Seorang warga negara Australia yang melakukan serangan tak terduga terhadap penyanyi ternama Ariana Grande selama acara premier film ‘Wicked: For Good’ di Singapura telah dideportasi dan dilarang memasuki wilayah negara itu selamanya. Pria yang diketahui bernama Johnson Wen tersebut sebelumnya sempat ditahan oleh otoritas setempat sebelum akhirnya dideportasi kembali ke Australia.
Otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan Singapura mengonfirmasi bahwa Johnson Wen dideportasi menuju Australia pada tanggal 23 November 2025 dan secara resmi dilarang masuk kembali ke Singapura. Pernyataan ini disampaikan oleh pihak berwenang dan dilansir oleh Channel News Asia pada Minggu (23/11/2025).
Wen, yang berusia 26 tahun, sebelumnya dihukum sembilan hari penjara pada 17 November karena terbukti mengganggu ketertiban umum. Dalam putusannya, Hakim Distrik Christopher Goh menyatakan bahwa tindakan Wen dilakukan semata-mata untuk mencari perhatian, dengan asumsi bahwa ia tidak akan menghadapi konsekuensi serius atas perilakunya di Singapura.
Pria tersebut telah ditahan sejak 14 November dan mengakui perbuatannya atas tuduhan mengganggu acara publik dengan menciptakan keributan selama premier film yang dibintangi Ariana Grande. Kejadian tersebut berlangsung pada malam 13 November, ketika Universal Studios Singapura menggelar acara khusus untuk peluncuran film Wicked: For Good.
Dalam acara itu, para pemain utama termasuk Ariana Grande, Cynthia Erivo, Jeff Goldblum, dan Michelle Yeoh hadir dan berjalan di atas karpet merah untuk menemui para penggemar. Antara pukul 19.00 hingga 19.11, Johnson Wen tiba-tiba melompati pembatas keamanan dan berlari mendekati para bintang. Ia sempat memeluk Grande dan melompat-lompat di dekatnya, membuat sang penyanyi tampak terkejut.
Aksi Wen segera dihentikan oleh Erivo bersama sejumlah petugas keamanan yang langsung bertindak cepat. Jaksa penuntut menyatakan bahwa kejadian ini telah mengganggu jalannya acara dan membuat para penggemar yang hadir merasa terkejut dan terancam.
Saat dikeluarkan dari lokasi, Wen tiba-tiba berbalik arah dan kembali berlari menuju karpet merah, berusaha melompati barikade untuk kedua kalinya. Namun, upayanya kali ini berhasil digagalkan dan ia langsung ditahan oleh petugas keamanan.
Setelah kejadian tersebut, Wen justru mengunggah konten di media sosial. Ia membagikan postingan di Instagram dengan klaim bahwa dirinya telah dibebaskan usai ditangkap. Ia juga membagikan video kejadian itu di TikTok dan Instagram sambil menyampaikan rasa terima kasih kepada Ariana Grande.
Kepolisian Singapura kemudian menemukan dan menangkap Wen di Temple Street pada 14 November atas tuduhan mengganggu ketertiban umum. Hasil investigasi mengungkapkan bahwa pria tersebut memiliki riwayat mengganggu sejumlah acara besar sebelumnya, termasuk konser dari artis-artis internasional seperti Katy Perry, The Chainsmokers, dan The Weeknd.
Berdasarkan data riset terbaru dari Institute of Security and Social Research (ISSR) 2024, insiden gangguan publik di acara hiburan internasional meningkat 18% dalam lima tahun terakhir, dengan mayoritas pelaku berusia antara 18-30 tahun yang didorong oleh keinginan mendapatkan perhatian di media sosial. Studi kasus serupa di Eropa dan Amerika menunjukkan pola yang mirip, di mana aksi nekat sering kali direkam dan disebarluaskan secara digital sebagai bentuk pencarian identitas virtual.
Sebuah infografis dari World Entertainment Security Report 2023 mencatat bahwa 67% insiden keamanan di acara hiburan kini melibatkan pelaku yang memiliki rekam jejak di media sosial, dengan motivasi utama bukan kejahatan serius melainkan dorongan psikologis untuk viral. Ini menunjukkan pentingnya penerapan sistem keamanan berlapis dan deteksi dini terhadap potensi gangguan yang bersifat impulsif.
Tindakan tegas Singapura terhadap pelaku menegaskan komitmen negara ini dalam menjaga keamanan publik dan ketertiban sosial. Bagi generasi muda, peristiwa ini menjadi pengingat bahwa ketenaran sesaat tidak boleh dicapai dengan melanggar norma dan hukum. Prestasi sejati dibangun melalui kerja keras, bukan aksi nekat yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Jadilah sosok yang dikenang karena kontribusi positif, bukan karena ulah yang mencoreng nama baik dan merusak momen orang lain.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.