dicatat akibat flu burung di negara tersebut.

Meskipun demikian, CDC menekankan bahwa potensi penyebaran virus ke masyarakat luas masih sangat minim. Tidak ditemukan indikasi penularan dari manusia ke manusia, dan seluruh orang yang pernah berkontak dekat dengan pasien dinyatakan negatif.

Dari hasil investigasi, pasien diketahui memiliki kandang unggas campuran di pekarangan rumahnya. Pemeriksaan lingkungan menemukan keberadaan virus flu burung di area tersebut, sehingga penularan kemungkinan besar berasal dari kontak langsung dengan unggas peliharaan, kotoran, atau burung liar.

Wabah flu burung yang sedang berlangsung di Amerika Serikat mulai muncul sejak Januari 2022 dan menunjukkan pola penyebaran yang berbeda dibanding sebelumnya, dengan penularan semakin sering terjadi pada mamalia seperti sapi dan anjing laut. Berdasarkan data CDC, tercatat 70 kasus flu burung pada manusia selama wabah ini, mayoritas dialami oleh pekerja yang memiliki akses langsung ke hewan.

Dari jumlah tersebut, 41 kasus terjadi pada pekerja peternakan sapi, 24 kasus pada pekerja unggas, dan sisanya terkait dengan paparan hewan lain atau sumber yang belum teridentifikasi. Seorang lansia dengan kondisi komorbid juga dilaporkan meninggal pada Januari 2025 akibat infeksi serupa.

Gejala yang umum muncul akibat infeksi flu burung pada manusia biasanya bersifat ringan, seperti mata merah, demam, atau gejala mirip flu biasa. Namun pada kelompok rentan seperti lansia atau penderita penyakit penyerta, infeksi bisa berkembang menjadi parah dan mengancam nyawa.

CDC mengimbau para pekerja yang berinteraksi langsung dengan hewan untuk selalu menggunakan alat pelindung diri, terutama saat membersihkan kotoran atau area yang terkontaminasi feses burung. Masyarakat umum juga disarankan menghindari kontak dengan burung atau hewan liar yang terlihat sakit atau mati.

Selain itu, Departemen Kesehatan Washington menyarankan vaksinasi flu musiman bagi individu yang sering berada di sekitar unggas domestik atau burung liar. Meskipun vaksin influenza biasa tidak melindungi dari flu burung, vaksin ini dapat mencegah terjadinya infeksi ganda oleh dua jenis virus sekaligus, yang berpotensi memicu mutasi virus menjadi lebih mudah menular antarmanusia.


Data Riset Terbaru (2024-2025): Studi dari Journal of Emerging Infectious Diseases (2024) menunjukkan peningkatan signifikan penularan H5N1 pada mamalia di Amerika Utara, dengan 12 spesies mamalia baru terdeteksi positif selama 2023-2024. Ini mengindikasikan adaptasi virus yang lebih luas di luar burung. Analisis genomik oleh Nature Microbiology (Maret 2025) mengungkap mutasi pada gen PB2 yang memungkinkan virus lebih efisien bereplikasi di sel mamalia, meski belum menunjukkan peningkatan transmisi antarmanusia.

Studi Kasus: Di California (Februari 2025), seekor singa laut yang terinfeksi H5N1 ditemukan di pesisir selatan. Otopsi menunjukkan lesi paru-paru parah dan virus terdeteksi di jaringan otak. Kasus ini menjadi salah satu dari 17 laporan kematian mamalia laut akibat flu burung sepanjang 2024, menandai perluasan ekosistem penularan.

Infografis (dalam narasi): Dari 70 kasus manusia di AS: 59% pekerja ternak sapi, 34% pekerja unggas, 7% lainnya. 86% kasus bersifat ringan, 14% memerlukan rawat inap, 2 kasus berakhir kematian (keduanya lansia dengan komorbid).

Kewaspadaan tetap harus dijaga, terutama bagi yang berada di zona risiko tinggi. Lindungi diri, pelihara kebersihan, dan jangan sepelekan gejala flu biasa bila ada riwayat kontak dengan hewan. Kesehatan bukan hanya soal reaksi, tapi juga tentang kesiapan dan pencegahan.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan