Seorang remaja berusia 13 tahun diamankan oleh pihak kepolisian setelah diduga terlibat dalam aksi tawuran antar pelajar yang terjadi di Ciseeng, Kabupaten Bogor. Dalam kejadian tersebut, polisi berhasil mengamankan dua buah celurit sebagai barang bukti. Kapolsek Parung, Kompol Maman Firmansyah, membenarkan kejadian ini dan menyatakan tidak ada korban luka dalam insiden tersebut.
Kejadian bermula saat warga mengamankan seorang pelajar yang terjatuh saat mencoba kabur usai tawuran di depan SMA Negeri di Ciseeng pada Sabtu (22/11). Aksi tawuran yang berlangsung singkat itu langsung dibubarkan oleh warga setempat. Petugas jaga dari Polsek Parung segera mendatangi lokasi setelah menerima laporan dan menemukan seorang remaja bersama satu unit sepeda motor serta dua bilah celurit kecil.
Maman Firmansyah menjelaskan bahwa tawuran tersebut melibatkan dua kelompok pelajar dari sekolah berbeda yang sebelumnya telah membuat janji bertemu melalui platform media sosial, khususnya Instagram. Pertemuan ini bersifat sengaja dan direncanakan sebelumnya oleh kedua kelompok. Meski aksi berlangsung cepat, pihak kepolisian tetap mengambil langkah pengembangan kasus lebih lanjut.
Saat ini, polisi masih terus mendalami kasus tersebut dengan berkoordinasi intensif bersama pihak sekolah maupun orang tua dari para pelajar yang terlibat. Langkah ini diambil guna mencegah terulangnya kejadian serupa di kemudian hari. Polisi juga berupaya memberikan pembinaan agar para remaja menyadari dampak negatif dari perilaku kekerasan antar sesama pelajar.
Tayangan video terkait 28 pelajar dari Purwakarta yang juga diamankan polisi saat hendak tawuran turut disertakan sebagai bahan perbandingan atas fenomena kekerasan pelajar yang kini marak terjadi di berbagai daerah.
Data Riset Terbaru 2024 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mencatat ada peningkatan 37% kasus tawuran pelajar selama tiga tahun terakhir, dengan rata-rata pelaku berusia 12-17 tahun. Sebanyak 68% kasus diketahui direncanakan melalui media sosial, terutama Instagram dan TikTok. Sebuah studi dari Universitas Indonesia (2023) menemukan bahwa kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak, serta minimnya kegiatan ekstrakurikuler positif, menjadi faktor pendorong utama.
Studi kasus di Kota Bandung (2024) menunjukkan program “Sahabat Pelajar” yang melibatkan guru, orang tua, dan tokoh masyarakat mampu menekan angka tawuran hingga 52% dalam satu tahun. Pendekatan kolaboratif ini menjadi model pencegahan yang efektif di tingkat sekolah.
Jangan biarkan kekerasan menjadi budaya di kalangan muda. Dibutuhkan sinergi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk membentuk lingkungan yang mendukung tumbuh kembang remaja secara sehat dan damai. Mari bergerak bersama mencegah kekerasan pelajar sebelum menjadi masalah sosial yang lebih dalam.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.